Buah
Naga
Oleh Ika Safari
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis berhasil menyelesaikan Makalah ini
yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “Budidaya Tanaman Buah
Naga”
Makalah
ini berisikan tentang informasi Budidaya Tanaman Buah Naga atau yang lebih
khususnya membahas tentang segala macam perlakuan yang bisa diberikan kepada
tanaman buah naga. Diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi kepada
kita semua tentang pengolahan pada tanaman buah naga.
Penulis
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu penulis harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Akhir
kata, penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT
senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.
I. PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Buah
naga atau lazim juga disebut pitaya, terakhir ini menjadi salah satu buah yang
popular di kalangan masyarakat. Buah yang termasuk kelompok kaktus atau family
cactaceae ini sangat digemari oleh masyarakat untuk konsumsi. Rasa
yang manis dan segar pada buah naga membuat para konsumennya ketagihan, buah
naga juga memiliki berbagai khasiat obat yang bermanfaatkan bagi kesehatan
tubuh.
Menurut
Mahadianto (2007) buah naga memiliki cukup banyak khasiat bagi kesehatan
diantaranya sebagai penyeimbang kadar gula darah, membersihkan darah,
menguatkan ginjal, menyehatkan lever, perawatan kecantikan, menguatkan daya
kerja otak, meningkatkan ketajaman mata, mengurangi keluhan panas dalam dan
sariawan, menstabilkan tekanan darah, menguragi keluhan keputihan, mengurangi
kolesterol, mencegah kanker usus serta mencegah sembelit dan memperlancar
feses.
Selain
kandungan vitamin C yang tinggi, buah naga mengandung 80% air (Simatupang,
2007). Zat nutrisi lain yang terkandung di dalam buah naga ialah serat,
kalsium, zat besi, fosfor yang cukup bermanfaat untuk mengatasi penyakit darah
tinggi. Buah naga yang berdaging merah juga baik untuk memperbaiki penglihatan
mata karena mengandung karotenoidnya yang tinggi. Fitokimia di dalam buahnya
juga diketahui dapat menurunkan resiko kanker.
Buah
naga memilki nilai ekonomi yang cukup tinggi jika dibandingkan dengan buah yang
lain. Hal ini menjadi peluang usaha bagi investor domestik untuk melakukan
pembudidayaan buah naga dengan skala yang cukup besar. Buah naga mulai
dikembangkan di tanah air serta memiliki peluang besar untuk disebarluaskan.
Beberapa sentra agribisnis buah naga mulai berkembang antara lain malang,
delanggu, kulonprogo, dan DI Yogyakarta (Purba, 2007).
Kondisi
iklim dan keadaan tekstur tanah di Indonesia mendukung untuk pengembangan
agribisnis buah naga. Komoditas ini mempunyai prospek yang cerah untuk peluang
komoditas ekspor dan pasarnya masih terbuka lebar serta memiliki potensi yang
sangat baik dikembangkan di Indonesia (Deptan, 2005).
Terdapat
empat jenis buah naga yang dikembangkan yaitu buah naga daging putih
(Hylocereus undatus), buah naga daging merah (Hylocereus polyrhizus), buah naga
daging super merah (Hylocereus costaricensis) dan buah naga kulit kuning daging
putih (Selenicereus megalanthus). Masing-masing buah naga memiliki
karakteristiknya sendiri. Dari buah naga yang dikembangkan tersebut buah
naga Hylocereus polyrhizus lebih sering dibudidayakan karena memilki
kelebihan tersendiri yaitu ukuran buah buah lebih besar dan warna daging lebih
menrik. Sedangkan buah naga yang jarang dibudidayakan adalah bauah
naga Selenicereus megalanthuskarena ukuran buah yang relatif kecil
walaupun rasanya paling manis diantara jenis yang lain.
Persilangan
diantara kedua jenis buah naga tersebut kemungkinan bisa dilakukan sebagai upaya
untuk meningkatkan nilai ekonomis buah naga. Persilangan merupakan cara paling
populer untuk meningkatkan variasi genetik karena relatif mudah, murah dan
efektif untuk dilakukan ( Anonim, 2007). Saat ini persilangan buah naga
jenis Hylocereus polyrhizus dan Selenicereus
megalanthus masih jarang dilakukan, sehingga perlu dilakukan penelitian
untuk mengetahui adanya kompatibilitas persilangan buah naga tersebut.
Dari
keempat jenis buah naga tersebut, buah naga daging putih paling digemari dan
diminati. Selain bentuk dan ukurannya yang lebih besar, buah naga daging putih
juga lebih segar karena rasa masamnya yang khas. Buah naga yang berasal dari
jenis tanaman rumpun kaltes ini berasal dari Israel, dan terus dikembangkan di
Australia, Thailand dan Vietnam. Morfologi tanaman buah naga terdiri dari akar,
batang, duri dan bunga serta buah. Akar buah naga hanyalah akar serabut yang
berkembang di dalam tanah di batang atas sebagai akar gantung. Akar tumbuh di
sepanjang batang di bagian punggung sirip di sudut batang. Di bagian duri
muncul ini akan tumbuh bunga yang bentuknya mirip bunga Wijayakusuma. Bunga
yang tidak rontok berkembang menjadi buah. Buah naga bentuknya bulat agak
lonjong seukuran dengan buah alpukat. Kulit buahnya berwarna merah menyala
untuk jenis buah naga putih dan merah, berwarna merah gelap untuk buah naga
hitam dan berwarna kuning untuk buah naga kuning. Di sekujur kulit dipenuhi
dengan jumbai-jumbai yang dianalogikan dengan sisik seekor naga, oleh sebab
itu, buah ini disebut buah naga. Batangnya berbentuk segitiga, durinya pendek
sekali dan tidak mencolok, sampai mereka dianggap "kaktus tak
berduri".
B. Tujuan
Tujuan
dibuatnya makalah tentang buah naga ini antara lain:
1. Agar
para petani buah naga bisa memperoleh sedikit pengalaman setelah membacanya
2. Mengarahkan
penanaman buah naga ke tren organik, karena dengan budidaya organik dapat
dihasilkan buah dengan kualitas yang lebih baik.
3. Memberi
tahu teknik budi daya tanaman buah naga yang baik dan benar sehingga bisa
diperoleh hasil yang maksimal bagi para petaninya.
C. Manfaat
Penyusunan makalah
ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi para pembaca, serta bisa
memberikan pengetahuan yang bisa dimanfaatkan dalam budidaya buah naga (dragon
fruit). Buah naga yang ada saat ini diharapkan bisa berkembang dan menghasilkan
kualitas yang semakin baik, sehingga bisa memenuhi kebutuhan pasar akan
tingginya permintaan buah ini. Sangat diharapkan makalah ini bisa memberi
manfaat yang positif untuk pembacanya.
II. PEMBAHASAN
A. Mengenal
Buah Naga
Belum
banyak orang yang mengenal buah naga, hanya kalangan tertentu yang memanfaatkan
buah ini untuk kegiatan keagamaan maupun untuk konsumsi. Kini popularitas buah
naga meroket karena, bentuknya yang unik, baik buahnya maupun tanamannya. Buah
naga memang pendatang baru di dunia buah-buahan tanah air. Tanaman buah naga
berasal dari Meksiko, Amerika Tengah, dan Amerika Selatan. Dragon
fruit mulai diperkenalkan di Indonesia pada dekade 90-an, lantaran
bentuknya yang eksotik, aroma harum, dan rasa yang manis membuat buah kaktus
madu tersebut semakin mendapat tempat tersendiri di hati pecinta buah-buahan di
Indonesia. Ketersediaan buah naga masih langka di pasaran, dan mulai meluas
dikenal di Indonesia awal tahun 2000-an yang saat itu didatangkan dari
Thailand.
Buah
naga (Inggris:
pitaya) adalah buah dari beberapa jenis kaktus dari margaHylocereus dan Selenicereus.
Buah ini berasal dari Meksiko, Amerika
Tengah dan Amerika
Selatan, namun sekarang juga dibudidayakan di
negara-negara Asia seperti Taiwan, Vietnam,Filipina,
dan Malaysia.
Buah ini juga dapat ditemui di Okinawa, Israel, Australia utara
danTiongkok selatan.
Hylocereus hanya mekar pada malam hari.
Pada
tahun 1870 tanaman
ini dibawa orang Perancis dari Guyana ke
Vietnam sebagai tanaman hias. Oleh orang Vietnam dan orang Cina buahnya
dianggap membawa berkah. Oleh sebab itu, buah ini selalu diletakkan di antara
dua ekor patung naga berwarna hijau di atas meja altar. Warna merah buah jadi
mencolok sekali di antara warna naga-naga yang hijau. Dari kebiasaan inilah
buah itu di kalangan orang Vietnam yang
sangat terpengaruh budaya Cina dikenal sebagai thang loy (buah naga). Thang loy
orang Vietnam ini kemudian diterjemahkan di Eropa dan negara lain yang
berbahasa Inggris sebagai dragon fruit (buah naga).
Buah
naga mulai masuk pasaran, sehingga gampang dijumpai di swalayan di seluruh
nusantara. Selain rasanya yang manis, buah naga juga memberi manfaat besar bagi
tubuh manusia yaitu banyak mengandung vitamin dan mineral penting bagi tubuh.
Tak heran jika permintaan konsumen untuk buah naga semakin hari semakin
meningkat. Untuk memenuhi kebutuhan konsumen, buah naga kini marak di kebunkan.
Penanaman buah naga tersebar dari Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, hingga
Kalimantan. Selain di lahan yang luas, buah naga juga dapat diusahakan di lahan
sempit seperti halaman rumah dengan menggunakan pot.
Tanaman
buah naga pada awalnya dipergunakan sebagai tanaman hias karena sosoknya yang
unik, eksotik, serta tampilan bunga dan buah yang menarik. Bunganya cukup unik
mirip dengan bunga wijayakusuma, berbentuk corong.
Bunga
buah naga akan berkembang menjadi buah dengan tampilan buahnya berkulit merah
serta bersisik. Sejak penduduk asli mengetahui bahwa buah naga bisa dimakan dan
rasanya enak, mereka pun mengkonsumsi buah naga sebagai buah-buahan segar di
meja hidangan. Buah naga diperkenalkan di Indonesia pada dekade 90-an.
Keberadaan
buah naga bila dibandingkan dengan Vietnam dan Thailand masih sangat minim, hal
ini disebabkan karena buah naga belum dikenal luas oleh masyarakat dan teknik
budi dayanya yang baik belum diketahui.
Buah
naga semakin naik daun lantaran dipicu oleh impor buah naga dari Thailand yang
semakin membludak di pasar buah-buahan Indonesia. Semakin banyak yang minat
terhadap buah naga, melihat peluang tersebut para pekebun buah mulai
mengembangkan budi daya buah naga di Indonesia. Penanaman buah naga sudah
sampai ke Papua, meluasnya penanaman buah naga ini karena teknik budi dayanya
cukup mudah dilakukan sekaligus didukung oleh iklim tropis Indonesia yang
sangat baik untuk pertumbuhan dan perkembangan buah naga.
Budi
daya buah naga di Indonesia pada umumnya masih menggunakan bahan kimia, artinya
proses budi daya masih menggunakan pupuk kimia (anorganik), seperti urea,
fosfor (P), kalium (K), atau NPK, zat pengatur tumbuh, pestisida, dan bahan
kimia lain yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan tanaman buah naga.
Sayangnya, budi daya tanaman menggunakan bahan kimiawi tersebut membawa dampak
negatif, baik dari segi kesehatan, kelestarian lingkungan, maupun segi ekonomi.
Penggunaan
bahan kimia yang berlebihan dapat merusak tingkat kesuburan tanah. Tekstur
tanah akan menjadi keras dan kurang subur. Penggunaan pestisida dapat berakibat
pada kematian serangga-serangga penyerbuk, selain itu hama akan menjadi
resisten terhadap pestisida tertentu. Penggunaan pestisida dosis tinggi atau
berlebihan mengakibatkan timbulnya residu bahan kimia dalam buah.
B. Kegunaan
Buah Naga
Buah
naga memiliki aneka manfaat dan kegunaan, baik dari aspek gizi dan kesehatan,
religi, estetika, dan ekonomi. Buah naga mengandung banyak zat gizi terutama
vitamin dan mineral esensial. Beberapa jenis buah naga (daging merah) juga
banyak mengandung antioksidan yang baik untuk mencegah penyakit kanker.
Beberapa
kandungan buah naga yang penting bagi kesehatan antara lain vitamin C, kalsium,
fosfor, serta serat. Vitamin C paling tinggi terdapat pada buah naga putih
jenisHylocereus undatus. Kandungan fosfor dan serat yang paling tinggi terdapat
pada Hylocereus polyrhizus, atau lebih dikenal sebagai buah naga merah,
sedangkan kandungan kalsium palinf tinggi terdapat pada buah naga kuning
(Selenicereus megalanthus), jenis ini jarang ditanam di Indonesia.
Buah
naga dapat digunakan untuk mengatasi atau mencegah penyakit kanker usus besar,
diabetes, hipertensi, osteoporosis, ginjal, menurunkan kolesterol, dan
sebagainya. Mengkonsumsi buah naga secara rutin dapat menghindarkan kita dari
serangan penyakit-penyakit tersebut. Buah naga juga banyak yang dimanfaatkan
untuk kegiatan religi.
Buah
naga juga berperan dalam berbagai kegiatan keagamaan terutama yang dilakukan
etnis Tionghoa. Menjelang berbagai acara keagamaan terutama menjelang tahun
baru, biasanya masyarakat Tionghoa memerlukan buah naga, selain itu buah naga
banyak dihidangkan dalam acara-acara lain seperti peringatan Natal dan tahun
baru masehi. Manfaat estetika dapat dilihat dari bentuk tanaman dan bentuk buah.
Tanaman buah naga pada dasarnya merupakan tanaman hias yang sangat baik di
tanam di halaman rumah sebagai penambah keindahan rumah.
C. Botani
Buah Naga
Buah
naga merupakan kelompok tanaman kaktus atau family Cactaceae (subfamily
Hylocereanea), dan termasuk genus Hylocereus yang terdiri dari beberapa spesies
di antaranya dalah buah naga yang biasa dibudidayakan dan bernilai komersial
tinggi. Secara lengkap, klasifikasi buah naga disajikan sebagai berikut:
Kingdom:
Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom:
Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super
Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi:
Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas:
Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Kelas:
Hamamelidae
Ordo:
Caryophyllales
Spesies:
- Hylocereus undatus (Haw.)Britt.Et R (daging putih)
- Hylocereus
polyrhizus (daging merah)
- Hylocereus
costaricensis (daging super merah)
- Selenicereus
megalanthus (kulit kuning, daging putih, tanpa sisik)
Di
antara keempat jenis buah naga di atas, hanya tiga jenis pertama yang banyak
dibudidayakan di Indonesia yaitu H. undatus, H. polyrhizus,dan H.
costaricensis. Hylocereus undatus paling banyak ditanam lantaran
jenis ini yang pertama kali masuk ke Indonesia. Secara morfologis, tanaman buah
naga termasuk tanaman tidak lengkap karena tidak memiliki daun. Untuk dapat
beradaptasi dengan lingkungan gurun tanaman buah naga memiliki duri di
sepanjang batang dan cabangnya guna mengurangi penguapan.
Tanaman
buah naga merupakan tanaman memanjat dan bersifat epifit, di habitat aslinya
tanaman ini memanjat tanaman lain untuk tumbuh. Meskipun akar nya di dalam
tanah dicabut, tanaman buah naga masih bisa bertahan hidup karena terdapat akar
yang tumbuh di batang. Morfologi tanaman buah naga dari akar, batang dan
cabang, bunga, buah, serta biji:
1. Akar
Pada
umumya perakaran buah naga dangkal, yaitu berkisar 20-30 cm, namum menjelang
produksi buah biasanya perakaran bisa mencapai kedalaman 50-60 cm mengikuti
perpanjangan batang berwarna cokelat yang tertanam di dalam tanah. Buah naga
mampu bertahan di daerah kering karena kemampuan akar beradaptasi dengan baik
pada kondisi kekeringan, namun akar tanaman buah naga umumya tidak tahan
terhadap genangan air dalam jangka waktu yang lama. Buah naga juga memiliki
akar yang tumbuh di batang, akar tersebut biasanya disebut akar aerial (akar
udara), yang berfungsi untuk menempel dan merambatnya pada tanaman lain.
Umumnya,
tanaman buah naga menghendaki pH tanah yang normal (pH 6-7). Pada pH tersebut
tanaman akan tumbuh subur dan mampu berproduksi dengan baik. Beberapa
literature menyebutkan bahwa akar tanaman buah naga peka terhadap kemasaman
tanah.
2. Batang
dan cabang
Tanaman
buah naga merupakan tanaman perennial, tumbuh cepat, merambat, dan tidak
berdaun. Batang buah naga berwarna hijau tua dan besegmen- segmen, batang buah
naga kebanyakan triangular (bersudut tiga) namun terkadang ditemukan bersudut
empat atau lima. Batang buah naga tidak berkayu dan kebanyakan berduri. Tanaman
buah naga dapat tumbuh mencapai 6 meter jika dibiarkan, namun pada umumnya
hanya mencapai 2-3 meter saja karena batang pokok dipangkas untuk pembentukan
cabang produksi.
3. Buah
Buah
naga berbentuk lonjong agak mengerucut (oblong) atau secara umum disebut bentuk
berry. Buah tanaman ini mempunyai variasi warna, mulai dari kuning, pink,
sampai merah. Selain warna kulit buah, warna daging buahnya pun beragam, ada
yang berwarna putih, kuning, dan merah/ merah muda.
Sesuai
dengan warna daging buah tersebut, buah naga dibedakan menjadi buah naga putih
(white pitaya), buah naga kuning (yellow pitaya), dan buah naga merah (red
pitaya).
4. Biji
Biji
buah naga berwarna hitam dengan bentuk bulat, pipih, dan sangat keras. Setiap
buah mengandung lebih dari 1000 biji, berbeda dengan buah berbiji lainnya biji
buah naga yang kecil dapat dimakan bersama dengan daging buahnya.
D. Syarat
Tumbuh dan Perbanyakan Bibit
Pesyaratan
untuk penanaman buah naga meliputi unsur-unsur iklim, yaitu ketinggian tempat,
temperatur, curah hujan, intensitas cahaya, kelembapan udara, dan kecepatan
angina. Sifat tanah yang perlu diperhatikan antara lain: struktur tanah,
tekstur tanah, kemasaman tanah (pH), salinitas, dan bahan organik.
- Tanaman
buah naga dapat tumbuh pada ketinggian 0-2750 meter dpl. Ketinggian optimum
adalah 0-800 meter dpl.
- Mampu
hidup pada suhu 0-40 °C, suhu udara terbaik 20-35°C.
- Mampu
hidup pada daerah kering hingga basah dengan CH 340 - 3.000 mm/th. Optimum
1.500 – 2.500 mm/th.
- Intensitas
di atas 90%
- Kelembapan
udara relative antara 70 – 95%.
- Tidak
banyak dipengaruhi angin, relative tahan terhadap kecepatan angin.
- Menghendaki
struktur remah, porositas tinggi
- Tekstur
yang seimbang, tekstur lempung berpasir atau pasir berlempung.
- Tahan
terhadap salinitas tinggi, cocok di daerah pantai.
- Memiliki
bahan organik memadai, BO sebesar 5%
Perbanyakan
bibit buah naga dapat diperoleh dengan cara perbanyakan secara biji (generatif)
dan setek batang (vegetatif), cara perbanyakan buah naga sebagai berikut:
1. Perbanyakan
Generative (Biji)
Cara
perbanyakan menggunakan biji buah naga dilakukan karena dapat diperoleh bibit
dalam jumlah besar (1 buah berisi minimal 1000 biji), namun cara ini kurang
popular dan jarang digunakan karena membutuhkan waktu yang lama untuk
menghasilkan bibit siap tanam di lapang. Biji juga harus berasal dari buah yang
sehat dan matang di pohon. Seleksi biji yang berkualitas juga sulit dilakukan
lantaran ukuran biji yang kecil dan penampakannya mirip.
2. Perbanyakan
Vegetatif (Setek Batang)
Perbanyakan
vegetatif yang berhasil pada tanaman buah naga adalah setek batang atau cabang.
Perbanyakan setek memiliki tingkat keberhasilan bibit bertahan hidup lebih
tinggi, pertumbuhannya lebih cepat, dan bibit yang dihasilkan berkualitas
tinggi karena serupa dengan induknya.
Keberhasilan
setek ditentukan oleh calon batang, calon batang yang digunakan harus dalam
kondisi yang sehat, tua, dan sudah pernah berbuah minimal 3-4 kali. Hindari
menggunakan batang yang muda, selain pertumbuhannya yang lambat, batang muda
juga masih banyak mengandung air sehingga mudah busuk dan terkena penyakit.
Cara:
- Setek
dibuat dengan memotong batang tanaman sepanjang 15-20 cm.
- Potongan
bagian atas diolesi dengan fungisida, sedangkan potongan bagian bawah diolesi
dengan perangsang tumbuh, misalnya Rootone F. air kencing sapi, atau bawang
merah.
- Sebelum
ditanam setek sebaiknya diletakkan di tempat yang lembap dan teduh selama
beberapa hari.
Setek
sebaiknya ditanam langsung pada polybag agar memudahkan pemeliharaan dan
pemindahan. Media tanam yang digunakan berupa campuran tanah atas, pasir, dan
pupuk kandang dengan perbandingan 2: 1: 1, dapat pula ditambahkan pupuk NPK.
Tanah dan pasir yang akan digunakan untuk campuran media sebaiknya dijemur
kering selama beberapa hari untuk mematikan hama dan penyakit.
Penanaman
stek sebaiknya sekitar seperempat panjang stek atau sekitar 4-5 cm terbenam
tanah. Setelah ditanam, polybag ditempatkan di tempat yang teduh untuk
memudahkan adaptasi bibit. Pemeliharaan stek setelah ditanam harus
dilakukan, antara lain:
- Melakukan
penyiraman atau pemberian air secukupnya, terutama musim kemarau. Sangat butuh
air untuk menumbuhkan tunas.
- Tunas
tumbuh 1-2 cm, lakukan pemupukan dengan NPK 15-15-15 sebanyak 5-10 gram.
- Menjaga
bibit dari serangan hama dan penyakit, terutama dengan menjaga sanitasi dan
drainase lahan karena bibit rentan terhadap penyakit layu atau penyakit busuk
batang.
Bibit
stek dipelihara hingga tunas cukup panjang, yaitu sekitar 10-15 cm, setelah itu
bibit mulai diaklimatisasi dengan menempatkannya di tempat terbuka agar bibit
siap berkembang di lahan selama 1-2 minggu maka bibit sudah siap tanam.
Dalam
pemeliharaan bibit perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
- Bibit
berasal dari tanaman induk yang terpercaya.
- Bibit
yang digunakan adalah bibit yang pertumbuhannya baik, bertunas tunggal, dan
memiliki tunas dengan panjang minimal 15 cm.
- Bibit
tidak mengalami kerusakan akibat hama dan penyakit.
- Bibit
tidak mengalami stress selama dalam proses pemindahan.
E. Bertanam
Buah Naga di Kebun
1. Pengolahan
Lahan
Lahan
yang diolah akan mendukung pertumbuhan tanaman buah naga agar dapat tumbuh dan
berkembang optimal serta berproduksi maksimal. Pengolahan lahan memiliki
manfaat antara lain: membuat lahan menjadi gembur, membunuh hama dan penyakit,
membuang gas-gas dalam tanah yang berbahaya bagi tanaman. Hal- hal yang perlu
diperhatikan dalam pengolahan tanah:
- Lahan
dibersihkan dari semak belukar, sisa-sisa tanaman, bebatuan dan berbagai
pengganggu lainnya.
- Lahan
kemudian dicangkul dan dibalik untuk meningkatkan aerasi tanah serta membuang
gas-gas berbahaya bagi tanaman
- Tanah
dihaluskan, bongkahan-bongkahan tanah dihancurkan hingga menjadi struktur yang
lebih kecil.
- Buat
bedengan dengan arah barat-timur. Lebar bedengan dapat 1 m atau 4 meter. Tinggi
bedengan sekitar 30-50 cm.
- Jarak
antar bedengan 50-100 cm dibuat parit untuk pengairan
- Lahan
yang telah siap dibiarkan beberapa hari terkena sinar matahari sebelum
ditanami.
2. Penentuan
Jarak Tanam
Prinsip
dalam jarak tanam adalah: (a) tidak boleh terlalu rapat, karena akan mengganggu
pertumbuhan dan perkembangan tanaman, serta rentan terhadap hama dan penyakit,
(b) tidak boleh terlalu jarang karena akan merugikan secara ekonomis, (c)
perhatikan kesuburan lahan.
Jarak
tanam sangat mempengaruhi jumlah tanaman, jarak tanam system tunggal yang
paling rapat sebaiknya tidak kurang dari 2x2 meter, sedangkan jarak tanam
paling longgar sebaiknya tidak lebih dari 4x4 meter. Jarak tanam system
kelompok dianjurkan dalam barisan berjarak 30-50 meter dan antar barisan 2-4
meter. Jumlah tanaman per tiang juga menentukan jumlah tanaman pada system
tunggal. Setiap tiang panjatan tidak hanya diisi satu tanaman saja, tetapi 2-4
tanaman.
3. Pembuatan
Lubang Tanam dan Tiang Panjatan
Tiang
panjatan yang baik harus awet, karena umur produksi tanaman mencapai 15 tahun,
tiang panjatan yang paling baik terbuat dari beton cor yang dilengkapi denga
besi dan ban bekas. Lubang tanam dibuat dengan ukuran 60-80 cm x
60-80 cm dengan kedalaman 25-30 cm. Buat lubang kecil pada bagian tengah lubang
tanam, sebesar 10x10 cm dengan kedalaman 15 cm, lubang ini berfungsi untuk
menanam tiang panjatan. Bagian bawah tiang panjatan sebaiknya dilapisi dengan
plastic agar tidak kena rayap.
F. Pemeliharaan
Tanaman
Bibit
yang telah berhasil ditanam maka tetap harus mendapatkna pemeliharaan secara
teratur. Pemeliharaan meliputi pengairan, penulaman tanaman, pengaturan letak
dan pengikatan batang/ cabang, pemupukan susulan, pemangkasan cabang, serta
seleksi bunga dan buah. Proses pemeliharaan dilakukan sampai memasuki masa
panen tanaman buah naga.
1. Pengairan
Umumnya
pengairan dilakuka dengan system tadah hujan, namun tanaman buah naga tetap
memerlukan air yang cukup selama pertumbuhannya. Kekurangan air pada masa
vegetatif dapat menyebabkan tanaman layu dan susah bertunas. Selama masa
vegetatif tanaman disiram 1 minggu sekali sampai umur tanaman 6 bulan.
Masa
generatif telah muncul bunga dan buah maka penyiraman dilakukan 10-14 hari
sekali. Kekurangan air pada masa generative dapat menimbulkan kerontokan bunga
dan buah yang terbentuk tidak sempurna, namun kelebihan air pada masa ini akan
menyebabkan buah kurang manis dan mudah pecah. Penyiraman dilakukan pada pagi
hari dan sore hari pada pukul 06.00 dan 17.00. volume pemberian antara 3-5
liter per lubang tanam, penyiraman dilakukan dengan membasahi sekeliling tanaman
hingga kondisi tanah tidak terlalu becek dan tidak terlalu kering.
2. Penyulaman
Penyulaman
berarti mengganti tanaman yang telah mati akibat serangan hama, penyakit,
maupun penyebab yang lain. Tanaman yang disulam biasanya busuk pangkal batang,
tidak tumbuh, kerusakan fisik, dan gejala kerusakan lain yang menyebabkan
tanaman tidak berproduksi dengan baik. Penyulaman bertujuan agar jumlah tanaman
yang dapat berproduksi optimal dan efisiensi lahan tetap tinggi. Penyulaman
biasanya dilakukan seminggu setelah bibit dipindah ke lapang.
3. Pengikatan
Batang atau Cabang
Pengaturan
letak batang atau cabang turut berpengaruh terhadap kecepatan pertumbuhan
tanaman. Pengaturan dilakukan dengan pengikatan batang/ cabang, pengikatan
batang yang terlambat mengakibatkan petumbuhan batang melengkung dan tidak
teratur. Pengikatan dilakukan setiap 20-25 cm pada batang atau cabang agar
batang tetap mengarah ke arah atas. Proses pengikatan sebaiknya jangan terlalu
kencang agar tidak menyebabkan batang terjepit atau patah, dengan demikian
diharapkan akar udara lebih mudah menempel pada tiang rambatan sehingga
memperkokoh tanaman seutuhnya. Pengikatan biasanya dilakukan pada saat tinggi
tanaman 50-60 cm.
4. Pemupukan
Susulan
Pupuk
ibarat makanan atau nutrisi tambahan bagi tanaman, meskipun tanah telah
menyediakan hara tetapi ketersediaan hara biasanya tidak mencukupi untuk
menunjang perkembangan tanaman selanjutnya. Untuk memenuhinya maka perlu adanya
pupuk susulan (tambahan), untuk penanaman system organik pemupukan tentu
berdeda dengan system penanaman anorganik. Penanaman organik haya menggunakan
bahan-bahan organik saja seperti pupuk kandang dari kotoran sapi, kambing atau
kompos tanpa menggunakan pupuk berbahan kimia buatan seperti NPK, dan urea.
Pupuk kandang diberikan sebangnyak 2-5 kg pertanaman dengan interval pemberian
2-3 bulan sekali.
5. Pemangkasan
Pemangkasan
bertujuan untuk memperoleh bentuk tanaman yang baik sehingga akan memperoleh
pertumbuhan tanaman yang baik pula, selain itu pemangkasan dilakukan untuk
membuang bagian yang sudah tidak produktif lagi, seperti cabang kerdil alatu
lurus. Bagian yang tidak produktif akan menghambat pembentukan tunas baru dan
buah karena berkompetensi dengan batang produktif dalam memperoleh hara.
Pemangkasan
vegetatif dilakukan untuk membentuk batang dan percabangan yang baik, sementara
pemangkasan generatif dilakukan untuk membentuk cabang produktif.
6. Seleksi
Bunga dan Buah
Tanaman
buah naga mulai belajar berbunga pada akhir bulan k3-7 dan ke-8 setelah tanam
di lahan pada cabang produktif akan muncul kuntum bunga seukuran kelingking.
Pada fase ini diperlukan pemupukan tambahan dengan kadar P dan K yang tinggi
seminggu sekali selama 8 minggu, pengairanpun perlu diatur setidaknya 2 minggu
sekali untuk mencegah kerontokan bunga.
Bunga
akan muncul lebih dari 1 pada setiap cabang produktif, karenanya perlu
dilakukan seleksi bunga pawa waktu masih kecil. Pertahankan 2-3 bunga saja per
cabang dengan jarak antar kuntum bunga 30 cm, bunga yang dipertahankan adalah
bunga yang besar, sehat, warna cerah, dan segar serta usahakan yang menghadap
ke matahari.
7. Sanitasi
Kebun
Salah
satu pemeliharaan kebun yang sering terlupakan adalah sanitasi atau kebersihan
kebun. Sanitasi bertujuan untuk mencegah penyebaran hama dan penyakit, kebun
yang kotor akan memudahkan penyakit mudah menyerang tanaman seperti busuk
batang, hama lalat buah dengan mudah bisa menyerang saat munculnya buah.
Kebersihan
kebun bisa dilakukan dengan menyiangi rumput secara teratur di sekitar penanaman
buah naga dan tidak membiarkan sampah menumpuk di areal penanaman. Penumpukan
bekas pangkasan bisa menjadi sarang lalat dan bekicot.
G. Hama
dan Penyakit
1. Hama
Hama
yang sering menyerang tanaman buah naga antara lain sebagai berikut:
a. Tungau
(Tetranychus sp)
Tungau
(Tetranychus sp), berukuran sangat kecil tetapi bersifat pemangsa segala jenis
tanaman (polybag). Serangga dewasa panjangnya sekitar 1 mm dengan bentuk yang
mirip laba-laba dan aktif di siang hari dan siklus hidup tungau berkisar 14-15
hari. Pengendalian tungau dapat dilakukan dengan cara disemprot dengan
pestisida nabati seperti, nimba, eceng gondok, atau rumput laut untuk
mengendalikan tungau.
b. Kutu
kebul
Serangga
dewasa berukuran 1-1,5 mm berwarna putih dan sayapnya jernih ditutupi lapisan
lilin yang bertepung, biasanya berkelompok pada bagian permukaan bawah cabang.
Gejala kerusakan biasanya berupa bercak nekrotik pada cabang akibat rusaknya
sel-sel dan jaringan batang. Pengendalian hama ini bisa dilakukan dengan teknis
seperti menanami pinggiran lahan dengan tanaman jagung atau bunga matahari
sebagai pembatas dan memperbanyak populasi agen hayati, pergiliran tanaman
dengan tanaman bukan inang terutama bukan family Solanaceae, seperti tomat,
cabai, kentang dan mentimun.
c. Kutu
sisik
Hama
kutu sisik (Pseudococcus sp.) umumnya berada pada bagian cabang yang tidak
terkena sinar matahari langsung, cabang yang terserang akan terlihat kusam dan
biasanya menyerang pada sela-sela tanaman yang ternaungi.
d. Kutu
batok
Hama
kutu batok (Aspidiotus sp.) menyerang tanaman dengan menghisap cairan pada
batang atau cabang yang menyebabkan cabang berubah menjadi berwarna kuning.
Pengendaliannya dapat dilakukan menggunakan cara yang sama dengan kutu kebul
dan kutu sisik, atau dengan menyemprotkan larutan belerang pada batang yang
terkena kutu.
e. Bekicot
Hama
bekicot sangat merugikan tanaman buah naga karena merusak batang atau cabang,
terutama pada saat musim kemarau. Bekicot menggerogoti sehingga batang menjadi
layu, penyebab hama ini karena sanitasi lingkungan yang kuran bersih.
Pengendaliannya dapat dilakukan secara manual, yaitu mengambil satu persatu
bekicot yang ada.
f. Semut
Pada
umumnya, semut akan muncul pada saat tanaman buah naga mulai berbunga, karena
aroma khas yang dikeluarkan bunga akan mengundang semut berdatangan. Bunga juga
menghasilkan zat yang berasa manis, semut mulai mengerubungi bunga yang baru
kuncup dan menyebabkan kulit buah berbintik biktik cokelat. Pencegahan buah
naga dari semut adalah dengan menaburkan kabur mengelilingi batang utama buah
naga.
g. Burung
Gangguan
burung pada buah naga umumnya jarang terjadi dan tidak perlu dikhawatirkan,
biasanya burung menyerang buah yang telah matang pata bagian atas, jika
memungkinkan pembungkusan buah dengan plastik atau kain kasa transparan dapat
mencegah serangan burung tersebut.
2. Penyakit
a. Busuk
pangkal batang
Menyerang
pada awal penanaman dengan gejala berupa pembusukan pada pangkal batang
sehingga mengakibatkan batang berair dan berwarna kecoklatan dan biasanya
diikuti adanya bulu putih di sekitar daerah yang terserang. Busuk disebabkan
karena keadaan yang terlalu lembab sehingga muncul jamur yang menyebabkan
kebusukan yaitu Sclerotium rolfsii Sacc. Penyakit ini sering terjadi
pada bibit stek yang belum tumbuh akar dalam bentuk potongan.
b. Busuk
bakteri
Tanaman
tampak layu, kusam, terdapat lender putih kekuningan pada tanaman yang
mengalami pembusukan. Disebabkan oleh Pseudomonas sp., pengendaliaannya
dengan cara mencabut tanaman yang sakit.
c. Fusarium
Penyakit
yang disebabkan oleh Fusarium oxysporium Schl, gejalanya antara lain
cabang tanaman berkerut, layu dan busuk berwarna cokelat. Pencegahan dengan
menjaga lahan agar tidak tergenang oleh air, jika sudah terlanjur terserang
maka pangkaslah bagian tanaman dan buang.
H. Memanen
Buah Naga
Beberapa
hal yang harus diperhatikan saat melakukan panen, misalnya waktu yang tepat
untuk panen, dan cara panen yang benar.
1. Pemanenan
buah naga
Musim
panen buah naga biasnya diatur pada bulan September hingga Maret, hal ini
berhubungan dengan meningkatnya permintaan kebutuhan saat Natal, tahun aru
Cina, dan hari besar lainnya.
Ciri-ciri
buah siap panen:
a. Umur
tanaman sejak kuntum bunga hingga berbuah telah mencapai 50-55 hari
b. Pemanenan
pada tanaman buah naga dilakukan pada buah yang memiliki ciri-ciri warna kulit
buah merah mengkilap dengan sisik berubah warna dari hijau menjadi kemerahan.
c. Mahkota
buah telah mengecil
d. Kedua
pangkal buah keriput (kering)
e. Bentuk
buah bulat sempurna dan besar, bobot buah diperkirakan 400-600 g.
2. Waktu
panen
Lakukan
pemanenan buah naga pada pagi hari (pukul 09.00-11.00) atau sore hari
(15.00-17.00), sebaiknya dilakukan pada cuaca yang cerah.
3. Cara
pemanenan
Tahap-tahap
pemanenan buah naga adalah:
a. Kenakan
sarung tangan saat akan memetik buah agar tidak melukai kulit buah.
b. Siapkan
gunting pangkas ranting yang salah satu sisinya tajam untuk memanen buah.
c. Potong
buah pada tangkainya tanpa merusak percabangan yang merupakan letak buah
tersebut.
d. Untuk
buah yang memiliki tangkai panjang maka pemetikannya lebih mudah, potong
tangkai buah antara buah dan cabang kemudian buang tangkainya.
e. Usahakan
buah yang telah dipanen tidak terjatuh, bila pohon mulai meninggi maka
pemanenan bisa dibantu dengan menggunakan tangga.
f. Bungkus
buah yang telah dipanen dengan koran atau langsung dimasukkan ke dalam kotak.
Tujuannya untuk mencegah gesekan atau benturan antar buah yang dapat
menyebabkan buah memar.
g. Letakkan
buah pada posisi berdiri dengan tangkai buah menghadap bawah.
h. Lapisi
setiap lapisan buah dengan bantalan yang sama, tinggi tumpukan buah hendaknya
tidak terlalu tinggi yakni cukup 2-3 susun saja.
Kelas
sortasi:
- Super,
bobot buah > 500 g
- Kelas
A, bobot buah 400-500 g
- Kelas
B, bobot buah 300-400 g
- Kelas
C, bobot buah <300 g
Untuk
memudahkan penyortiran selain timbangan juga bisa dengan menggunakan gelang
yang dibuat sendiri dari kawat atau plastik yang disesuaikan dengan ukuran
masing-masing kelas.
III. KESIMPULAN
Sejak
masuk ke Indonesia pada tahun 2000-an pamor buah naga kian memuncak, pada
awalnya buah naga berdaging putih yang banyak ditemukan dipasaran namun seiring
dengan waktu pamor buah naga berdaging putih mulai redup, dan buah naga warna
merah yang semakin banyak diminati. System perawatan pada tanaman buah naga
harus sangat diperhatikan, apalagi bagi tanaman bibit, pengairan yang kurang
sesuai dengan prosedur maka akan merusak tanaman.
Pengairan
tanaman yang berlebihan dapat menyebabkan keadaan tanah menjadi lembab dan akan
tumbuh jamur perusak batang bawah yang menyebabkan batang tersebut menjadi
busuk. Sanitasi kebun juga merupakan salah satu unsur pemeliharaan yang
penting, karena tujuannya adalah untuk mencegah penyebaran hama dan penyakit.
DAFTAR
PUSTAKA
Dahana,
K. dan Warisno. 2010. Buku Pintar, Bertanam Buah Naga (di kebun,
pekarangan, dan dalam pot). Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Deptan.
2003. Pengembangan Agribisnis Buah Naga (Dragon Fruit) Indonesia dalam Mencapai
Pasar Ekspor. http://agribisnis.deptan.go.id/index.php?files=berita_detail&id=412 .
Diakses pada tanggal 3 Desember 2012.
Hardjadinata,
S. 2010. Budidaya Buah Naga Super Red Secara Organik. Penebar Swadaya,
Jakarta.
Kristanto,
D. 2003. Buah Naga Pembudidayaan di Pot dan di Kebun. Penebar Swadaya,
Jakarta.
Mahadianto,
Nur. 2007. Budidaya Buah Naga (Dragon Fruit). http://agribisnis.deptan.go.id.Diakses
Pada Tanggal 3 Desember 2012.
Simatupang,
L. 2007. buah Naga Segar dan Nikmat. http://food_details.php. Diakes
pada tanggal 3 Desember 2012
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !