Kementerian Pertanian optimis target pada produksi jagung tahun 2015 sebesar 20 juta ton bisa dicapai. Dalam upaya mencapai target produksi tersebut Kementerian Pertanian akan melaksanakan gerakan penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu (GPPTT).
GPPTT akan menggantikan program Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu (SLPTT). Hal yang menarik dari GPPTT adalah model pengelolaan pertanaman yang dilakukan terbagi dua yaitu model berbasis kawasan dan non kawasan. Provinsi yang masuk dalam model kawasan adalah Aceh, Sumatera Selatan, Kalimantan Tengah, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, NTB dan NTT.
Adapun kriteria pemilihan lokasi adalah terdapatnya potensi peningkatan provitas di atas 1 t/ha serta adanya dukungan dan komitmen daerah untuk mengembangkan jagung secara berkelanjutan. GPPTT non kawasan juga akan dilakukan pada 19 propinsi lainnya sehingga total luas lahan mencap
Untuk mencapai target tersebut Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) turut memberikan peran strategis antara lain melalui penyediaan benih sumber jagung untuk gelar teknologi dan pemberdayaan penangkar di lokasi pengembangan Direktorat Budidaya Serealia (Ditbudser).
Peran lainnya yakni pengembangan kompetensi penangkar bersama Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP), menyediakan narasumber teknologi jagung pada pelatihan peneliti/penyuluh BPTP di provinsi, dan melakukan supervisi penerapan teknologi melalui kunjungan lapang serta memberikan saran pemecahan masalah pengamanan produksi.
Kementan sendiri akan menyalurkan benih hibrida, pupuk, pengadaan mesin pengering serta membangun pabrik pakan mini. 35.000 ha dengan sumbangan produksi mencapai 250.000 ton jagung secara nasional.
Terimakasih Sobat,, sudah berkunjung, jangan lupa di like yah atau tinggalkan pesan anda di kolom facebook paling bawah.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !