I.PENDAHULUAN
I.1.SEJARAH BONSAI
Bonsai lebih dikenal sebagai tanaman kerdil yang terlihat indah dengan berbagai hasil penuangan karya seni dari manusia. Asal bonsai pertama kali nampak di China dengan sebutan penjing. Seni pemangkasan tanaman yang biasa disebut penjing oleh masyarakat China ini, sangat digemari oleh para pejabat kerajaan dimasa itu. Untuk pengembangan dari penjing sendiri, dilakukan oleh para biksu yang beragama Tao dimana tanaman ini merepentasikan salah satu pokok ajarannya yaitu tentang terciptanya keseimbangan serta keharmonisan manusia dengan alamnya. Untuk asal originalitas seni pemangkasan ini semua pihak sepakat bahwa China adalah asal asli teknik pemangkasan ini.
Pada kerajaan Shuhan sekitar 220M-265M terjadi persaingan terselubung antara raja yang sedang berkuasa yaitu raja Zhuge Liang dengan salah satu penerus kerajaan yang bernama Liu Bei. Sang raja Zhuge Liang adalah seorang pengatur strategi perang yang sangat ulung disepanjang sejarah China. Untuk itu Liu Bei sebagai salah satu penerus kerajaan meminta bimbingan Zhuge Liang dalam memenangkan peperangan, tapi Zhuge Liang sebagai pihak yang diminta bantuan enggan memberikannya.
Setelah beberapa kali Liu Bei mendatangi Zhuge Liang secara pribadi dengan dibantu oleh dua orang kepercayaannya, yaitu Panglima perang Guanyu dan Zang Fei, dalam melakukan pendekatan persuasinya kepada Zhuge Liang. Mereka bertiga menyatakan janji setia pada kerajaan Shuhan dengan memberikan pohon pear yang telah dibonsai kepada Zhuge Liang. Bonsai pear ini melambangkan perdamaian yang akan terus dijaga dikerajaan Shuhan. Kenapa pohon pear yang telah dibonsai yang diberikan kepada Zhuge Liang? Karena pada masa itu bonsai merupakan tanaman kerajaan yang digemari kalangan kerajaan, termasuk Zhuge Liang dan Liu Bei.
Usaha yang telah dibuat oleh ketiga tokoh ini dalam membujuk Zhuge Liang akhirnya membuahkan hasil. Hasil dari penggabungan kekuatan antara Liu Bei dan Zhuge Liang mampu menaklukan kerajaan Cao – Cao dengan memakai strategi perang dari Liu Bei yang telah disempurnakan oleh Zhuge Liang. Pristiwa ini terjadi pada tahun 207M dimana bertujuan untuk makin memperlebar daerah kekuasannya diwilayah bagian timur. Perang yang sangat besar ini terkenal hingga kini dengan sebutan peperangan bukit merah. Ketangguhan kerjasama dua tokoh ini kembali teruji dengan mampu memadamkan pergolakan para pemberontak dibagian selatan kerajaan Shuhan yang dipimpin oleh Meng Ho. Kejayaan kerajaan Shuhan terus berlanjut hingga mangkatnya raja Zhuge Liang dalam peperangan yang ikut membawa era kejatuhan kerajaan Shuhan.
Bonsai eksis sebagai seni pemangkasan yang khusus ditujukan sebagai tanaman hias dengan keeksklusifitasan keindahannya untuk berusaha semaksimal mungkin menampilkan bentuk yang terlihat alamiah. Semakin terlihat alamiah sebuah tanaman bonsai, maka semakin bernilai lebih bonsai tersebut dengan tanpa mengurangi tajamnya kreatifitas manusia akan seni pemangkasan bonsai. Asas terpentingnya dari seni pemangkasan bonsai adalah timbulnya harmonisasi antara manusia dengan alam. Maksud sejati dari seni pemangkasan ini adalah dimana sang perawat tanaman mendapatkan sebuah kepuasan batiniah yang tak ternilai.
Sebelum tahun 1800an masyarakat Jepang mengenal teknik pengkerdilan melalui pemangkasan tanaman ini dengan nama hachi-no-ki yang berarti secara harfiah “tanaman dalam pot” dan kemudian terjadi mutasi pergeseran kata menjadi bonsai. Pergaseran kata ini dapat terjadi setelah adanya sebuah kelompok study bonsai dari Jepang, yang berusaha mencari tentang akar asal usul seni pemangkasan ini. Kata penzai adalah yang diduga merupakan asal pergeseran kata bonsai ini.
Seni pengkerdilan melalui pemangkasan suatu tanaman ini pertama kali datang ke Jepang antara era kerajaan Heian (794 M) hingga akhir masa kejayanya kerajaan Edo pada kepimpinan klan Tokugawa (1876M). Sebagian pihak menganggap bonsai hadir pada masa kerajaan Kamakura (1192M-1199M) dikarenakan adanya sebuah lukisan seorang pejabat kerajaan pada masa itu yang dihiasi oleh tanaman bonsai, dimana lukisan itu menjadi bukti yang sangat otentik tentang adanya bonsai di Jepang.
Semua pihak berpendapat bahwa para biksu dari Chinalah yang membawa teknik pengkerdilan tanaman melalui pemangkasan ini, dengan seiring keinginan misionaris agama mereka di Jepang. Keindahan tanaman bonsai yang begitu membius akan sebuah ketenangan membuat para bangsawan kerajaan Jepang mulai mendewakan bonsai sebagai identas kebangsawanannya. Sehingga bonsai menjadi identik sebagai tanaman kerajaan. Keesklusifan tanaman bonsai itu terlihat dikarenakan butuh sebuah suasana perawatan yang sangat khusus untuk merawat tanaman bonsai.
Teknik pengkerdilan tanaman ini dikenal luas oleh masyarakat umum di Jepang. Melalui seorang pesuruh kerajaan yang mengajarkan teknik bonsai keseorang muridnya, dikarenakan ia merasa sudah sangat tua dan takut tidak ada orang lagi yang akan meneruskan merawat bonsai kesayangannnya. Setelah dari seorang masyarakat biasa ini teknik merawat bonsai terus berkembang dari mulut ke mulut yang kemudian mendarah daging dalam adat istiadat orang Jepang. Bonsai dinegeri matahari terbit itu berkembang dengan pesat dan hampir melupakan negeri China sebagai negara asal teknik pemangkasan tanaman ini, walaupun tidak sedikit juga sebagian pihak mengklaim bahwa kretifitas tertinggi teknik pengkerdilan tanaman melalui seni pemangkasan ini berasal dari Jepang.
Seiring perkembangannya seni pemangkasan bonsai untuk masa kini bonsai telah menjadi budaya bagi adat istiadat di Jepang. Dimana menjadi sebuah tradisi pemberian “tokonomo” sebagai ucapan selamat tahun baru. Tokonomo adalah sebutan dari masyarakat Jepang untuk tanaman yang telah dibonsai, yang mana pada umumnya mempunyai ketinggian tidak lebih dari 60cm.
Sebagaimana tanaman yang mempunyai keindahan khusus, maka jangan mengira bahwa seni pemangkasan maupun perawatannya akan mudah. Membutuh suatu waktu kontiniutas yang cukup tinggi untuk memberikan hasil yang maksimal bagi sang bonsai.
Bonsai yang berkualitas tidak hanya terlihat dari bentuk akar maupun bentuk batang. Seni perkembangan bonsai bukan hanya untuk didalam ruangan namun juga menjadi keindahan luar ruangan. Keadaan ini memaksa bonsai untuk mempunyai ketahanan tubuh.
II.PEMBAHASAN
II.1.PEMILIHAN BAKALAN
Pohon yang paling umum dibonsai adalah berbagai spesies pinus. Jenis tanaman dan pohon dipakai untuk mengelompokkan jenis-jenis bonsai:
• Bonsai pohon pinus dan ek: tusam, cemara cina, cemara duri, sugi, dan lain-lain.
• Bonsai pohon buah untuk dinikmati keindahan buahnya (Ilex serrata, kesemek, Chaenomeles sinensis, apel mini, dan lain-lain).
• Bonsai tumbuhan berbunga untuk dinikmati keindahan bunganya (Prunus mume,Chaenomeles speciosa, sakura, azalea satsuki).
• Bonsai pohon untuk dinikmati bentuk daunnya (maple, Zelkova serrata, Rhus succedanea, bambu).
Ada banyak sekali tanaman tropis yang telah dicoba dan ternyata cocok untuk dibonsai, di antaranya asam jawa, beringin, cemara udang, waru, dan jambu biji.
II.2.PERAWATAN BONSAI
Merawat pohon bonsai membutuhkan banyak kerja dan dedikasi. Bonsai perlu terus-menerus dipangkas dan dijaga.Berikut adalah beberapa tips merawat pohon bonsai:
1. Bonsai biasanya ditanam dalam pot. Pot perlu diganti setidaknya setahun sekali.Penggantian pot ditujukan untuk mendorong pertumbuhan akar baru. Pilih pot lebih besar untuk mengakomodasi pertumbuhan bonsai.Pot harus memiliki lubang yang memungkinkan kelebihan air untuk mengalir keluar dari pot, sehingga akar bonsai tidak terendam air.
2. Bonsai harus disiram secara rutin.
Jangan siram bonsai terlalu banyak karena hanya akan mengakibatkan tumbuh jamur atau akar busuk.Tapi di sisi lain, bonsai juga tidak boleh kekeringan. Salah satu metode untuk memeriksa tingkat kelembaban adalah dengan menusukkan tusuk gigi ke dalam tanah. Tekstur tanah tidak boleh terlalu basah maupun kering.
II.3.JENIS-JENIS DASAR BONSAI
*Tegak Lurus (直幹, Chokkan)
Batang pohon tegak lurus vertikal ke atas. Pohon dikatakan memiliki batang yang ideal bila pohon memiliki diameter batang yang makin ke atas makin mengecil, dimulai dari bagian batang yang dekat dengan akar. Pohon dikatakan memiliki dahan yang ideal bila dahan ada di sisi depan-belakang atau kiri-kanan saling bersilangan satu sama lainnya. Jarak antardahan makin ke atas makin sempit. Bentuk akar ideal adalah akar yang bila dilihat dari atas, menjalar ke segala penjuru.
*Tegak Berkelok-kelok (模様木, Moyogi)
Batang pohon tegak berkelok-kelok ke kiri dan ke kanan. Diameter batang makin ke atas makin mengecil dengan keseimbangan kiri dan kanan yang baik. Dahan yang baik adalah dahan yang ada di bagian puncak lengkungan batang pohon. Dahan yang berada di bagian dalam lengkungan dipotong. Dari pangkal batang hingga bagian puncak pohon dapat ditarik garis lurus, dan orang yang melihat tidak merasa khawatir dengan keseimbangan pohon tersebut.
*Miring (斜幹, Shakan)
Batang pohon miring ke satu sisi bagaikan terus menerus ditiup angin ke arah tersebut. Bagaikan ada benda yang menghalangi di salah satu sisi, batang pohon tumbuh mencondong ke sisi lain. Ciri khas bentuk ini berupa dahan yang ada hanya di bagian puncak lengkungan batang, dan berselang-seling di sisi kiri-kanan dan depan-belakang.
*Sarung Angin (吹流し, Fukiganashi)/Tertiup Angin
Dibandingkan bonsai bentuk Miring, pohon tumbuh sambil mengalami paksaan yang lebih kejam. Batang dan dahan pohon hanya condong ke satu arah. Batang dan dahan pohon yang condong ke satu sisi jauh lebih panjang daripada tinggi pohon yang diukur dari pangkal batang ke puncak pohon. Posisi batang dan dahan mirip dengan bonsai gaya Setengah Menggantung, namun batang dan dahan terlihat membentuk garis paralel.
*Menggantung (懸崖, Kengai)
Pohon diibaratkan tumbuh di permukaan dinding terjal yang berada di tebing tepi laut atau dinding lembah terjal. Batang pohon tumbuh bagaikan menggantung ke bawah tebing. Puncak pohon tersebut menggantung jauh hingga melebihi dasar pot. Bila puncak pohon tidak melebihi dasar pot maka bonsai disebut Setengah Menggantung (Han Kengai).
*Batang Bergelung (蟠幹, Bankan)
Batang pohon terlihat sangat dipilin, atau pohon tumbuh dengan kecenderungan memilin diri. Batang pohon begitu terlihat dipilin bagaikan ular yang sedang bergelung.
*Sapu Tegak (箒立ち, Hōkidachi)
Batang tegak lurus hingga di tengah sebelum dahan dan ranting tumbuh menyebar ke segala arah. Puncak pohon sulit ditentukan dari sejumlah puncak dahan yang ada sehingga bentuk bonsai ini mirip sapu dari bambu. Keindahan bonsai gaya ini dinilai dari percabangan dahan yang rapi, dan titik dimulainya persebaran dahan dan ranting ke segala arah, tinggi pohon, dan keseimbangan unsur-unsur tersebut.
*Menonjolkan Akar (根上り, Neagari)
Akibat pohon dipelihara di lingkungan pemeliharaan yang kejam, bagian pangkal akar yang bercabang-cabang di dalam tanah menjadi terekspos ke luar di atas tanah bagaikan akibat diterpa angin dan hujan.
*Berbatang Banyak (多幹, Takan)
Dari satu pangkal akar tumbuh tegak lebih dari satu batang pohon. Bila tumbuh dua batang pohon, maka bonsai disebut Berbatang Dua (Sōkan). Bila ada tiga batang pohon, maka disebut Berbatang Tiga (Sankan). Bonsai berbatang lima atau lebih disebut Tunggul Tegak (Kabudachi). Batang berjumlah ganjil lebih disukai. Selain bonsai berbatang dua, bonsai dengan batang berjumlah genap tidak disenangi dan tidak dibuat.
*Akar Terjalin (根連なり, Netsuranari)
Akar dari sejumlah batang pohon dari satu spesies (tiga batang pohon atau lebih) saling melekat dan berhubungan satu satu sama lainnya. Bentuk ini juga dapat berasal dari batang pohon yang tadinya tegak, namun roboh dan terkubur di dalam tanah. Bagian yang dulunya adalah dahan pohon, berubah peran dan tumbuh sebagai batang pohon. Dari batang pohon tersebut keluar akar, dan akar tersebut terjalin dengan akar pohon asal. Bentuk yang mirip dengan Akar Terjalin disebut Rakit atau Tumbuh dari Batang (Ikadabuki). Bonsai berbentuk Tumbuh dari Batang juga berasal dari pohon yang tadinya tegak, namun roboh dan dahan berubah peran menjadi batang. Perbedaannya dengan Akar Terjalin terletak pada akar yang hanya ada di satu tempat. Seperti halnya bonsai Berbatang Banyak, pohon berbatang genap tidak disukai.
*Kelompok (寄せ植え, Yoseue)
Lebih dari satu pohon ditanam bersama dalam satu pot dangkal atau ditanam di atas batu. Pohon yang ditanam dapat saja beberapa pohon dari satu spesies, atau campuran dari beberapa spesies berbeda. Nilai kreativitas karya dapat ditinggikan dengan perpaduan benda-benda hiasan yang diletakkan sebagai tambahan.
*Pohon Sastrawan (文人木, Bunjinki)/Bebas
Bentuk bonsai ini asal usulnya dari meniru bentuk pohon dalam nanga. Dinamakan bonsai bentuk Pohon Sastrawan karena sastrawan zaman Meiji sangat menggemari bonsai bentuk ini. Pada zaman sekarang, batang kurus, jumlah dahan sedikit, dan dahan pendek juga disebut Pohon Sastrawan.
*Pohon Tak Lazim (代わり木, Kawariki)
Bentuk ini dipakai untuk menyebut bonsai yang tidak dapat digolongkan ke dalam bentuk-bentuk bonsai yang lazim.Dari gambar disamping dapat dilihat gabungan antara batang bergelung dan menggantung.
I.1.SEJARAH BONSAI
Bonsai lebih dikenal sebagai tanaman kerdil yang terlihat indah dengan berbagai hasil penuangan karya seni dari manusia. Asal bonsai pertama kali nampak di China dengan sebutan penjing. Seni pemangkasan tanaman yang biasa disebut penjing oleh masyarakat China ini, sangat digemari oleh para pejabat kerajaan dimasa itu. Untuk pengembangan dari penjing sendiri, dilakukan oleh para biksu yang beragama Tao dimana tanaman ini merepentasikan salah satu pokok ajarannya yaitu tentang terciptanya keseimbangan serta keharmonisan manusia dengan alamnya. Untuk asal originalitas seni pemangkasan ini semua pihak sepakat bahwa China adalah asal asli teknik pemangkasan ini.
Pada kerajaan Shuhan sekitar 220M-265M terjadi persaingan terselubung antara raja yang sedang berkuasa yaitu raja Zhuge Liang dengan salah satu penerus kerajaan yang bernama Liu Bei. Sang raja Zhuge Liang adalah seorang pengatur strategi perang yang sangat ulung disepanjang sejarah China. Untuk itu Liu Bei sebagai salah satu penerus kerajaan meminta bimbingan Zhuge Liang dalam memenangkan peperangan, tapi Zhuge Liang sebagai pihak yang diminta bantuan enggan memberikannya.
Setelah beberapa kali Liu Bei mendatangi Zhuge Liang secara pribadi dengan dibantu oleh dua orang kepercayaannya, yaitu Panglima perang Guanyu dan Zang Fei, dalam melakukan pendekatan persuasinya kepada Zhuge Liang. Mereka bertiga menyatakan janji setia pada kerajaan Shuhan dengan memberikan pohon pear yang telah dibonsai kepada Zhuge Liang. Bonsai pear ini melambangkan perdamaian yang akan terus dijaga dikerajaan Shuhan. Kenapa pohon pear yang telah dibonsai yang diberikan kepada Zhuge Liang? Karena pada masa itu bonsai merupakan tanaman kerajaan yang digemari kalangan kerajaan, termasuk Zhuge Liang dan Liu Bei.
Usaha yang telah dibuat oleh ketiga tokoh ini dalam membujuk Zhuge Liang akhirnya membuahkan hasil. Hasil dari penggabungan kekuatan antara Liu Bei dan Zhuge Liang mampu menaklukan kerajaan Cao – Cao dengan memakai strategi perang dari Liu Bei yang telah disempurnakan oleh Zhuge Liang. Pristiwa ini terjadi pada tahun 207M dimana bertujuan untuk makin memperlebar daerah kekuasannya diwilayah bagian timur. Perang yang sangat besar ini terkenal hingga kini dengan sebutan peperangan bukit merah. Ketangguhan kerjasama dua tokoh ini kembali teruji dengan mampu memadamkan pergolakan para pemberontak dibagian selatan kerajaan Shuhan yang dipimpin oleh Meng Ho. Kejayaan kerajaan Shuhan terus berlanjut hingga mangkatnya raja Zhuge Liang dalam peperangan yang ikut membawa era kejatuhan kerajaan Shuhan.
Bonsai eksis sebagai seni pemangkasan yang khusus ditujukan sebagai tanaman hias dengan keeksklusifitasan keindahannya untuk berusaha semaksimal mungkin menampilkan bentuk yang terlihat alamiah. Semakin terlihat alamiah sebuah tanaman bonsai, maka semakin bernilai lebih bonsai tersebut dengan tanpa mengurangi tajamnya kreatifitas manusia akan seni pemangkasan bonsai. Asas terpentingnya dari seni pemangkasan bonsai adalah timbulnya harmonisasi antara manusia dengan alam. Maksud sejati dari seni pemangkasan ini adalah dimana sang perawat tanaman mendapatkan sebuah kepuasan batiniah yang tak ternilai.
Sebelum tahun 1800an masyarakat Jepang mengenal teknik pengkerdilan melalui pemangkasan tanaman ini dengan nama hachi-no-ki yang berarti secara harfiah “tanaman dalam pot” dan kemudian terjadi mutasi pergeseran kata menjadi bonsai. Pergaseran kata ini dapat terjadi setelah adanya sebuah kelompok study bonsai dari Jepang, yang berusaha mencari tentang akar asal usul seni pemangkasan ini. Kata penzai adalah yang diduga merupakan asal pergeseran kata bonsai ini.
Seni pengkerdilan melalui pemangkasan suatu tanaman ini pertama kali datang ke Jepang antara era kerajaan Heian (794 M) hingga akhir masa kejayanya kerajaan Edo pada kepimpinan klan Tokugawa (1876M). Sebagian pihak menganggap bonsai hadir pada masa kerajaan Kamakura (1192M-1199M) dikarenakan adanya sebuah lukisan seorang pejabat kerajaan pada masa itu yang dihiasi oleh tanaman bonsai, dimana lukisan itu menjadi bukti yang sangat otentik tentang adanya bonsai di Jepang.
Semua pihak berpendapat bahwa para biksu dari Chinalah yang membawa teknik pengkerdilan tanaman melalui pemangkasan ini, dengan seiring keinginan misionaris agama mereka di Jepang. Keindahan tanaman bonsai yang begitu membius akan sebuah ketenangan membuat para bangsawan kerajaan Jepang mulai mendewakan bonsai sebagai identas kebangsawanannya. Sehingga bonsai menjadi identik sebagai tanaman kerajaan. Keesklusifan tanaman bonsai itu terlihat dikarenakan butuh sebuah suasana perawatan yang sangat khusus untuk merawat tanaman bonsai.
Teknik pengkerdilan tanaman ini dikenal luas oleh masyarakat umum di Jepang. Melalui seorang pesuruh kerajaan yang mengajarkan teknik bonsai keseorang muridnya, dikarenakan ia merasa sudah sangat tua dan takut tidak ada orang lagi yang akan meneruskan merawat bonsai kesayangannnya. Setelah dari seorang masyarakat biasa ini teknik merawat bonsai terus berkembang dari mulut ke mulut yang kemudian mendarah daging dalam adat istiadat orang Jepang. Bonsai dinegeri matahari terbit itu berkembang dengan pesat dan hampir melupakan negeri China sebagai negara asal teknik pemangkasan tanaman ini, walaupun tidak sedikit juga sebagian pihak mengklaim bahwa kretifitas tertinggi teknik pengkerdilan tanaman melalui seni pemangkasan ini berasal dari Jepang.
Seiring perkembangannya seni pemangkasan bonsai untuk masa kini bonsai telah menjadi budaya bagi adat istiadat di Jepang. Dimana menjadi sebuah tradisi pemberian “tokonomo” sebagai ucapan selamat tahun baru. Tokonomo adalah sebutan dari masyarakat Jepang untuk tanaman yang telah dibonsai, yang mana pada umumnya mempunyai ketinggian tidak lebih dari 60cm.
Sebagaimana tanaman yang mempunyai keindahan khusus, maka jangan mengira bahwa seni pemangkasan maupun perawatannya akan mudah. Membutuh suatu waktu kontiniutas yang cukup tinggi untuk memberikan hasil yang maksimal bagi sang bonsai.
Bonsai yang berkualitas tidak hanya terlihat dari bentuk akar maupun bentuk batang. Seni perkembangan bonsai bukan hanya untuk didalam ruangan namun juga menjadi keindahan luar ruangan. Keadaan ini memaksa bonsai untuk mempunyai ketahanan tubuh.
II.PEMBAHASAN
II.1.PEMILIHAN BAKALAN
Pohon yang paling umum dibonsai adalah berbagai spesies pinus. Jenis tanaman dan pohon dipakai untuk mengelompokkan jenis-jenis bonsai:
• Bonsai pohon pinus dan ek: tusam, cemara cina, cemara duri, sugi, dan lain-lain.
• Bonsai pohon buah untuk dinikmati keindahan buahnya (Ilex serrata, kesemek, Chaenomeles sinensis, apel mini, dan lain-lain).
• Bonsai tumbuhan berbunga untuk dinikmati keindahan bunganya (Prunus mume,Chaenomeles speciosa, sakura, azalea satsuki).
• Bonsai pohon untuk dinikmati bentuk daunnya (maple, Zelkova serrata, Rhus succedanea, bambu).
Ada banyak sekali tanaman tropis yang telah dicoba dan ternyata cocok untuk dibonsai, di antaranya asam jawa, beringin, cemara udang, waru, dan jambu biji.
II.2.PERAWATAN BONSAI
Merawat pohon bonsai membutuhkan banyak kerja dan dedikasi. Bonsai perlu terus-menerus dipangkas dan dijaga.Berikut adalah beberapa tips merawat pohon bonsai:
1. Bonsai biasanya ditanam dalam pot. Pot perlu diganti setidaknya setahun sekali.Penggantian pot ditujukan untuk mendorong pertumbuhan akar baru. Pilih pot lebih besar untuk mengakomodasi pertumbuhan bonsai.Pot harus memiliki lubang yang memungkinkan kelebihan air untuk mengalir keluar dari pot, sehingga akar bonsai tidak terendam air.
2. Bonsai harus disiram secara rutin.
Jangan siram bonsai terlalu banyak karena hanya akan mengakibatkan tumbuh jamur atau akar busuk.Tapi di sisi lain, bonsai juga tidak boleh kekeringan. Salah satu metode untuk memeriksa tingkat kelembaban adalah dengan menusukkan tusuk gigi ke dalam tanah. Tekstur tanah tidak boleh terlalu basah maupun kering.
II.3.JENIS-JENIS DASAR BONSAI
*Tegak Lurus (直幹, Chokkan)
Batang pohon tegak lurus vertikal ke atas. Pohon dikatakan memiliki batang yang ideal bila pohon memiliki diameter batang yang makin ke atas makin mengecil, dimulai dari bagian batang yang dekat dengan akar. Pohon dikatakan memiliki dahan yang ideal bila dahan ada di sisi depan-belakang atau kiri-kanan saling bersilangan satu sama lainnya. Jarak antardahan makin ke atas makin sempit. Bentuk akar ideal adalah akar yang bila dilihat dari atas, menjalar ke segala penjuru.
*Tegak Berkelok-kelok (模様木, Moyogi)
Batang pohon tegak berkelok-kelok ke kiri dan ke kanan. Diameter batang makin ke atas makin mengecil dengan keseimbangan kiri dan kanan yang baik. Dahan yang baik adalah dahan yang ada di bagian puncak lengkungan batang pohon. Dahan yang berada di bagian dalam lengkungan dipotong. Dari pangkal batang hingga bagian puncak pohon dapat ditarik garis lurus, dan orang yang melihat tidak merasa khawatir dengan keseimbangan pohon tersebut.
*Miring (斜幹, Shakan)
Batang pohon miring ke satu sisi bagaikan terus menerus ditiup angin ke arah tersebut. Bagaikan ada benda yang menghalangi di salah satu sisi, batang pohon tumbuh mencondong ke sisi lain. Ciri khas bentuk ini berupa dahan yang ada hanya di bagian puncak lengkungan batang, dan berselang-seling di sisi kiri-kanan dan depan-belakang.
*Sarung Angin (吹流し, Fukiganashi)/Tertiup Angin
Dibandingkan bonsai bentuk Miring, pohon tumbuh sambil mengalami paksaan yang lebih kejam. Batang dan dahan pohon hanya condong ke satu arah. Batang dan dahan pohon yang condong ke satu sisi jauh lebih panjang daripada tinggi pohon yang diukur dari pangkal batang ke puncak pohon. Posisi batang dan dahan mirip dengan bonsai gaya Setengah Menggantung, namun batang dan dahan terlihat membentuk garis paralel.
*Menggantung (懸崖, Kengai)
Pohon diibaratkan tumbuh di permukaan dinding terjal yang berada di tebing tepi laut atau dinding lembah terjal. Batang pohon tumbuh bagaikan menggantung ke bawah tebing. Puncak pohon tersebut menggantung jauh hingga melebihi dasar pot. Bila puncak pohon tidak melebihi dasar pot maka bonsai disebut Setengah Menggantung (Han Kengai).
*Batang Bergelung (蟠幹, Bankan)
Batang pohon terlihat sangat dipilin, atau pohon tumbuh dengan kecenderungan memilin diri. Batang pohon begitu terlihat dipilin bagaikan ular yang sedang bergelung.
*Sapu Tegak (箒立ち, Hōkidachi)
Batang tegak lurus hingga di tengah sebelum dahan dan ranting tumbuh menyebar ke segala arah. Puncak pohon sulit ditentukan dari sejumlah puncak dahan yang ada sehingga bentuk bonsai ini mirip sapu dari bambu. Keindahan bonsai gaya ini dinilai dari percabangan dahan yang rapi, dan titik dimulainya persebaran dahan dan ranting ke segala arah, tinggi pohon, dan keseimbangan unsur-unsur tersebut.
*Menonjolkan Akar (根上り, Neagari)
Akibat pohon dipelihara di lingkungan pemeliharaan yang kejam, bagian pangkal akar yang bercabang-cabang di dalam tanah menjadi terekspos ke luar di atas tanah bagaikan akibat diterpa angin dan hujan.
*Berbatang Banyak (多幹, Takan)
Dari satu pangkal akar tumbuh tegak lebih dari satu batang pohon. Bila tumbuh dua batang pohon, maka bonsai disebut Berbatang Dua (Sōkan). Bila ada tiga batang pohon, maka disebut Berbatang Tiga (Sankan). Bonsai berbatang lima atau lebih disebut Tunggul Tegak (Kabudachi). Batang berjumlah ganjil lebih disukai. Selain bonsai berbatang dua, bonsai dengan batang berjumlah genap tidak disenangi dan tidak dibuat.
*Akar Terjalin (根連なり, Netsuranari)
Akar dari sejumlah batang pohon dari satu spesies (tiga batang pohon atau lebih) saling melekat dan berhubungan satu satu sama lainnya. Bentuk ini juga dapat berasal dari batang pohon yang tadinya tegak, namun roboh dan terkubur di dalam tanah. Bagian yang dulunya adalah dahan pohon, berubah peran dan tumbuh sebagai batang pohon. Dari batang pohon tersebut keluar akar, dan akar tersebut terjalin dengan akar pohon asal. Bentuk yang mirip dengan Akar Terjalin disebut Rakit atau Tumbuh dari Batang (Ikadabuki). Bonsai berbentuk Tumbuh dari Batang juga berasal dari pohon yang tadinya tegak, namun roboh dan dahan berubah peran menjadi batang. Perbedaannya dengan Akar Terjalin terletak pada akar yang hanya ada di satu tempat. Seperti halnya bonsai Berbatang Banyak, pohon berbatang genap tidak disukai.
*Kelompok (寄せ植え, Yoseue)
Lebih dari satu pohon ditanam bersama dalam satu pot dangkal atau ditanam di atas batu. Pohon yang ditanam dapat saja beberapa pohon dari satu spesies, atau campuran dari beberapa spesies berbeda. Nilai kreativitas karya dapat ditinggikan dengan perpaduan benda-benda hiasan yang diletakkan sebagai tambahan.
*Pohon Sastrawan (文人木, Bunjinki)/Bebas
Bentuk bonsai ini asal usulnya dari meniru bentuk pohon dalam nanga. Dinamakan bonsai bentuk Pohon Sastrawan karena sastrawan zaman Meiji sangat menggemari bonsai bentuk ini. Pada zaman sekarang, batang kurus, jumlah dahan sedikit, dan dahan pendek juga disebut Pohon Sastrawan.
*Pohon Tak Lazim (代わり木, Kawariki)
Bentuk ini dipakai untuk menyebut bonsai yang tidak dapat digolongkan ke dalam bentuk-bentuk bonsai yang lazim.Dari gambar disamping dapat dilihat gabungan antara batang bergelung dan menggantung.
III.KESIMPULAN DAN SARAN
III.1.KESIMPULAN
Bonsai yang berkualitas tidak hanya terlihat dari bentuk akar maupun bentuk batang. Seni perkembangan bonsai bukan hanya untuk didalam ruangan namun juga menjadi keindahan luar ruangan.
III.2.SARAN
Sebagaimana tanaman yang mempunyai keindahan khusus, maka jangan mengira bahwa seni pemangkasan maupun perawatannya akan mudah. Membutuh suatu waktu kontiniutas yang cukup tinggi untuk memberikan hasil yang maksimal bagi sang bonsai.
DAFTRA PUSTAKA
Anonim1.2013.Di akses pada tanggal 5 Oktober 2013.http://www.amazine.com.Bagaimana cara merawat bonsai.Makassar.
Anonim2.2013.Di akses pada tanggal 5 Oktober 2013.http://www.bp.blogspot.com.Semua tentang Jepang.Makassar.
Anonim3.2013.Di akses pada tanggal 5 Oktober 2013.http://www.jualbonsai.com.Jual Bonsai Indonesia.Makassar.
Anonim4.2013.Di akses pada tanggal 5 Oktober 2013.http://www.tabloidgallery.wordpress.com.Model dan Gaya Bonsai.Makassar.
Terimakasih Sobat,, sudah berkunjung, jangan lupa di like yah atau tinggalkan pesan anda di kolom facebook paling bawah.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !