MAKALAH ILMU DAN
TEKNOLOGI BENIH
PEMENCARAN BENIH
Oleh:
AL
AZ ARI
PROGRAM
STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
HASANUDDIN
MAKASSAR
2013
KATA PENGANTAR
Puji
dan syukur yang tak hingga penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah
memberi rahmat dan karunianya serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini. Tujuan
disusunnya makalah ini untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah ILMU DAN TEKNOLOGI BENIH,
semester IV tahun
akademik 2012/2013.
Dalam
penyusunan makalah ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu terselsaikannya makalah ini.
Demikian makalah ini telah penulis selesaikan, dalam penyusunannya mungkin masih banyak kekurangannya, untuk itu penulis mohon saran dan kritik dari para pembaca sebagai evaluasi bagi penyusunan makalah yang akan datang.
Demikian makalah ini telah penulis selesaikan, dalam penyusunannya mungkin masih banyak kekurangannya, untuk itu penulis mohon saran dan kritik dari para pembaca sebagai evaluasi bagi penyusunan makalah yang akan datang.
Makassar, 05 Maret 2013
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
.........................................................................................................
Daftar Isi....................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..............................................................................................
1.2 Tujuan ............................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
Daftar Isi....................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..............................................................................................
1.2 Tujuan ............................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pemencaran pada Benih ...............................................................................
2.2 Konsep Alat Penyebaran Benih Atau Biji ....................................................
2.3 Pemencaran Benih Berdasarkan Perantara Pemencarannya .........................
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ....................................................................................................
3.2 Saran ..............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................
2.2 Konsep Alat Penyebaran Benih Atau Biji ....................................................
2.3 Pemencaran Benih Berdasarkan Perantara Pemencarannya .........................
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ....................................................................................................
3.2 Saran ..............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kita tidak akan menumukan suatu tumbuhan
hidup di sembarang tempat, tetapi hanya menghuni tempat-tempat tertentu saja di
mana tumbuhan tersebut dapat tumbuh dan berkembang biak dengan baik. Hal ini
terjadi karena pada dasarnya setiap tumbuhan mampu tumbuh secara maksimal
apabila syarat-syarat yang diperlukan oleh tumbuhan tersebut terpenuhi. Hal
inilah yang menyebabkan tumbuhan menghuni areal atau daerah distribusi tertentu
saja. Distribusi tumbuhan ini dipengaruhi oleh factor perantara pemencaran biji
yaitu organism lain.
Untuk
mempertahan jenisnya, tumbuhan melakukan proses reproduksi, sedangkan untuk
mempeluas daerahnya (melakukan persebaran), tumbuhan melakukan dispersal atau
pemencaran/penyebaran alat reproduksinya (buah/biji). Distribusi makhluk hidup
di bumi tergantung pada kemampuan setiap individu dalam beradaptasi. Tumbuhan
yang terdapat di mana-mana atau daerah distribusinya sangat luas disebut kosmopolit,
misalnya lumut dan dan rumput-rumputan. Tumbuhan yang daerah distribusinya
sangat sempit dan terbatas disebut endemic, misalnya refflesia di
daerah Bengkulu.
Untuk
kepentingan penyebaran keturunannya, tanaman telah melakukan mekanisme alami
dengan membentuk struktur morfologis tertentu maupun melangsungkan
proses-proses tertentu pada bijinya. Berbagai penelitian membuktikan adanya
interaksi antara tanaman dengan agen tertentu dalam mekanisme penyebaran
bijinya. Agen pembantu penyebaran biji ini dapat berupa agen biotik (burung,
mamalia, serangga) maupun abiotik (angin, air, gravitasi).
Secara umum pemencaran benih atau biji dapat terjadi dengan atau tanpa bantuan. Biji dalam jumlah besar dihasilkan
oleh kebanyakan spesies dan biasanya disebarkan
hingga jarak yang cukup jauh, akan tetapi sebagian kecil saja yang dapat tumbuh menjadi tumbuhan dewasa. Bagi banyak tumbuhan, penyebaran biji pada
awalnya merupakan suatu keuntungan untuk keberhasilan dari sebuah spesies.
Penyebaran biji akan membantu mengatasi persaingan antar kecambah,
mengusahakan pemakaian tempat yang tepat dan pendudukan daerah baru, selain itu
juga mengusahakan genotype baru untuk mencari kondisi lingkungan yang tepat.
Penyebaran biji hingga ke jarak yang jauh untuk beberapa jenis tumbuhan
tidaklah menguntungkan. Tumbuhan jenis ini bila tumbuh pada lingkungan yang dikelilingi oleh keadaan yang
tidak menguntungkan, tidak akan dapat melampaui tahap-tahap pertumbuhan
berikutnya seperti tahap generatif (karena tidak ada serbuk sari yang dapat
mencapai daerah tersebut). Banyak jenis tumbuhan lain tidak mempunyai mekanisme
khusus, sehingga penyebaran biji untuk tumbuhan demikian benar-benar merupakan
kebetulan saja.
Berdasarkan hal diatas,
maka dibuatlah makalah ini sehingga penulis dapat mengetahui tentang pemencaran
pada benih, konsep alat penyebaran benih atau biji dan pemencaran benih berdasarkan perantara pemencarannya.
1.2 Tujuan
Tujuan dari makalah ini yaitu untuk mengetahui
tentang pemencaran pada benih, konsep alat
penyebaran benih atau biji dan pemencaran benih
berdasarkan perantara pemencarannya.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pemencaran Pada Benih
Suatu tumbuhan hidup tidak dapat tumbuh
dengan sendirinya di
sembarang tempat, tetapi hanya menghuni tempat-tempat tertentu saja di mana
tumbuhan tersebut dapat tumbuh dan berkembang biak dengan baik. Hal ini terjadi
karena pada dasarnya setiap tumbuhan mampu tumbuh secara maksimal apabila
syarat-syarat yang diperlukan oleh tumbuhan tersebut terpenuhi. Hal inilah yang
menyebabkan tumbuhan menghuni areal atau daerah distribusi tertentu saja.
Distribusi tumbuhan ini dipengaruhi oleh factor perantara pemencaran biji yaitu
organism lain.
Untuk
mempertahan jenisnya, tumbuhan melakukan proses reproduksi, sedangkan untuk
mempeluas daerahnya (melakukan persebaran), tumbuhan melakukan dispersal atau
pemencaran/penyebaran alat reproduksinya (buah/biji). Distribusi makhluk hidup
di bumi tergantung pada kemampuan setiap individu dalam beradaptasi. Tumbuhan
yang terdapat di mana-mana atau daerah distribusinya sangat luas disebut kosmopolit,
misalnya lumut dan dan rumput-rumputan. Tumbuhan yang daerah distribusinya
sangat sempit dan terbatas disebut endemic, misalnya refflesia di
daerah Bengkulu.
Untuk
kepentingan penyebaran keturunannya, tanaman telah melakukan mekanisme alami
dengan membentuk struktur morfologis tertentu maupun melangsungkan proses-proses
tertentu pada bijinya. Berbagai penelitian membuktikan adanya interaksi antara
tanaman dengan agen tertentu dalam mekanisme penyebaran bijinya. Agen pembantu
penyebaran biji ini dapat berupa agen biotik (burung, mamalia, serangga) maupun
abiotik (angin, air, gravitasi). Van der Pijl (1982) dalam Griffin dan Sedgley
(1989) menjumpai adanya karakteristik tertentu pada tipe-tipe buah dan biji
yang diduga merupakan mekanisme alami untuk menyesuaikan diri dengan agen
penyebar buah/bijinya.
Secara umum pemencaran benih atau biji dapat terjadi dengan atau tanpa bantuan. Biji dalam jumlah besar dihasilkan
oleh kebanyakan spesies dan biasanya disebarkan
hingga jarak yang cukup jauh, akan tetapi sebagian kecil saja yang dapat tumbuh menjadi tumbuhan dewasa. Kematian yang
terbesar terjadi pada perkecambahan atau
fase kecambah. Kematian terbesar terjadi karena viabilitas biji rendah,
dormansi, hilang
atau berkurang, dan biji rusak oleh hewan, serangga, cendawan, atau kondisi lingkungan yang kurang sesuai.
2.2 Konsep Alat Penyebaran Benih atau Biji
Bagi banyak tumbuhan, penyebaran biji pada awalnya merupakan suatu
keuntungan untuk keberhasilan dari sebuah spesies. Penyebaran biji akan
membantu mengatasi persaingan antar kecambah, mengusahakan pemakaian tempat
yang tepat dan pendudukan daerah baru, selain itu juga mengusahakan genotype
baru untuk mencari kondisi lingkungan yang tepat. Penyebaran biji hingga ke
jarak yang jauh untuk beberapa jenis tumbuhan tidaklah menguntungkan. Tumbuhan
jenis ini bila tumbuh pada lingkungan
yang dikelilingi oleh keadaan yang tidak menguntungkan, tidak akan dapat
melampaui tahap-tahap pertumbuhan berikutnya seperti tahap generatif (karena
tidak ada serbuk sari yang dapat mencapai daerah tersebut). Banyak jenis
tumbuhan lain tidak mempunyai mekanisme khusus, sehingga penyebaran biji untuk
tumbuhan demikian benar-benar merupakan kebetulan saja.
Penyebaran biji dapat diklasifikasikan dalam dua kriteria, yaitu
sebagai: (1) penyebar biji, misalnya binatang, angin, dan air, dan (2) struktur
dan bentuk alat penyebaran, misalnya kering atau berair, bersayap atau tidak.
Klasifikasi yang dibuat seringkali tidak dapat memuaskan karena semua
klasifikasi sering tumpang tindih. Biji yang berlainan
pada satu tanaman bahkan dapat pula mengalami system penyebaran yang
berbeda.Hal ini dialami oleh tanaman heterokarpus. Tanaman ini membentuk dua
jenis diaspora atau alat penyebaran yang berbeda cara penyebaran dan penyebarnya.
Struktur biji yang sama kadang-kadang juga dapat bekerja sebagai alat penyebar
yang berbeda bagi tanaman yang berbeda. Sebagai contoh “mucilage” dapat
membantu menyebarkan ke jarak jauh untuk tanaman yang satu tetapi dapat
mencegah penyebaran untuk tanaman yang lain.
Organ tumbuhan yang bertugas dalam penyebaran jenis ini berlainan untuk
setiap jenis tanaman.Organ ini dapat terdiri hanya dari biji, bagian dari buah
dan biji, atau buah bersama dengan bagian bunga atau organ vegetatif. Beberapa
adaptasi penyebaran tidak hanya terjadi dengan cara perubahan bentuk morfologi
luar saja, tetapi hamper keseluruhan struktur tertentu dan susunan berbagai
jaringan diaspora. Beberapa mekanisme
penyebaran diaspora bahkan hanya bergantung pada struktur ultra dinding sel.
Tumbuhan dapat mengatur penyebarannya tidak hanya melalui ruang tetapi
juga melalui waktu. Pada banyak spesies tumbuhan, hanya sedikit bijinya yang
langsung dapat berkecambah setelah bijinya matang, sedangkan sisanya akan
berkecambah setelah beberapa periode. Sebagai contoh ialah beberapa spesies
tumbuhan mustard, hanya sebagian dari buah atau polong yang membuka setelah
matang.Biji yang telah keluar dari polong segera dapat berkecambah, sedangkan
sisanya tetap berada pada bagian dari buah dan dengan sendirinya tidak dapat
berkecambah. Contoh lain ialah biji dari tumbuhan Leguminosae yang dilindungi
oleh kulit biji atau kulit buah yang kedap air. Kulit yang kedap air ini
merupakan penyebab tidak berkecambahnya biji walaupun air tanah sangat banyak.
Dengan berjalannya waktu akan terjadi retakan kecil pada kulit sehingga air
dapt masuk dan biji dapat berkecambah. Kulit biji atau buah yang kedap ini baru
dapat retak setelah berdiam dalam tanah beberapa tahun.Pada beberapa jenis
kulit biji ini harus terkikis habis supaya biji dapat berkecambah.Termasuk
dalam tipe ini ialah biji jenis tumbuhan yang untuk masuknya air guna
perkecambahan biji diatur oleh sebuah katup. Membuka dan menutupnya katup
diatur oleh kondisi lingkungan seperti kelembaban
atmosfer.
Saat yang memacu perkecambahan,
kadang-kadang menunjukkan adaptasi khusus terhadap lingkungannya. Lokalisasi
spesies tumbuhan tertentu pada padangpenggembalaan disebabkan karena kulit biji
yang keras pada spesies tersebut terkikis di dalam saluran pencernaan hewan.
Hal ini bukan bukan berfungsi sebagai perusak, akantetapi sebaliknya berfungsi
mempercepat perkecambahan. Hasil sekresi hewan bahkan memberikan lingkungan
yang lembab setelah kulit biji yang keras terkikis sehingga mempercepat
perkecambahan.
Biji yang telah matang merupakan awal dari generasi sporofit.Biji ini
umumnya dipisahkan dari tanaman induk melalui beberapa mekanisme dari
penyebaran biji yang disebut sebagai unit penyebaran.Struktur unit penyebaran
ditentukan oleh hubungan antara ovul dengan ovari, jumlah ovul pada setiap
ovari, tipe bagian-bagian bunga, dan pola penyebaran biji dari spesies
tersebut.Unit penyebaran dapat merupakan biji sejati. Biji sejati merupakan
sebuah ovul matang, atau dapat pula merupakan sebuah ovul matang di dalam ovari
yang matang atau bagian dari buah yang dalam perkembangan selanjutnya akan
berhubungan erat dengan bagian-bagian yang lain.Unit penyebaran biji dapat
digolongkan ke dalam tiga kelompok, yaitu:
1.
Unit penyebaran sederhana
Unit penyebaran ini merupakan sebuah biji sejati yang
dihasilkan oleh buah yang beberapa biji dan disebarkan sebagai unit tunggal.
Contoh: kapas, buncis, tomat, dan semangka.
2.
Unit penyebaran pertengahan
Unit penyebaran ini merupakan unit biji disertai sebagian
dari buah.Contohschizocarp (wortel), dan multiple fruit (Beta sp.)
3.
Unit penyebaran kompleks
Unit penyebaran ini merupakan buah yang hanya mempunyai
satu biji dan biji ini tidakdapat dipisahkan dari buahnya.Unit penyebaran
seperti ini disebut “one- seededindehiscent fruit”, “achene”, atau kariopsis.
Contoh: jagung, padi, gandum, dan bunga matahari.
2.3 Pemencaran Benih Berdasarkan Perantara
Pemencarannya
Berdasarkan perantara pemencarannya maka pemencaran benih
dapat dibedakan menjadi beberapa klasifikasi yaitu:
Bentuk-bentuk
kehidupan tumbuhan yang paling awal mungkin dipencarkan oleh air dan bersifat
akuatik, dan air memainkan peranan yang sangat penting dalam pemencaran
tumbuhan khususnya yang tumbuh di air atau didekatnya. Setiap jenis benih yang
ringan berkemungkinan untuk dipencarkan oleh air secara efektif sampai batas
kemampuannya untuk mengapung dan mempertahankan daya untuk berkecambah, yaitu
ketika benih jenuh akan air dan tenggelam atau menjadi busuk (gagal).
Persyaratan utama dalam pemencaran oleh air adalah daya apung yang cukup dan
impermeabilitas bagi air.
Alat
perkembangbiakan
yang sesuai untuk pemencaran dengan bantuan air ini adalah yang mempunyai berat
jenis biji lebih kecil daripada air dan memiliki pelindung bagi embrionya
sehingga selama dalam air tidak mengalami kerusakan. Tanaman yang disebarkan dengan cara ini
biasanya mempunyai struktur buah dengan 3 lapis kulit, eksokarp (lapisan
terluar), licin dan berkilat dan kedap air, mesokarp (lapisan tengah), tebal
dan banyak rongga udara sehingga mengapung di air, endokarp (lapisan dalam)
yang keras dan kuat sebagai pelindung lembaga/embrio. Contoh tumbuhan yang dipencarkan dengan bantuan air adalah
kelapa (Cocos nucifera), tanaman
bakau (Baringtonia sp.), nyamplung (Calophyllum sp.), Vallisneria spiralis,
dan teratai (Lotus sp.). Alat
perkembangbiakan yang dihanyutkan air tidak hanya berupa buah, tetapi juga
dapat berupa tunas (anak) yang terpisah dari induknya dan kemudian terapung,
misalnya eceng gondok (Eichornis
crassipes).
Pemencaran
dengan bantuan air (hidrokori) terjadi melalui air sungai maupun air
laut. Setiap jenis benih yang ringan berkemungkinan untuk dipencarkan oleh
air secara efektif sampai batas kemampuannya untuk mengapung dan mempertahankan
daya untuk berkecambah, yaitu ketika benih jenuh akan air dan tenggelam atau
menjadi busuk (gagal). Persyaratan utama dalam pemencaran oleh air adalah daya
apung yang cukup dan impermeabilitas bagi air.Contohnya : kelapa (Cocos
nucifera), nyamplung (Calophylum sp).
Buah-buah
yang penyebarannya oleh air pada umumnya memiliki jaringan pengapung (seperti
gabus) yang terisi udara atau jaringan yang tak basah oleh air. Misalnya adalah
jaringan sabut pada buah-buah kelapa (Cocos), ketapang (Terminalia) atau putat (Barringtonia).
Buah bakau (Rhizophora) telah berkecambah semasa
masih melekat di batangnya (vivipar). Akar lembaga dan hipokotilnya tumbuh
memanjang keluar dari buah dan menggantung di ujung ranting, hingga pada
saatnya kecambah terlepas dan jatuh ke lumpur atau air di bawahnya. Kecambah
yang jatuh ke lumpur mungkin langsung menancap dan seterusnya tumbuh di situ;
namun yang jatuh ke air akan terapung dan bisa jadi terbawa arus air sungai
atau laut hingga ke tempat yang baru, di mana kecambah itu tersangkut dan
tumbuh menjadi pohon.
Tumbuhan
yang penyebarannya (biji/buahnya) dibantu oleh air disebut hidrokori.
Penyebaran secara hidrokori dapat mencapai tempat yang sangat jauh,
karena buah/biji dari tanaman itu akan terbawa oleh arus air tersebut.
Antropokori merupakan pemencaran dengan
perantara manusia. Tumbuhan yang memencar dengan cara ini dapat menyebar pada
area yang sangat luas. Manusia
secara sengaja atau tidak sengaja dapat memencarkan alat perkembangbiakan
tumbuhan. Manusia merupakan penyebab perubahan vegetasi yang paling aktif,
termasuk pemencaran tumbuhan. Apalagi di jaman modern. Dengan perjalanan di
dunia dalam jumlah yang kian lama semakin besar dan dengan kecepatan dan
kemudahan yang terus-menerus meningkat, manusia selalu mengangkut benih
tumbuhan baik sengaja maupun tidak diketahui. Sebagai contoh manusia secara
sengaja mendatangkan kina dari Amerika Selatan, kopi dan kelapa sawit dari
Afrika ke Indonesia. Secara tidak sengaja, manusia memakan buah yang bijinya
tidak tercerna dan dikeluarkan bersama kotoran, dapat pula biji rumput-rumputan
yang menempel pada baju/celana. Akibatnya, hanya sedikit tempat di bumi ini
yang vegetasi dan flora penyusunnyatidak menunjukan adanya bekas campur tangan
manusia.
Pada
waktunya tanda-tanda adanya campur tangan manusia akan semakin hilang, namun
campur tangan ini sudah semakin luas dan mengaburkan tumbuhan-tumbuhan endemic
disuatu daerah dan semakin mengaburkan daerah asal tumbuhan.
Pemencaran cara ini dapat dibedakan sebagai
berikut.
1.
Pemencaran secara sengaja
Pemencaran tumbuhan terjadi sesuai dengan kepentingan
manusia terhadap tumbuhan tersebut. Contohnya kopi dan kelapa sawit yang
berasal dari Afrika sekarang ada di Indonesia.
2.
Pemencaran secara tidak sengaja
Pemencaran ini terjadi karena tanpa sengaja
terbawa, misalnya bij rumput-rumputan yang menempel di baju atau celana waktu
melewatinya dan
terbawa ke tempat
lain. Pemencaran seperti ini disebut eksozoik.
Zookori
adalah pemencaran dengan bantuan hewan. Pemencaran oleh binatang biasa terjadi
pada buah-buah yang memiliki bagian-bagian yang banyak mengandung gula atau bahan makanan lainnya. Musang, misalnya, menyukai buah-buah yang manis
atau mengandung tepung dan minyak yang menghasilkan energi. Penyebaran tumbuhan dengan bantuan hewan (Zookori)
biasanya terjadi pada tumbuhan yang memiliki buah berair dan buah
kacang-kacangan. Hewan yang berperan biasanya: burung, kelelawar, tikus,
serangga, dan mamalia yang memakan buah tersebut. Aneka macam buah, termasuk pepaya, kopi dan aren, dimakannya namun biji-bijinya tidak
tercerna dalam perut agen tersebut. Biji-biji itu, setelah terbawa ke mana-mana
dalam tubuh musang misalnya, akhirnya dikeluarkan bersama tinja, di tempat yang
bisa jadi cukup jauh dari pohon asalnya. Demikian pula yang terjadi pada
beberapa macam biji-biji rumput dan semak yang dimakan oleh ruminansia. Biji dari buah yang dimakan tidak dapat
dicerna karena terlalu keras sehingga biji-biji tersebut dikeluarkan bersama
kotoran diberbagai tempat yang dilalui oleh hewan tersebut.Pemencaran seperti
itu disebut endozoik.
Pada
pemencaran ini, alat perkembangbiakan mungkin menempel pada bagian luar tubuh
hewan (epizookori) atau dimakan kemudian dikeluarkan besama-sama feses
(endozookori). Alat perkembangbiakan yang dipencarkan dengan
cara epizookori mempunyai cirri-ciri khusus seperti memiliki penait, duri-duri,
dan rambut yang keras dan runcing. Contoh tumbuhan yang dipencarkan secara
epizookori adalah rumput jarum (Andropogon
aciculatus) dan pulutan (Polanisia
viscosa). Cara pemencaran ini dapat dibedakan lagi
sebagai berikut:
1. Ornitokori
Pemencaran
ini terjadi dengan perantara burung. Biasanya biji tanaman ini tidak dapat
dicerna dan akan keluar berwama kotoran burung. Ciri-cirinya biji yaitu: (1) buah membentuk bagian edible dengan
warna yang menarik, (2) buah memproduksi mekanisme tertentu (warna yang tidak
menarik/rasa yang tidak enak) untuk menghindari termakannya buah yang belum
matang, (3) biji mempunyai mekanisme perlindungan untuk menghindari kerusakan
saat berada dalam pencernaan agen (burung), (4) buah terbuka, tidak terselubung
oleh kelopak, dan (5) pada buah yang keras. Contohnya beringin (Ficus benjamina),
talok (Muntingia calabora, dan benalu (Loranthus sp.).
2.
Kiropterokori
Kiropterokori
merupakan pemencaran dengan perantara kelelawar (codot dan kalong). Ciri-ciri
tumbuhan yang pemencarannya secara kiropterokoti adalah biji tidak dapat
dicerna dan buah memiliki aroma yang harum, buahnya berdaging dan dapat dimakan
oleh kelelawar misalnya apel,
sawo. jambu biji (Psidium gunjava),
dan papaya (Papaya sp).
3.
Entomokori
Pemencaran
ini dilakukan dengan perantaraan serangga. Pemencaran ini biasanya terjadi pada
tumbuhan yang bijinya kecil dan mengandung lemak sehingga menarik serangga,
misalnya wijen (Sesamum sp., dan
tembakau (Nicotiana tabacum).
4.
Mammokori
Pemencaran
ini melalui bantuan hewan menyusui selain manusia. Cara
penyebaran dengan bantuan mamalia ini dapat tejadi melalui feses/kotoran hewan
yang memakan tumbuhan tersebut. Buah atau biji yang disebarkan oleh mamalia
mempunyai karakteristik seperti: (1) besar, berdaging, dan lunak, (2)
mengeluarkan aroma khas terutama pada malam hari, (3) biji keras dan besar, dan
(4) bertipe exposed atau berbiji keras. Contohnya: kopi (cooffea sp),
arbei (Fragaria vesca), jambu biji (Psidium guajava), enau (Arrenga
pinnata), delima (Punica granatum). Pemencaran mammokori dibagi 2, yaitu Endozoik dan Eksozoik. Endozoik adalah cara pemencaran melaui feses hewan yang
memakan buah tumbuhan tersebut. Misalnya pada biji kopi, arbei, jambu biji,
delima. Eksozoik adalah
cara pemencaran melalui perlengkapan tertentu yang dimiliki oleh hewan ini sehingga
dapat melekat pada tubuh hewan
misalnya pada bulu-bulu hewan. Cirinya antara lain, buah/bijinya mempunyai
perekat, pengait, atau sikat-sikat. Misalnya beberapa tanaman majemuk, antara
lain Synendrella noddiflora dan antropogon aciculatus (buah
bayang-bayang).
5.
Hewan rendah
Salah
satu hewan rendah yang mampu memencarkan biji atau buah adalah jenis ikan air
tawar, yang sebagian besar bukan merupakan pemakan daging. Banyak diantara
ikan-ikan tersebut mrupakan pemakan tumbuhan terutama biji tumbuhan air atau
tumbuhan semi akuatik, dan beberapa jenis ikan ada yang bermigrasi lewat darat,
biasanya melalui rumput basah. Contoh tumbuhan yang dipencarkan oleh hewan tipe
ini antara lain kacang rawa (Menyanthes
trifoliate) dan gulma kolam (potamogeton).
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan
di atas maka dapat disimpulkan bahwa:
v Penyebaran biji akan membantu mengatasi
persaingan antar kecambah, mengusahakan pemakaian tempat yang tepat dan
pendudukan daerah baru, selain itu juga mengusahakan genotype baru untuk
mencari kondisi lingkungan yang tepat. Penyebaran biji hingga ke jarak yang
jauh untuk beberapa jenis tumbuhan tidaklah menguntungkan.
v Penyebaran biji dapat diklasifikasikan dalam
dua kriteria, yaitu, (1) penyebar biji, misalnya binatang, angin, dan air, dan
(2) struktur dan bentuk alat penyebaran, misalnya kering atau berair, bersayap
atau tidak.
v Unit penyebaran biji dapat digolongkan ke
dalam tiga kelompok, yaitu penyebaran sederhana, penyebaran pertengahan dan
penyebaran kompleks.
Berdasarkan perantara pemencarannya maka pemencaran benih
dapat dibedakan menjadi beberapa klasifikasi yaitu, ,
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2011. Agen Penyebaran Tumbuhan. http://jurgeo.blogspot.com. Diakses pada
hari Selasa tanggal 05 Maret 2013 pukul 16.44.
Anonim, 2011. Pemencaran Tumbuhan.
http://biosejati.wordpress.com. Diakses pada hari Selasa
tanggal 05 Maret 2013 pukul 18.56.
Anonim, 2011. Tim Pengampu Mata Kuliah Ilmu dan Teknologi
Benih. http://www.unhas.ac.id/lkpp/tani/Tim%20Pengampu%20%20Ilmu%20Dan-%20Teknologi%20Benih. Diakses pada hari
Senin tanggal 04 Maret 2013 pukul 15.52.
Anonim, 2012. Pemencaran Tumbuhan.
http://lucks4evergeografi.blogspot.com. Diakses pada hari Selasa
tanggal 05 Maret 2013 pukul 16.42.
thx k Ari.. sngat membantu :D
BalasHapusok de... untuk artikel pertanian. kunjungi situs kami. d www.mediatani.com
BalasHapusmakasih kak :D
BalasHapusOk de......
BalasHapus