DASAR DASAR AGRONOMI
1.Pengertian agronomi
Agronomi berasal dari: Agros yang artinya lapangan produksi
Nomos yang artinya pengelolahan
Dengan demikian agronomi di artikan suatu ilmu yang mempelajari cara pengolahan tanman pertanin dan lingkungan guna memperoleh produksi yang maksimal.
Dengan demikian pengertian tersebut mengandung rangka acuan yang berisi 3 pengertian pokok (unsure unsure agronomi)
Antara lain:
a.lapang produksi (lingkungan tanaman).
b.pengelolaan (manajemen).
c.produksi maksimum (sebagai hasil proses 2 faktor di atas)
Fokus agronomi:lapang produksi,bisa berupa sebidang tanah,bak,pot,gelas plastik, dll…. Letak yang alamih juga berupa buatan.
Saran agronomo yang bisa menjadi pelengkap lapang adalah:
1.sarana teknologi misalkan: a.sarana pengolahan
b.sarana penyimpanan
c.sarana penyimpanan
d.sarana pengangkut produksi
Sasaran agronomi adalah memaksimalkan produksi yang mungkin berupa buah,biji,getah, dalam sasaran satuan kg,ton, dll.
2.Tindak agronomi adalah suatu cara untuk menghasilkan produksi yang maksimal
Pertanian purba belum bisa di katakana sebagai kelompok agronomi karena belum melakukan tindak agronomi, misalnya:
Ø Tidak melakukan pengolahan tanah,mereka hanya membakar hutan dan menanamnya.
Ø Tidakn memelihara tanaman, karena mereka hanya menanam kemudian meningalkan tanaman tersebut
Ø Berpindah pindah
Ø Tidak berusaha mencapai produksi maksimum
Pada
umumnya, tingkat agronomi terkait dengan tingkat pengetahuan petani masa
itu, relefansi demikian berwujud suatu kesadaran untuk melaksanakan
tindak agronomi. Tingkat awal dari tindak agronomi di mulai dari
menetapnya seorang peladang penghuni suatu areal disekitar rumahnya
peladang tersebut. Memenam tanaman secara lebih intensif.
Tindak
agronomi yang sempurna di tandai dengan adanya lapang produksi,
pengelolaan yang terencana, memiliki minat untuk mencapai produksi
maksimum dengan menerapkan ilmu dan teknologi.
Tingkatan
tindak agronomi berjenjang dari yang sederhana sampai yang maju.
Nilainya tergantung pada tingkat ke 3 pengertian pokok agronomi.
3. Aspek dengan lingkungan hidup
1. aspek agronomi memiliki 3 aspek :
A . Aspek pemuliaan tanaman
B. Aspek fisiologi tanaman
C. Aspek ekologi tanaman
v Ketiga
aspek di atas merupakan suatu gugus ilmu tanaman dengan langsung
berperan terhadap tindak agronomi dan sekaligus akan terlihat pada
produksi tanaman.
v Hasil
pemuliaan tanaman, misalnya untuk suatau varietas yang memiliki
berbagai sifat ungul kemungkinan sifat ungulnya tergantung kepada
tingkatan tindak agronomi yang di lakukan pada tahap itu.
Aspek Agronomi
A.Pemuliaan Tanaman
Pemuliaan
tanaman merupakan kegiatan untuk mengubah susunan genetik tanaman secara tetap
(baka) sehingga memiliki sifat atau penampilan sesuai dengan tujuan yang
diinginkan pelakunya. Pelaku kegiatan ini disebut pemulia tanaman. Pemuliaan
tanaman umumnya mencakup tindakan penangkaran, persilangan, dan seleksi. Dasar
pengetahuan mengenai perilaku biologi tanaman dan pengalaman dalam budidaya
diperlukan dalam kegiatan ini sehingga sering kali dikatakan sebagai gabungan
dari ilmu dan seni.
Produk pemuliaan tanaman adalah kultivar dengan ciri-ciri yang khusus dan
bermanfaat bagi penanamnya. Dalam kerangka usaha pertanian (agribisnis),
pemuliaan tanaman merupakan bagian awal/hulu dari mata rantai usaha tani dan
memastikan tersedianya benih atau bahan tanam yang baik dan bermutu tinggi.
1. Tujuan dalam pemuliaan tanaman
Tiga varietas mawar (bunga berwarna merah hati, kuning, dan merah terang,
berturut-turut dari depan ke belakang) merupakan hasil perakitan terhadap
variasi genetik yang tersedia dalam satu spesies mawar.
Tujuan dalam pemuliaan tanaman secara umum diarahkan pada dua hal: peningkatan
kepastian terhadap hasil yang tinggi dan perbaikan kualitas produk yang
dihasilkan.
Peningkatan kepastian terhadap hasil biasanya diarahkan pada
• peningkatan daya hasil,
• ketahanan terhadap gangguan dari organisme lain atau lingkungan yang kurang
mendukung,
• daya tumbuh tanaman yang kuat, serta
• kesesuaian terhadap teknologi pertanian yang lain.
Usaha perbaikan kualitas produk dapat diarahkan pada perbaikan ukuran, warna,
kandungan bahan tertentu, pembuangan sifat-sifat yang tidak disukai, ketahanan
simpan, atau keindahan serta keunikan.
2. Strategi pemuliaan tanaman
Strategi dalam pemuliaan tanaman masa kini adalah dengan melakukan peningkatan
variasi genetik yang diikuti kemudian dengan seleksi pada keturunannya.
Pemuliaan tanaman biasanya mengarah pada domestikasi meskipun tidak selalu
demikian.
Peningkatan variasi genetik dapat dilakukan melalui berbagai cara:
• Introduksi
• Persilangan
• Manipulasi genom
• Manipulasi gen atau bagian kromosom
• Transfer gen.
Tiga cara yang pertama dikenal sebagai "pemuliaan klasik" atau
"konvensional" dan dua cara yang terakhir merupakan cara pemuliaan
"molekular" serta dianggap sebagai bagian dari bioteknologi.
Introduksi
Mendatangkan bahan tanam dari tempat lain (introduksi) merupakan cara paling
sederhana untuk meningkatkan keragaman genetik. Seleksi penyaringan (screening)
dilakukan terhadap koleksi plasma nutfah yang didatangkan dari berbagai tempat
dengan kondisi lingkungan yang berbeda-beda. Pengetahuan tentang pusat
keanekaragaman tumbuhan penting untuk penerapan cara ini. Keanekaragaman
genetik untuk suatu spesies tidaklah seragam di semua tempat di dunia. N.I.
Vavilov, ahli botani dari Rusia, memperkenalkan teori "pusat
keanekaragaman" (centers of origin) bagi keanekaragaman tumbuhan.
Contoh pemuliaan yang dilakukan dengan cara ini adalah pemuliaan untuk berbagai
jenis tanaman buah asli Indonesia, seperti durian dan rambutan, atau tanaman
pohon lain yang mudah diperbanyak secara vegetatif, seperti ketela pohon dan
jarak pagar. Introduksi dapat dikombinasi dengan persilangan.
Persilangan
Penyaringan gandum untuk ketahanan terhadap salinitas (kadar garam tanah yang
tinggi). Varietas di sebelah kanan rentan terhadap salinitas sehingga mati,
sementara varietas di sebelah kiri masih sanggup bertahan hidup.
Persilangan merupakan cara yang paling populer untuk meningkatkan variasi
genetik, bahkan sampai sekarang karena murah, efektif, dan relatif mudah
dilakukan.
Pada dasarnya, persilangan adalah manipulasi komposisi gen dalam populasi.
Keberhasilan persilangan memerlukan prasyarat pemahaman akan proses reproduksi
tanaman yang bersangkutan. Berbagai macam skema persilangan telah dikembangkan
(terutama pada pertengahan abad ke-20) dan menghasilkan sekumpulan metode
pemuliaan yang lazim diajarkan di perkuliahan bagi mahasiswa pemuliaan tanaman
tingkat sarjana.
Semua varietas unggul padi, jagung, dan kedelai yang ditanam di Indonesia saat
ini dirakit melalui persilangan yang diikuti dengan seleksi.
Perkembangan dalam biologi molekular memunculkan metode-metode pemuliaan baru
yang dibantu dengan marker molekular dan dikenal sebagai pemuliaan berbantuan
marker.
Manipulasi genom
Yang termasuk dalam cara ini adalah semua manipulasi ploidi, baik penggandaan
genom (set kromosom) maupun perubahan jumlah kromosom. Gandum roti dikembangkan
dari penggabungan tiga genom spesies yang berbeda-beda. Semangka tanpa biji
dikembangkan dari persilangan semangka tetraploid dengan semangka diploid.
Teknik pemuliaan ini sebenarnya juga mengandalkan persilangan dalam praktiknya.
Manipulasi gen dan ekspresinya
Metode-metode yang melibatkan penerapan genetika molekular masuk dalam kelompok
ini, ditambah metode klasik pemuliaan dengan mutasi. Berbagai teknik yang
tercakup di dalamnya, di antaranya TILLING, teknologi antisense, gene
silencing, teknologi RNAi, rekayasa gen, dan overexpression. Meskipun
teknik-teknik ini telah diketahui berhasil diterapkan dalam skala percobaan,
belum ada varietas komersial yang dirilis dengan cara ini.
Transfer gen
Cara ini dikenal pula sebagai transformasi DNA. Gen dari organisme lain
disisipkan ke dalam DNA tanaman untuk tujuan tertentu. Strategi pemuliaan ini
banyak mendapat penentangan dari kelompok-kelompok lingkungan karena kultivar
yang dihasilkan dianggap membahayakan lingkungan jika dibudidayakan.
Transformasi tanaman yang dimediasi dengan Agrobacterium tumefaciens merupakan
metode transformasi tanaman yang paling umum digunakan A. tumefaciens secara
alami menginfeksi tumbuhan dikotil dan menyebabkan tumor yang disebut ‘crown
gall’ Bakteri ini merupakan bakteri gram negatif yang menyebabkan crown gall
dengan mentransfer bagian DNA-nya (dikenal sebagai T-DNA) dari Tumour inducing
plasmid (Ti plasmid) ke dalam inti sel dan berintegrasi dengan genom sehingga
menyebabkan penyakit ‘crown gall’.T-DNA mengandung 2 tipe gen, gen onkogenik
yang menyandikan enzim termasuk sintesis auksin dan sitokinin dan membentuk
formasi tumor, serta gen yang menyandikan sintesis opin, hasil dari kondensasi
asam amino dan gula. Opin dihasilkan dan diekskresikan sel ‘crown gall’ dan
digunakan oleh A. tumefaciens sebagai sumber karbon dan nitrogen. Sementara gen
untuk reaksi katabolisme opin, gen yang membantu transfer T-DNA dari bakteri ke
sel tanaman, dan gen tansfer konjugatif plasmid, terdapat diluar T-DNA.
A. tumefaciens terlebih dahulu melakukan pelekatan pada permukaan sel tanaman
dengan membentuk mikrofibril sehingga menyebabkan terjadinya luka pada tanaman
yang akan mengeluarkan senyawa fenolik yaitu asetosiringone sebagai respon
sinyal. Sinyal tersebut mengaktifkan virA yang merupakan protein kinase untuk
mengaktifkan virG dan memfosforilasinya menjadi virG-P. Dengan aktifnya virG-P
ini akan mengaktifkan gen-gen vir lainnya untuk mulai bersifat virulen dan
melakukan transfer VirD untuk memotong situs spesifik pada Ti plasmid, pada
sisi kiri dan kanannya sehingga melepaskan T-DNA yang akan ditransfer dari
bakteri ke sel tanaman . T-DNA utas tunggal akan diikat oleh protein VirE yang
merupakan single strand binding protein sehingga terlindung dari degradasi.
Bersamaan dengan itu, protein virB membentuk saluran transmembran ysng
menghubungkan sel A. tumefaciens dan sel tanaman sehingga T-DNA dapat masuk ke
sel tanaman. Gen pada T-DNA, yang meliputi gen auksin, sitokinin dan opin, ikut
terekspresi sehingga memacu pertumbuhan sel tanaman menjadi banyak (tumor.
Dengan adanya teknologi transformasi yang dimediasi A. tumefaciens ini berperan
dalam menghasilkan tanaman transgenik, seperti tanaman tembakau yang tahan
terhadap antibiotik tertentu. Resistensi terhadap antibiotik ini didapatkan
dari bakteri yang turut menyisip pada T-DNA A. tumefaciens.
Produk yang dihasilkan dengan cara ini sudah cukup banyak, seperti berbagai
kultivar padi, kedelai, jagung, kapas, tomat, dan kentang.
B.Fisiologi Tanaman
Fisiologi tumbuhan adalah ilmu yang mempelajari semua
proses metabolisme yang terjadi di dalam tubuh tumbuhan agar tumbuhan tetap
dapat tumbuh. Tumbuhan yang masuk dalam ruang lingkup fisiologi tumbuhan adalah
semua jenis pada kingdom plantae, baik yang bersel satu ataupun tingkat tinggi,
monera, sebagian protista, dan fungi. Akan tetapi, sejauh ini, yang menjadi
topik dan objek para fisiologiawan tumbuhan adalah organisme dari golongan
plantae.
Berbeda dengan fisiologi tumbuhan, fisiologi tanaman
mempelajari proses-proses metabolisme dan biokimia pada tanaman-tanaman.
Tanaman adalah tumbuhan yang sudah dibudidayakan oleh manusia. Dengan demikian,
cakupan fisiologi tanaman lebih sempit daripada fisiologi tumbuhan. Karena yang
dipelajari mencakup tanaman-tanaman yang biasanya diambil manusia untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya, maka proses metabolisme yang dipelajari hanya
mencakup metabolisme yang berkaitan dengan bagaimana mendapatkan hasil panen
yang tinggi dari bagian-bagian tanaman yang dipanen.
Ketika fisiologi tumbuhan banyak mempelajari
metabolisme dalam lingkup seluler dan molekuler, maka fisiologi tanaman
mempelajari metabolisme dalam tingkatan individu dan populasi tanaman. Keduanya
memiliki pembahasan yang hampir sama yaitu macam proses metabolisme, mekanisme
proses yang terjadi, tempat terjadinya proses, dan faktor yang berpengaruh
terhadap proses metabolisme.
Fisiologi, baik fiisologi tumbuhan ataupun fisiolagi
tanaman tidak dapat dipisahkan dengan cabang ilmu yang lain, teutama fisika dan
kimia. Selama ini, proses metabolisme yang berada didalam tubuh tumbuhan
ataupun tanaman lebih banyak dijelaskan dengan proses fisika dan kimia oleh
para fisiologiawan. Beberapa proses metabolisme dapat dijelaskan secara rinci tentang
prnsip kimia dan fisika yang terlibat di dalamnya. Dengan kata lain,
prinsip-prinsip tentang reaksi kima dan fisika merupakan bekal utama dalam
mempelajari fisiologi tumbuhan dan fisiologi tanaman.
Selain fisika
dan kimia ada beberapa ilmu lain yang belakangan menjadi sangat berkaitan
dengan fisiologi tumbuhan dan fisiologi tanaman. Ilmu botani, khususnya ekologi
adalah yang juga berkaitan dengan fisiologi, factor-faktor lingkungan ang
dipelajari dalam ekologi sangat berpengaruh terhadap proses metabolisme dalam
tubuh tubuh tumbuhan. Anatomi juga sangat berkaitan karena struktur sel dengan
segala macam organelnya juga berpengaruh terhadap proses metabolisme yang
terjadi. Yang terakhir adalah matematika. Baru-baru ini dikembangkan model
matematis untuk fisiologi tanaman dengan tujuan untuk meramalkan hubungan
antara hasil tanaman yang mungkn didapatkan dengan berbagai factor lingkungan
yang mempengaruhinya.
Dengan mempelajari fisiologi baik tumbuhan maupun
tanaman diharapkan dapat lebih memahami proses yang terjadi di dalam
tumbuhan/tanaman dalam kaitannya dengan lingkungan yang pada akhirnya diperoleh
suatu pendekatan atau mode suatu tanaman atau teknik budidaya yang palig
efektif dan efisien dalam memanfaatkan sumber daya yang ada dan tetap
memberikan hasil panen yang optimal.
C.Ekologi Tanaman
Yang dimaksud dengan ekologi tanaman adalah merupakan cabang ilmu Biologi yang mempelajari hubungan timbal balik antara tanaman dengan lingkungannya. Sebagai makhluk hidup, tanaman tentu membutuhkan sumber daya kehidupan dari lingkungan tempat dirinya tumbuh dan berkembang. Demikian juga, sebaliknya dengan lingkungan yang membutuhkan tanaman sebagai upaya menjaga agar keberadaannya tetap subur. Dengan demikian maka keberadaan tanaman di sebuah lingkungan berpengaruh terhadap kondisi lingkungan tersebut. Hal-hal itulah yang dipelajari dalam ekonologi tanaman, yang sebenarnya dipelajar untuk membudidayakan tanaman dengan hasil yang optimal, namun tidak mengakibatkan kerusakan lingkungan.
Bila ekologi tanaman dipraktekkan sesuai dengan tujuannya, maka lingkungan hidup akan tetap terjaga kelestariannya dan tanaman akan tumbuh dengan optimal. Pada kondisi seperti ini makhluk hidup lain seperti manusia yang memerlukan keduanya, juga akan terjaga kelestariannya. Tuhan memang telah menciptakan alam semesta beserta makhluk hidup yang ada di dalamnya sebagai satu kesatuan yang terikat dalam sistem timbal-balik. Pelanggaran-pelanggaran terhadap sistem timbal balik alam semesta itulah munculnya berbagai bencana alam, yang pada akhirnya tidak hanya pelaku pelanggaran yang terhukum melainkan seluruh makhluk hidup yang yang berada di alam semesta ini.
Definisi Ekologi Tanaman
Ekologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu oikos yang berarti 'rumah' dan logos yang artinya 'ilmu'. Secara etimologis, ekologi mempunyai makna ilmu tentang makhluk hidup dan rumah tempat dirinya tinggal. Secara definitif, ekologi berarti ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara makhluk hidup dan lingkungan tempat makhluk hidup tersebut tinggal.
Demikian juga, ekologi tanaman yang berarti mempelajari hubungan timbal balik antara tanaman dengan lingkungannya. Perlu dipahami bahwa lingkungan terbagi menjadi dua bagian, yaitu lingkungan biotik (makhluk hidup sebagai sumber makanan dan rekan interaksi) dan lingkungan abiotik (seperti cahaya, air, dan mineral). Lingkungan inilah yang menyebabkan terbentuknya kondisi tanaman bisa tumbuh dengan optimal.
Bila lingkungan sesuai dengan toleransi kebutuhan hidup tanaman, sebuah tanaman akan hidup dan tumbuh dengan optimal. Sebaliknya, ekologi tanaman yang tidak bersahabat akan menimbulkan stres pada tanaman dan perkembangan yang tidak sesuai harapan. Dari penjelasan tersebut, jelas bahwa ekologi tanaman adalah bagian tak terpisahkan dari ilmu Biologi. Dalam kehidupan sehari-hari Ekologi seringkali disebut Biologi Lingkungan.
Kehadiran ekologi tanaman di jaman sekarang terasa semakin dibutuhkan ketika kondisi lingkungan biotik dan abiotik yang sudah tidak memenuhi syarat untuk tumbuhnya tanaman secara optimal. Pada saat itulah diperlukan beragam ilmu pengetahuan yang terintegrasi, sehingga kalau pun harus menggunakan rekayasa teknologi misalnya, tetap mengacu pada hukum dasar saling ketergantungan antara makhluk hidup di alam semesta ini. Sebaliknya bila rekayasa teknologi hanya memperhatikan satu aspek saja, misalnya hanya memperhatikan aspek bagaimana sebuah tanaman bisa tumbuh dengan optila dan menghasilkan atau berproduksi secara optimal pula, seringkali terjadi munculnya bahaya seperti kondisi tanah yang makin lama semakin tidak subur karena unsur hara yang tidak seimbang akibat rekayasa teknologi tadi.
Memang benar bahwa dalam mengamalkan ilmu pengetahuan dan teknologi harus disertai dengan sikap arif dan bijaksana, sehingga selalu memperhatikan kesinambungan dan saling ketergantungan antara makhluk hidup dengan alam sekitarnya. Dan dalam koridor metodologi pendidikan, semestinya pengembangan peserta didik tidak saja dioptimalkan otaknnya melainkan harus seiring sejalan dengan pengembangan akhlaknya. Hanya dari keseimbangan itulah yang akan melahirkan seorang ilmuwan yang arif dan bijaksana.
Tujuan Mempelajari Perkembangan Ekologi Tanaman
Budidaya tanaman sejak dulu dilakukan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, mulai dari cara tradisional hingga modern seperti saat ini. Perkembangan proses budidaya ini menimbulkan berbagai dampak, baik positif maupun negatif. Misalnya, saat terjadinya revolusi industri, proses budidaya tanaman banyak menggunakan alat-alat berat yang memakai bahan bakar fosil. Hal ini justru mencemari lingkungan tempat tanaman tersebut tumbuh. Proses inilah yang dipelajari dalam ekologi tanaman.
Contoh lainnya adalah metode budidaya tanaman menggunakan tumpang sari. Proses ini dipakai untuk meminimalisasi banyaknya pembakaran hutan untuk pembukaan lahan baru perkebunan. Mengapa petani membuka lahan baru? Karena lahan sebelumnya sudah tidak mampu lagi ditanami akibat kekurangan nutrisi tanah (kurang subur). Tumpang sari merupakan metode penanaman dengan menempatkan tanaman-tanaman penyubur tanah, seperti kacang yang mampu mengikat nitrogen di antara tanaman-tanaman panen utama seperti jagung. Hal-hal seperti ini juga dipelajari di dalam ekologi tanaman, sehingga selalu dicari jalan keluar agar kesinambungan dan saling ketergantungan antara makhluk hidup tersebut bisa tetap lestari untuk jangka waktu yang lebih panjang lagi. Selama masih diupayakan mengatasi masalah tersebut secara alami, tentu akan ditempuh cara alami. Namun kalau pada akhirnya harus melibatkan rekayasa teknologi, tetap akan ditempuh cara tersebut dengan tetap memperhatikan kesinambungan dan saling ketergantungan.
Keberadaan tanaman kacang di antara tanaman-tanaman jagung mampu menjaga stabilitas lingkungan sehingga tanah tetap subur dan bisa ditanami kembali di musim tanam selanjutnya. Dengan demikian, benar bahwa tujuan untuk mempelajari ekologi tanaman adalah mendapatkan hasil optimal dari teknik budidaya yang dilakukan serta menjaga kondisi lingkungan agar terhindar dari kerusakan baik secara langsung maupun tidak langsung.
Manfaat Ekologi Tanaman
Mempelajari ekologi tanaman akan mendatangkan beberapa keuntungan, di antaranya sebagai berikut :
Mengetahui lingkungan tumbuh tanaman yang sesuai dengan spesifikasi tanaman sehingga dapat menghasilkan produksi yang optimum. Hal ini memang tujuan utama dari budidaya tanaman. Namun tanpa pengetahuan dan pengamalan ekologi tanaman yang baik, akan menyebabkan orang memperhatikan satu tujuan yaitu bagaimana tanaman tetap menghasilkan produksi yang optimum.
Membangun agroekosistem lingkungan yang sesuai dengan kebutuhan tumbuh tanaman dalam aktivitas budidaya yang akan dilakukan. Hal ini terasa sangat penting terutama dalam berbagai keterbatasan terutama keterbatasan tanah.
Mampu mengatasi berbagai permasalahan lingkungan seperti lahan kritis dan memutuskan tanaman apa yang tepat untuk membuat lahan tersebut menjadi subur kembali. Ini memang menjadi salah satu tujuan dari mempelajari ekonomi tanaman.
Memahami bahwa lingkungan akan mempengaruhi jenis tanaman yang sesuai untuk dibudidayakan pada sebuah kawasan. Hal ini berdampak pada penjadwalan dan teknik budidaya yang digunakan. Kebijakan mengenai pemeliharaan lingkungan di satu sisi dan peningkatan produksi di sisi lain. Kesinambungan dan proses saling ketergantungan ini harus dipahami sebagai suatu kondisi yang apabila salah satu bagian dilanggar atau diabaikan, tentu saja akan sangat mempengaruhi yang lainnya. Itulah seperti disebutkan sebelumnya, seorang ilmuwan itu harus dibekali dengan sikap dan watak arif bijaksana, agar selalu memperhatikan kesinambungan dan tidak hanya memperhatikan satu sisi produktivitas tanaman semata-mata. Sekalipun tidak bisa dipungkiri bahwa tujuan budidaya tanaman memang untuk menghasilkan produksi yang optimum.
Mempelajari ekologi tanaman juga bisa menekan penggunaan bahan kimia dalam kegiatan budidaya pertanian. Hal ini dilakukan untuk mencegah degradasi lingkungan. Inilah yang dimaksud dengan arif dan bijaksana dalam mempraktekkan ilmu pengetahuan. Rekayasa teknologi seperti penggunaan bahan kimia, akan benar-benar dipertimbangkan secara matang.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !