Perencanaan Tata Ruang Pertanian
I. PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang
Populasi manusia
tidak konstan, bahkan terus berkembang. Hingga tahun 2000-an penduduk Indonesia
telah mencapai 200 juta lebih. Pertambahan penduduk tersebut akan meningkatkan
kepadatan populasi suatu daerah. Kepadatan populasi adalah hubungan antara
jumlah individu dan satuan luas atau volume ruang yang ditempati pada waktu
tertentu. Kepadatan populasi pada suatu daerah senantiasa mengalami dari waktu
kewaktu. Imigrasi atau individu yang datang dari suatu tempat serta emigrasi
atau individu yang pergi ketempat lain adalah dua faktor yang mempengaruhi
perubahan kepadatan populasi organisme pada suatu tempat. Apabila luas suatu
daerah tetap dan jumlah populasi meningkat, maka akan terjadi kepadatan
populasi. Ketersediaan ruang dan makanan yang cukup pada suatu daerah akan
mendorong peningkatan jumlah individu dan meningkatkan jumlah
populasi.
Berkat kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi membuat manusia mempu menciptakan alat-alat
canggih, alat tersebut dapat membantu manusia dalam mengatasi masalah dalam
hidupnya. Disisi lain perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dapat
menimbulkan dampak yang akhirnya merugikan manusia sendiri serta lingkungan
hidup. Dampak tersebut antara lain rusaknya ekosistem dan timbulnya pencemaran
lingkungan (pencemaran biologis, pencemaran fisik serta pencemaran kimiawi).
Akibat dari pencemaran ini sangat berbahaya, diantaranya hujan asam, pelapisan
ozon serta efek rumah kaca/pemanasan global.
Kecamatan
Tinggimoncong yang merupakan salah satu kecamatan yang tergabung dalam wilayah
administrasi kabupaten Gowa, yang merupakan penyangga utama kota Makassar
adalah salah satu daerah yang istimewa dibanding dengan daerah lainnya.
Industri hortikultura, industri perkebunan dan industri agrowisata sudah
merambah ke daerah ini, khusus di daerah Malino, ibukota kecamatan
Tinggimoncong adalah primadona perpariwisataan di Selawesi Selatan. Daerah yang
berada diatas ketinggian 1.500 DPL, ini juga pemasok utama tanaman holtikultura
ke kota Makassar dan sekitarnya, bahkan hasil dari perkebunan ini sebahagian
sudah di ekspor kebeberapa negara di Asia dan Eropa. Keadaan geografisnya di
kecamatan Tinggimoncong memang indah dan khas. Kesemuanya ini baik langsung
maupun tidak langsung menambah pendapatan penduduk, sehingga penduduk akan
sejahtera, disamping itu perpindahan penduduk kedaerah ini menigkat dari tahun
ketahun, tapi dibalik itu semua kita juga perlu menyadari akan dampak negatif
yang timbul sebagai efek dari geliat ekonomi di daerah ini. Dikarenakan hal
tersebut maka penulis memilih kecamatan Tinggimoncong sebagai sampel project
mini Desain dan Tata Ruang.
1. 2 Tujuan dan Sasaran
Tujuan penulis
membuat Project Mini ini sebagai salah satu tugas wajib bagi mahasiswa yang
mengambil mata kuliah Desain dan Tata Ruang selain itu agar dapat bermanfaat
dan sebagai salah satu pertimbangan lagi bagi para masyarakat dikecamatan
Tinggi Moncong untuk lebih mengembangkan lagi potensi-potensi yang terdapat didaerah
tersebut, Sasaran Project Mini ini adalah agar dapat diterima dan
dipertimbangkan bagi pemerintah daerah setempat untuk memajukan daerahnya yang
memiliki potensi besar baik itu dibidang pertanian, peternakan, kehutanan dan
lain sebagainya.
II. KEADAAN UMUM LOKASI
2. 1 Administrasi Kependudukan
dan Akses Wilayah
2. 1. 1 Letak Administrasi
dan Batas Geografis
Kecamatan tinggi moncong merupakan salah satu kecamatan yang berada dalam
lingkup kabupaten Gowa terletak pada koordinat antara 33’ 6”
sampai 34’ 7” Lintang Selatan dan 38’ 6”
sampai 33’ 6” Bujur Timur. Kabupaten Gowa terletak di bagian
selatan Pulau Sulawesi. Ibukotanya Sungguminasa dengan jarak sekitar 6 km dari
ibukota Makassar. Dengan luas wilayah 1.883,33 km atau sama dengan 3,01% dari
luas wilayah Provinsi Sulawesi Selatan.Wilayah Kabupaten Gowa terbagi dalam 18
Kecamatan dengan jumlah Desa/Kelurahan definitif sebanyak 167 dan 726
Dusun/Lingkungan. Wilayah Kabupaten Gowa sebagian besar berupa dataran tinggi
berbukit-bukit, yaitu sekitar 72,26% yang meliputi 9 kecamatan yakni Kecamatan
Parangloe, Manuju, Tinggimoncong, Tombolo Pao, Parigi, Bungaya, Bontolempangan,
Tompobulu dan Biringbulu. Kecamatan tinggi moncong terdiri dari 7 desa
yang meliputi Desa Parigi, Desa Bulutana, Desa Bontolerung, Desa Patappang,
Kelurahan Malino, Kelurahan Gantarang dan Desa Garassi.
2. 1. 2 Kependudukan
Penduduk yang tersedia dalam hal kuantitas merupakan potensi yang cukup besar
dalam membangun suatu daerah. Kekurangan jumlah penduduk akan mempersulit
jalannya suatu proses pembangunan sebab penduduk disamping sebagai obyek
pembangunan juga berfungsi sebagai subyek pembangunan. sebagai obyek merupakan
faktor yang sangat penting, disamping merupakan uama dalam suatu proses
penduduk. Pangkaan kualitas penduduk adalah hal yang mutlak harus dilakukan,
sebab penduduk adalah titik sentral faktor produksi lainnya atau sebagai motor
penggerak dari faktor-faktor produksi lainnya. Upaya-upaya peningkatan
produktivitas penduduk senantiasa dilakukan, dalam pengertian kuantitas
penduduk diusahakan untuk dibina, diterampilkan agar bisa berproduksi atau
mendatangkan manfaat Yang tentu dengan sendirinya akan menghasilkan
kesejahteraan pembangunan.
Pembangunan kependudukan
dilaksanakan dengan mempertimbangkan keterkaitannya dengan upaya pelestarian
lingkungan hidup dan sumber daya alam, penciptaan keserasian antara generasi
serta peningkatan kesejahteraan rakyat. Penduduk usia lanjut memiliki
pengalaman dan kearifan yang luas sehingga perlu diberikan perhatian untuk
berperan didalam pembangunan. Selanjutnya pengendalian pertumbuhan penduduk
juga dilakukan terutama untuk menurunkan angka kelahiran melalui gerakan KB
Mandiri. Menurunkan angka kematian ibu dan anak Balita melalui program sayang
ibu dan anak. Pengendalian kuantias penduduk dilakukan dengan langkah yang
berhubungan dengan penetapan jumlah, sruktur dan komposisi sera pertumbuhan dan
persebaran penduduk yang ideal. Pengarahan mobilitas dan persebaran penduduk
harus memperhatikan kemampuan daya dukung alam dan sesuai dengan tata ruang
yang diselenggarakan melalui transmigrasi, peningkatan sarana penunjang
pertumbuhan ekonomi di wilayah sebaran, serta pemberian intensif bagi tenaga
kerja sehingga mampu menggairahkan tenaga terdidik/terlatih untuk mengabdi di
wilayah pertumbuhan baru.
2. 1. 3 Kondosi Ekonomi
Kecamatan Tinggimoncong merupakan wilayah dataran tinggi dengan ketinggian
kira-kira 1050 mdpl yang sebagian besar wilayahnya berupa lahan pertanian
menyebabkan mayoritas penduduknya menggantungkan hidupnya pada sektor
pertanian, baik sebagai petani pemilik lahan, petani penggarap ataupun buruh
tani. Selain sebagai petani, sebagian lainnya bekerja sebagai pedagang, pegawai
atau karyawan. Sektor informal yang banyak membantu masyarakat Tinggimoncong
dalam memperoleh pekerjaan adalah keberadaan tempat/obyek wisata beragam yang
merupakan sumber penghasilan yang cukup memadai.
Dalam bidang pertanian,
pemanfaatan pengairan yaitu irigasi sederhana dengan memanfaatkan air dari
sungai Jeneberang dan sungai Bulang yang mampu mengairi areal persawahan
walaupun pada musim kemarau. Musim panen terutama padi dua kali dalam satu
tahun dan hasilnya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Sehingga satu
tahun ke depan diharapkan pemanfaatan sungai tersebut dapat menampung air
dengan teknologi yang lebuh canggih dan produksi pertanian terutama padi
diharapkan akan semakin meningkat. Bidang perdagangan dalam satu tahun kedepan
diharapkan akan semakin besar konstribusinya terhadap peningkatan perekonomian
masyarakat kecamatan Tinggimoncong. Bidang pariwisata merupakan bidang yang
diharapkan dapat meningkatkan tingkat pendapatan penduduk, karena ditunjang
dengan beragamnya tempat dan obyek wisata di kecamatan ini seperti air terjun
Takapala, lembah biru, air terjun Bulang serta perbaikan akses jalan menuju
wilayah ini diharapkan akan lebih baik. Perkembangan positif dibidang
pertanian, perdagangan dan pariwisata di wilayah ini diperkirakan akan
menyebabkan perekonomian di wilayah kecamatan Tinggimoncong tahun yang akan
datang semakin menjanjikan.
2. 1. 4 Aksibilatas (Transportasi
Darat, Laut dan Udara)
Transportasi merupakan kebutuhan
sarana dan prasarana yang sangat menunjang dalam perkembangan interaksi antar
daerah dan diharapkan dapat mendorong percepatan perkembangan antar wilayah
khususnya dalam mendukung proses pertumbuhan dan pemerataan di bidang ekonomi,
perdagangan, pariwisata, social budaya, jasa pelayanan dan stabilitas keamanan.
Sistem jaringan transportasi yang dimaksud adalah sistem jaringan jalan raya,
kapal laut dan kapal udara, berfungsi menghubungkan sentra-sentra produksi ke
sentrasentra/ node konsumsi. Dari segi fungsinya jalan raya meliputi jalan
lokal, jalan kolektor, dan jalan arteri. Sedangkan dari segi manajemennya jalan
raya meliputi jalan desa, jalan kabupaten, jalan provinsi dan jalan negara.
Dalam menunjang perkembangan suatu wilayah, sistem transportasi sangat memegang
peranan yang penting, sehingga penyediaan/pengembangan sarana dan prasarana
perhubungan dalam suatu wilayah harus memadai dalam arti dapat menampung dan
menunjang kelancaran aktivitas pergerakan yang ada dalam daerah itu sendiri
maupun hubungannya dengan daerah lain. Penentuan Struktur Ruang tidak bisa
dilepaskan dari kondisi transportasi wilayah. Transportasi wilayah menentukan
tingkat aksesibilitas wilayah. Kondisi transportasi darat untuk menghubungkan
antar wilayah masih sangat minim, kondisinya juga masih sangat memprihatinkan.
2. 2 Kondisi Wilayah dan
Topografi
Jenis tanah di Kecamatan Tinggimoncong antara lain Tropodult, Troporthent, dan
Tropohumult. Berdasarkan klasifikasi Schmidt dan Fergusson bahwa dikecamatan
Tinggimoncong memiliki jumlah rata–rata bulan basah 9 (>100mm) dan rata–rata
bulan kering 3(<65mm) termasuk dalam tipe iklim C. Kecamatan Tinggimoncong
memiliki curah hujan tertinggi pada bulan Desember, Januari, Februari.
Sedangkan curah hujan terendah terjadi pada bulan Agustus dan September. Adapun
penggunaan lahan di Kecamatan Tinggimoncong pada umumnya didominasi oleh hutan,
selain itu juga banyak terdapat belukar, ladang. Wilayah Kecamatan
Tinggimoncong memiliki topografi yang bervariasi, secara umum mulai dari datar,
datar berbukit, datar bergelombang, bergelombang, dan curam. Setiap desa
berbeda-beda tingkat topografinya.
2. 2. 1 Penggunaan Wilayah
Di Kecamatan Tinggimoncong penggunan wilayah yaitu hutan, ladang, belukar, dan
sawah. Pola pembangunan tanah yang sudah ada peruntukannya dan rencana alokasi
penggunaan ruang berdasarkan Rencana Tata Ruang. Untuk mewujudkan pemanfaatan
ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang pada skala wilayah dan kawasan, maka
pola pemanfaatan ruang di Kecamatan Tinggimoncong Kabupaten Gowa terbagi dalam
2 (dua) kawasan, yaitu Kawasan Non-Budidaya dan Kawasan Budidaya. Dengan pola
ini, proses penetapan kebijakan, peraturan, serta mekanisme perizinan dapat
menjadi alat pengambilan keputusan dalam rangka perwujudan pemanfaatan ruang
dan pengendalian pemanfaatan ruang secara efektif. Kawasan-kawasan tersebut
adalah sebagai berikut: Kawasan Non-Budidaya yaitu Kawasan Lindung, Hutan Suaka
Alam dan Cagar Alam, dan Kawasan Perkebunan, Kawasan Budidaya Non-Pertanian
yaitu Kawasan Pemukiman, Kawasan Pemukiman Transmigrasi dan Kawasan Pariwisata.
2. 3 Perkembangan Sektor Wilayah
2. 3. 1. Sektor Pertanian
Potensi pertanian tanaman pangan yang yakni meliputi areal persawahan dengan
potensi Irigasi. Tanaman pangan yang dikembangkan diantaranya padi, jagung,
kedelai dan hortikultura yang tersebar pada kawasan potensial. Pada Tahun 2008
produksi padi (sawah dan ladang) mengalami kenaikan dibandingkan dengan tahun
2007. Hasil dari tanaman buah-buahan pada umumnya mengalami peningkatan, antara
lain Markisa yang mengalami peningkatan dari 1 kw pada tahun 2007 menjadi
37.847 kw pada tahun 2008.
2. 3. 2 Peternakan
Jenis usaha peternakan dibudidayakan di Kecamatan Tinggimoncong Kabupaten Gowa
dibagi atas dua jenis yakni ternak besar dan kecil meliputi: sapi, kerbau,
kuda, dan kambing, sedangkan ternak unggas adalah ternak ayam buras, ayam petelur,
ayam pedaging, itik dan manila.
2. 3. 3 Kehutanan
Berdasarkan data dan informasi dari Dinas Kehutanan Kabupaten Gowa bahwa
potensi kehutanan yang ada di kawasan Hutan berupa kayu yaitu Kayu Rimba
Campuran, meranti, jati dan kayu indah potensi luas 13500 ha dan potensi
produksi 15000 m3, Getah Pinus 80000 ton dan potensi luas 15126 ha (8377 ha di
Kec Tinggimoncong) dan Rotan potensi produksi 5000 ton (267 ha di Kec.
Tinggimoncong). Disamping itu terdapat juga hasil non kayu lainnya Getah Damar
Mata Kucing, Damar Batu, Damar Kopal, Damar Pilan, Damar Rasak, Damar Daging
dan damar Gaharu. Hasil lainnya Madu, Gula aren ijuk, Kemiri, Kenari, Asam,
sutra dan Kulit kayu manis.
III. SKENARIO DESAIN DAN TATA
RUANG
KECAMATAN TINGGI MONCONG
3.1 Analisa Aksebilitas
Penggunaan transportasi merupakan kebutuhan sarana dan prasarana yang sangat
menunjang dalam perkembangan interaksi antar daerah dan diharapkan dapat
mendorong percepatan perkembangan antar wilayah khususnya dalam mendukung proses
pertumbuhan dan pemerataan di bidang ekonomi, perdagangan, pariwisata, social
budaya, jasa pelayanan dan stabilitas keamanan. Perancangan dengan pertimbangan
analisa untuk memperbaiki infrastruktur jalan. Dengan cara mendesain jalan itu
sendiri dengan peningkatan jalan akses meliputi pembangunan jembatan dan jalan
dengan persimpangan 1- 4 dengan lebar 6 meter aspal ketebalan fondasi dan aspal
akan dihitung untuk kebutuhan kendaraan berat. Hal ini sesuai yang di kemukakan
Wijanto (1996) bahwa Penentuan Struktur Ruang tidak bisa dilepaskan dari
kondisi transportasi wilayah. menentukan tingkat aksesibilitas wilayah.
3. 2 Analisa Topografi
Wilayah Kecamatan Tinggimoncong
memiliki topografi dari kemiringan lereng yakni :
0 – 3 % ( Datar)
3 – 8 % (Agak Datar)
8 – 15 % (Bergelombang)
15 – 25 % (Agak Curam)
25 – 45 % (Curam)
> 45 % (Sangat Curam)
0 – 3 % ( Datar)
3 – 8 % (Agak Datar)
8 – 15 % (Bergelombang)
15 – 25 % (Agak Curam)
25 – 45 % (Curam)
> 45 % (Sangat Curam)
3. 3 Analisa Pemanfaatan Lahan
Di Kecamatan Tinggimoncong Kabupaten Gowa Merencanakan penggunan wilayah yaitu
hutan, ladang, belukar, dan sawah. Dengan pola ini, proses penetapan kebijakan,
peraturan, serta mekanisme perizinan dapat menjadi alat pengambilan keputusan
dalam rangka perwujudan pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang
secara efektif. Pemanfatan Hutan, belukar, ladang dan dan sawah memberikan
beragam manfaat bagi kehidupan manusia, baik secara langsung maupun tidak
langsung. Hal ini sesuai yang di kemukakan Gardner dan Engleman (1999), bahwa
secara langsung, hutan dapat menghasilkan kayu industri, kayu bakar, dan hasil
hutan non kayu, menyediakan lahan untuk permukiman dan pertanian dan lain
sebagainya. Sementara itu secara tidak langsung, hutan dapat mengatur tata air
dialam (hidrologi), menyimpan karbon, melestarikan keanekaragaman hayati dan
habitat, pasokan oksigen, dan sebagai obyek pariwisata.
3. 4 Potensi Agronomi Daerah
Berdasarkan kondisi wilayah, serta mengenai potensi agronomi daerah dilakukan
penetapan komoditas unggulan pertanian akan dikembangkan di Kecamatan Tinggi
moncong Kabupaten Gowa. Komoditas unggulan yang ditetapkan meliputi komoditas
bersifat unggulan secara ekonomi, strategis, dan prospektif. Komoditas unggulan
tersebut adalah sebagai berikut: Komoditas Unggulan: merupakan komoditas yang
telah berkembang dan memiliki peran besar dalam pembentukan produk domestik
regional. Komoditas Strategis adalah tanaman pangan seperti padi, jagung, dan
singkong. Selain tanaman pangan, daerah Kecamatan Tinggimoncong juga berpotensi
untuk ditanami tanaman hortikultura seperti sayuran (kentang, kubis, daun bawang,
tomat, dan lain-lain), dan buah-buahan (markisa, mangga, dan manggis).
Merupakan komoditas yang telah berkembang tetapi memiliki peran tidak terlalu
besar dalam pembentukan produk domestik regional, namun mempunyai nilai
strategis dalam ketahanan pangan dan stabilitas sosial. Berdasarkan
Undang-undang Republik Indonesia No 24 Tahun 1992 Pasal 1 ayat 6 sampai 8,
ditetapkan bahwa:
a. Kawasan adalah wilayah
dengan fungsi utama lindung atau budidaya
b. Kawasan lindung adalah kawasan
yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup
yang mencakup sumber daya alam dan sumber daya buatan.
c. Kawasan budidaya adalah
kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar
kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya
buatan.
3. 5 Skenario Rekomendasi
Perencanaan
3. 5. 1 Rekomendasi Keadaan Umum
Lokasi
Dalam perencanaan desain dan tata ruang pertanian pada daerah Kecamatan
Tinggimoncong terdapat berbagai macam perencanaan yang signifikan yang membantu
didalam proses peningkatan perubahan di daerah Malino tepatnya di Kecamatan
Tinggimoncong secara menyeluruh baik didalam proses perubahan prospek pertanian
sampai pada pembangunan jalan-jalan pada daerah Kecamatan Tinggimoncong. Dalam
laporan ini, penulis menyertakan berbagai perencanaan prospek peningkatan
pertanian kedepannya dengan meninjau dari berbagai sisi diantaranya kami
lampirkan peta kemiringan lereng, peta unit lahan, peta jalan dan sungai serta
peta penggunaan lahan. Selain perencanan peningkatan pertanian, tak kalah
pentingnya dalam pengembangan wilayah kota yaitu, pelestarian budaya–budaya dan
pelestarian hutan lindung sehingga nantinya akan selaras dengan pengembangan
wilayah tanpa harus menggeser akan pembangunan dan pengembangan dibidang
pertanian.
Kelompok ini merupakan komoditas yang belum berkembang di Kecamatan Tinggi
Moncong tetapi memiliki potensi permintaan yang besar, sehingga di masa datang
dapat berperan dalam pembentukan produk domestik regional. Komoditas Kearifan
Lokal : Markisa dikembangkan. Merekomendasikan Reboisasi terhadap hutan dan
pembuatan ruang terbuka hijau dapat dilakukan pada daerah perkotaan sebagai
lokasi resapan air. mengoptimalkan lahan perkebunan sebagai daerah pendukung lingkungan.
Hal ini sesuai yang di kemukakan Ciptohadijoyo, (1999) bahwa Skenario
rekomendasi perencangan daerah dengan system pemetaan harus mempertimbangkan
segala aspek mulai dari kondisi geografis, sosial budaya, pertumbuhan ekonomi
meliputi (pertanain, perkebunan, perindustrian, peternakan, kehutanan, dan
lain-lain) dan melakukan perencanaan manster plan pertanian yang berkelanjutan
dengan memanfaatkan Sumber Daya Alam yang tersedia.
3. 5. 3 Rekomendasi Penggunaan
Lahan
A. Bidang Pertanian
Potensi pertanian tanaman pangan
yang dimiliki oleh Kecamatan Tinggi moncong sangat lah besar, lahan di daerah
tersebut masih dapat menghasilkan pendapatan ekonomi bagi warga sekitar di dua
bulan berbeda (bulan basah dan bulan kering). Misalnya saja untuk tanaman
pangan, untuk bulan basah dapat menanam padi, jagung, sorgum (sereal). Selain
itu juga dapat ditanami kacang merah, kapri, buncis, dan mukuna
(kacang-kacangan) serta ubi jalar, ubi kayu, talas, dan iles-iles
(umbi-umbian). Sedangkan jika memasuki bulan kering, daerah tersebut masih
dapat ditanami gandum, sorgum, ubi jalar, dan ubi kayu. Selain itu, pada
umumnya Kecamatan Tinggimoncong juga dapat ditanami berbagai macam jenis
sayuran baik itu pada bulan kering dan bulan basah. Pada bulan basah daerah ini
cocok untuk ditanami kubis, gambas, selendri, selada, kentang, asparagus,
brokoli, wortel, tomat, cabai, carica, bit, sawi, lettuce, kailan, petsai.
Sedangkan untuk bulan kering cocok untuk ditanami bawang putih, dan daun
bawang. Kecamatan Tinggimoncong juga ternyata dapat ditanami berbagai jenis
rempah – rempah, baik pada bulan basah maupun bulan keringnya. Pada bulan basah
yang cocok untuk ditanam adalah cengkeh, jarak, kayu manis, kunyit, lengkuas,
kapulaga, akar wangi, dan serai wangi. Sedangkan pada bulan kering cocok
ditanami kemiri dan jarak.
B. Bidang Perkebunan
Untuk skala perkebunan, Kecamatan Tinggimoncong juga sangat cocok ditanami oleh
berbagai jenis buah-buahan dan tanaman perkebunan lainnya baik pada bulan basah
maupun pada bulan kering. Pada bulan basah cocok untuk ditanami buah jeruk,
klengkeng, nangka, sukun, jambu air, jambu batu, sawo, kedondong, alpukat,
kesemek, kina, teh, dan kopi Arabika. Sedangkan pada bulan kering cocok untuk
ditanami buah apel, jeruk, alpukat, nangka, sukun, jambu batu, kedondong,
klengkeng, kopi Arabika, tembakau, dan markisa.
C. Bidang Kehutanan
Pada Kecamatan Tinggimoncong
tanaman hutan yang dapat berkembang dengan baik berdasarkan ketinggian
tempatnya yakni Balsa, Jabon, Johar, Kaliandra, Kemiri, Mahoni, Meranti kuning,
Sengon, dan tanaman pinus. Selain itu daerah tersebut juga cocok untuk ditanami
be;lukar, belukar yang cocok di tanami pada daerah tersebut yaitu Saga, Urang
aring, Bayam-bayaman, Pegangan, dan Krokot. Jenis–jenis penggunaan lahan untuk
berbagai jenis tanaman :
a. Hutan Lindung dan Hutan
Produksi
Di daerah Tinggimoncong terdapat
beberapa desa yang memiliki hutan lindung dimana keberadaan hutan tersebut
tidak dapat diganggu. Oleh karena itu, hutan lindung tersebut harus dapat
sebaik mungkin di jaga kelestariannya guna sebagai tempat hidup beraneka ragam
Flora dan Fauna. Di daerah hutan lindung tersebut meliputi berbagai desa
seperti Bulu Lehaka, Bulu Lewakang, Bulu Batumenteng, Bulu diharelaju, Bulu
Malenteng, Bulu Bontolaja, Bulu Bisolong, Bulu Batusipoko, dan sebagian dari
daerah Bulu Kabulampoa. Pada Kecamatan Tinggimoncong juga terdapat banyak
hutan, tetapi hutan tersebut kurang dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.
Oleh karena itu, kami merekomendasikan daerah hutan untuk diubah, dengan
meningkatkan levelnya dari hutan biasa menjadi hutan produksi, tetapi tetap
mempertahankan fungsi awal dari hutan tersebut. Adapun tanaman hutan yang kami
rekomendasikan untuk penanaman adalah Pinus, Kemiri, Mahoni, dan Jabon. Jenis
tanaman ini kita pilih dengan mempertimbangkan jenis tanah, ketinggian tempat,
dan iklim wilayah setempat. Adapun daerah yang kami rekomendasikan untuk
dijadikan hutan produksi adalah daerah pengunungan pangkaleang, jambu kebo,
bulu tanetelange, sebagian dari bulu batuejang, sebagian dari daerah bulu
saringan dan sorongan, bulu ruku–ruku, bulu katoba, bulu bilang, dan bulu
ganjeng.
b. Ladang dan Perkebunan
Ladang merupakan salah satu jenis penggunaan lahan terbesaar di Kecamatan
Tinggimoncong. Pada kenyataanya memang sudah banyak ladang–ladang yang
berproduksi di daerah tersebut. Akan tetapi, kami bermaksud untuk dapat
meningkatkan pendapatan ekonomi dari warga sekitar dengan merekomendasikan
tanaman ladang atau perkebunan yang sesuai untuk di Tanami pada daerah
tersebut, baik di tinjau dari ketinggian tempat, iklim (bulan basah dan bulan
kering), jenis tanah, serta beberapa pertimbangan dari berbagai aspek yang ada.
Adapun daerah-daerah yang akan penulis jadikan ladang diantaranya daerah
malenteng, bulu pemokemama, bulu rea, bulu malahira, bulu parangkeda, bulu
bontoloherang, bulu saleha, dan lekbasa. Beberapa jenis tanaman ladang yang
penulis rekomendasikan adalah sebagai berikut :
• Kacang–kacangan seperti kacang
buncis dan kacang merah
• Serealia seperti jagung dan sorgum.
• Sayuran seperti kubis, seledri, selada, kentang, brokoli, wortel, tomat, daun bawang, cabai, dan sawi
• Buah-buahan seperti jeruk, nangka, alpukat, dan markisa
• Perkebunan seperti the dan kopi arabika
• Obat–obatan dan rempah seperti cengkeh, jarak, kayu manis dan akar wangi.
• Serealia seperti jagung dan sorgum.
• Sayuran seperti kubis, seledri, selada, kentang, brokoli, wortel, tomat, daun bawang, cabai, dan sawi
• Buah-buahan seperti jeruk, nangka, alpukat, dan markisa
• Perkebunan seperti the dan kopi arabika
• Obat–obatan dan rempah seperti cengkeh, jarak, kayu manis dan akar wangi.
c. Belukar dan Persawahan
Pada Kecamatan Tinggimoncong hampir sebagian daerahnya di dominasi oleh hutan
belukar. Pada kenyataanya masih banyak hutan belukar yang tidak dimanfaatkan
semaksimal mungkin sehingga tidak dapat menambah pendapatan ekonomi masyarakat
di daerah tersebut, maka dari itu kami merekomendasikan hutan belukar tersebut
dapat berproduksi semaksimal mungkin sehingga dapat menunjang kehidupan
masyarakat sekitarnya. Akan tetapi tetap mempertahankan bentuknya sebagai hutan
belukar. Salah satu cara dalam meningkatkan hutan belukar tersebut dengan
mengganti atau mmperhatikan tanaman yang ada diskitar hutan belukar tersebut.
Adapun tanaman yang cocok direkomendasikan dalam hutan belukar antara lain Saga
(Abrus Precatorius, Linn), Urang Aring (Eclipta Prostata), Pengagan (Ginko
biloba dan Centela Asiatica ), bayam- bayaman (Amarantaceae ), krokot
(portulaca oleoraceae). Adapun daerah persebaran belukar meliputi bulu buntala,
sebagian dari bulu batu ejang, bulu karangpuang, bulu halahalaya, dan bulu
bululoe. Pada Kecamatan Tinggimoncong terdapat daerah persawahan antara lain
jambu kebo, mandale, batu lapisi luar, langkoa, simbang, tombolo, mangrojai,
mamapang, sekitar sungai balangloka dan balangbajang.
e. Perumahan
Kecamatan Tinggimoncong memilki daerah perumahan seperti patatuku, mamapang,
sanggiringang, jaleko, ballacamba, lembangbata, paktekne, pattapang,
biringpanting, langkoa, pabbarung, mangrojai, mappadang, mangrojaning, buki 1,
buki 2, lapparanamangottong, bolongbuki, lappara, baraya, cengkong, cengkarana,
mamangpang, benga, balasuka, lembangteko, sapiriborong, dan balangbolang.
IV. KESIMPULAN
Dari hasil perencanaan yang telah
dikemukakan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Kecamatan Tinggimoncong yang
terletak diKabupaten Gowa memiliki banyak potensi untuk lebih berkembang
dibidang ekonomi yakni dibidang pertanian, peternakan, kehutanan. Kecamatan
Tinggimoncong merupakan wilayah dataran tinggi dengan ketinggian kira-kira 1050
mdpl yang sebagian besar wilayahnya berupa lahan pertanian menyebabkan
mayoritas penduduknya menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian, baik
sebagai petani pemilik lahan, petani penggarap ataupun buruh tani. Tanaman
pangan yang dikembangkan diantaranya padi, jagung, kedelai dan hortikultura
yang tersebar pada kawasan potensial. Daerah tersebut didominasi oleh belukar
dan ladang, dipresentasikan daerah tersebut memiliki belukar sekitar 45%,
ladangnya sekitar 37%, dan hutan disekitar kawasan tinggi moncong sekitar 25%.
Kecamatan Tinggimoncong memiliki topografi yang bervariasi, secara umum mulai
dari datar, datar berbukit, datar bergelombang, bergelombang, dan curam. Setiap
desa berbeda-beda tingkat topografinya.
SUMBER. http://iinmutmainna.blogspot.com/2012/06/perencanaan-tata-ruang-pertanian.html
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !