Headlines News :
Home » » FUNGSI UNSUR HARA

FUNGSI UNSUR HARA

Written By Al Az Ari on Minggu, 03 November 2013 | 23.27

1.     FUNGSI UNSUR HARA MAKRO
A.    Unsur N (Nitrogen)
a.     Fungsi : Penting untuk pertumbuhan tanaman, dibutuhkan dalam pembentukan protein, perpaduan klorofil dan fotosintesa
b.     Gejala Defisiensi N :
-       Daun-daun pelepah tua berwarna hijau pucat, sampai kuning.
-       Kecepatan pembentukan pelepah (jumlah pelepah/pokok/tahun) menurun, oleh karena itu bentuk tajuk  menjadi kelihatan rata (flat top)
-       Helaian anak daun menyempit dan menggulung pada lidinya, pada kasus berat lidi menjadi berwana kuning
-       Gejala ini disebut Yellow Frond (pelepah tua, lidi dan anak daunnya berwarna kuning, merupakan gejala kekurangan N pada lahan normal
-       Pada lahan becek, biasanya pada rendahan dengan drainase jelek mengakibatkan daun menguning secara keseluruhan, baik pelepah muda maupun pelepah tua, sehingga tajuk (mahkota) berwarna kuning, gejala ini dinamakan Yellow Palm
-       Pada TBM yang circle-nya ditutup dengan tandan kosong (mulching dengan empty bunch), maka sementara berlangsung proses pembusukan, tanaman akan menunjukkan defisiensi N
-       Tanaman yang baru ditanam di lahan (perakaran baru belum terbentuk) akan mengalami kekurangan N, gejala ini dinamakan transplanting shock
-       Bibit di PN, daunnya berwarna hijau pucat diikuti warna kekuningan dan adanya gejala nekrosis (jaringan mati)
c.     Penyebab Defisiensi N
-       Pada lahan normal, Yellow Frond terjadi karena adanya gulma jahat yang dominant (terutama lalang dan mikania), perkembangan akar terhambat oleh pemadatan tanah, lapisan tanah terlalu tipis
-       Ketersediaan N dalam tanah memang sedikit, sehingga tidak mampu menunjang pertumbuhan tanaman. Sementara pemberian pupuk N tidak memadai atau pemberian tidak efektif karena banyaknya penguapan, penghanyutan dan pencucian
-       Yellow Palm terjadi karena tanah jenuh air, becek atau bahkan selalu tergenang, mengakibatkan penurunan mineralisasi dalam tanah dan menurunnya pH tanah (< 4)
-       Sebaliknya pada tanah gambut dengan drainase yang baik akan terjadi proses mineralisasi yang berlebihan sehingga N terikat dalam tanah.
-       Pengikatan N juga terjadi pada lahan normal yang LCC-nya mati dan yang sering dibabat interownya
-       Bibit di PN kekurangan N, biasanya karena perakaran busuk, tanah jenuh air sampai becek, kadang-kadang bedengan tergenang air, hal ini diakibatkan dari penyiraman yang berlebihan dan drainase yang jelek
d.     Penanggulangan
-       Pengendalian gulma dan mempertahankan keberadaan LCC selama mungkin sampai LCC-nya mati karena kekurangan sinar matahari, menembus tajuk.
-       Menghindarkan pemadatan tanah, membuat drainase yang efektif, terus mempertahan dan memeliharanya
-       Memberikan pupuk N extra pada TBM yang dimulching EFB (urea ditaburkan di atas EFB)
-       Memperlakukan root pruning pada bibit sebelum ditanam ke lahan
-       Menyiram bibit di PN secukupnya dan dibuatkan parit-parit
-       Pada lahan TM, memberikan pupuk N yang secukupnya sebagai acuan dapat digambarkan blok yang menghasilkan 25 ton TBS/ha/th, membutuhkan urea 1.0 – 1.3 kg/pokok/tahun
B.    Unsur P (Phosphorus)
a.     Fungsi : Penting untuk pertumbuhan tanaman, terutama dalam pertumbuhan akar, sedangkan pertumbuhan akar merupakan sarana penting untuk tumbuh kokohnya tanaman pada tahap awal perkembangannya.
b.     Gejala Defisiensi P :
-       Tanaman yang kekurangan P, pertumbuhannya kerdil, pelepah memendek dan ada kecendrungan batang/bonggol batang mengerucut
-       Tanaman lain yang digunakan sebagai indicator, warna helaian daun lalang keunguan, LCC terutama PJ berdaun kerdil, sulit berkembang dan bintil-bintil N pada akar sangat jarang
-       Biasanya terdapat Senggani Merah (Melastoma malabathricum) dan pakis kawat (Dicranopteris linearis) mendominasi gulma di interow
c.     Penyebab Umum Defisiensi P :
-       Lahan yang top soilnya telah habis tergusur atau hilang terbawa erosi (pucak bukit, tanah miring yang terbuka)
-       Pupuk P yang diberikan terikat oleh adanya senyawa Al dan Fe, pada pH rendah (tanah masam) sehingga tidak dapat diambil oleh akar tanaman
-       Pemberian pupuk P tidak mencukupi, terutama pada areal replanting dengan produksi yang tinggi tadinya.
d.     Penanggulangan :
-       Berikan pupuk P secukupnya pada masa pembibitan, waktu penanaman di lahan dan selama masa TBM, baik kelapa sawit maupun LCC untuk membangun persediaan phospat dalam tanah. RP dapat diberikan secara besar-besaran 1 ton/ha pada LCC
-       Membangun sarana pencegah erosi (benteng, tapak kuda, teras) untuk mengurangi hinlangnya P (asli maupun pupuk P yang diberikan), oleh aliran air dipermukaan atau terbawa hanyut oleh erosi
-       PadaTM, diberikan pupuk diberikan pupuk P yang cukup sebagai acuan jika produksi 25 ton/ha/th diperlukan pupuk RP sebanyak 0.5 – 0.7 kg/pokok/th
C.    Unsur K (Potassium)
a.     Fungsi :
-       K merupakan unsur penting untuk pertumbuhan tanaman, terutama berperan dalam optimalisasi fungsi stomata pada daun. Tanaman yang kekurangan K menjadi tidak tahan terhadap kekeringan
-       K berperan penting dalam tranportasi hasil asimilasi, mengaktifkan enzim serta berperan dalam proses pembentukan minyak pada tandan buah
-       K berpengaruh terhadap besar dan jumlah tandan buah dan factor yang penting untuk ketahanan tanaman terhadap penyakit
-       K penentu terbesar terhadap keberhasilan produksi lahan gambut
b.     Gejala Defisiensi K :
-       Defisiensi K pada tanaman kelapa sawit berupa : Orange Spotting (OS)Confluent Orange Spotting (COS), Diffused Mid-Crown Yellowing (MCY) dan White Stripe (WS)
-       Orange Spotting berupa bercak bentuk segi empat panjang dengan warna orange, tembus cahaya. Gejala ini nampak pada helaian daun pelepah tua, karena K bisa berpindah dari daun tua ke daun yang lebih muda
-       Apabila bercak OS berubah warna menjadi orange mengkilat dan bersatu menjadi jaringan yang padu, maka menjadi COS, jaringan COS juga tembus cahaya
-       Bercak OS maupun COS, kerap kali berkembang menjadi jaringan yang mati karena terinfeksi oleh penyakit sebelum akhirnya pelepah menjadi kering dan mati
-       MCY terdapat pada tanah pasir yang masam dan tanah gambut, terutama sesudah kemarau panjang. Pada kasus defisiensi berat pelepah tua secara mendadak kering dan mati
-       WS kemungkinan disebabkan adanya ketidakseimbangan antara N dan K, sehubungan dengan pemberian N yang berlebihan disertai dengan pemberian K dan B yang tidak mencukupi
-       Defisiensi K diduga ada kaitannya dengan mudahnya tanaman terserang oleh berbagai penyakit seperti : Vascular wilt disease,  Cercospora,  Ganoderma serta kelainan fisiologis lainnya, yang berakibat gagalnya tandan buah  dan bahkan gagalnya tanaman itu sendiri
*      Keterangan tambahan : N yang berlebihan, mengakibatkan tanaman disukai ulat. K yang berlebihan selain menyebabkan defisiensi B  juga menyebabkan turunnya rendemen minyak
c.     Penyebab Umum Defisiensi K :
-       Kadar K tertukarkan dalam tanah, rendah (< 0.15 cmol/kg)
-       Defisiensi K umumnya terdapat pada areal : tanah gambut, tanah berpasir dengan induk batuan granit, tanah beraksi masam dengan Nilai Tukar Kation rendah
-       Pemupukan K yang tidak mencukupi untuk produktifitas tanaman, kasus ini terjadi pada awal TM, terutama pada progeny yang mulai dengan produksi awal yang tinggi sementara pemupukan K pada masa TBM tidak mencukupi
d.     Penanggulangan
-       Memberikan pemupukan K yang cukup
-       Mendaur ulang K yang terambil sebagai produksi, berupa pemupukan dengan abu tandan atau mulching dengan tandan kosong, Mulching dengan tandan kosong sangat diutamakan pada tanah berpasir, guna membangun daya simpan tanah terhadap makanan yang diberikan
-       Pada blok dengan produksi 25 ton/ha/th dibutuhkan pemupukan MoP dengan dosis 1.2 – 1.5 kg/pokok/tahun
D.    Unsur Mg (Magnesium)
a.     Fungsi :
-       Mg berfungsi sebagai pusat penghubung dalam klorofil dan karenanya menjadi unsur penting dalam proses fotosintesa
-       Mg juga penting untuk metabolisme phosphate, respirasi (pernapasan) serta mengaktifkan kerja enzim-enzim.
b.     Gejala Defisiensi Mg :
-       Gejala awal, nampak pada anak-anak daun diujung pelepah tua yaitu warna daun menjadi hijau pudar, kemudian berubah menjadi kuning tua terutama pada bagian-bagian yang terkena sinar matahari langsung
-       Pelepah yang baru muncul, biasanya tidak menampakkan gejala defisiensi
-       Pada kasus berat, pelepah menjadi kuning tua sampai kuning cerah dan kemudian menjadi mati dan kering
-       Helaian anak daun yang terlindung dari sinar matahari, tetap berwarna normal.
-       Pada bagian daun yang chlorotic (tidak hijau lagi) bisa diinvasi oleh jamur (Pestalotiopsis gracillis), inilah yang menyebabkan warna keunguan pada ujung pelepah dan pinggiran daun yang telah mati mongering
c.     Penyebab Umum Defisiensi MG
-       Gejala defisiensi Mg disebabkan tidak saja karena tidak cukupnya Mg, tetapi juga mungkin juga karena ketidakseimbangan antara Mg dengan kation lainnya
-       Keberadaan Mg dalam tanah < 0.3 cmol/kg
-       Sering terjadi pada daerah dengan curah hujan tinggi (> 3500 mm/th)
-       Tanah berpasir dengan topsoil yang dangkal (misalnya pada lahan miring yang tererosi)
-       Pemupukan Mg yang tidak seimbang dengan produksi yang tinggi atau pemupukan Mg yang tidak cukup untuk memperbaiki defisiensi
d.     Penanggulangan :
-       Batas maksimal keseimbangan Ca : Mg = 5 : 1 ; Mg : K = 1.2 : 1, hal ini bisa diketahui dari hasil analisa tanah
-       Produksi TBS 25 ton/ha/th, membutuhkan kiesrite 0.75 – 1.0 kg/pokok/th
-       Pencegahan erosi terutama pada tanah berpasir dengan curah hujan yang tinggi
-       Pada tanah yang beraksi sangat masam dolomite dipakai sebagai sumber utama pupuk Mg, karena ada efek samping menaikkan pH tanah, bagaimanapun juga sebenarnya kiesrite lebih mudah tersedia bagi tanaman

2.     FUNGSI UNSUR HARA MIKRO
A.    Unsur B (Boron)
a.     Fungsi : Boron diperlukan dalam proses sintesa gula dan karbohidrat dalam metabolisme inti (nucleus) dan asam protein dan yang terpenting adalah perannya dalam proses pembelahan sel (meristematicactivity)
b.     Gejala Defisiensi B :
-       Flat top yakni kenampakan tajuk yang rata, hal ini disebabkan pelepah yang keluar kemudian lebih pendek dari pelepah terdahulu
-       Daun berwarna hijau gelap, kaku dan rapuh
-       Ujung daun (lidi) berbentuk mata kail (hook leaf), ujung pelepah seperti terpotong (blind leaf), anak daun pada ujung pelepah melidi (bristle tip), anak daun koyak-koyak (leaf shatter), daun yang paling ujung pelepah berbentuk ekor ikan (fish tail leaf).
-       Pada kekurangan B yang lebih berat, pelepah membentuk daun yang pendek-pendek seperti tulang ikan (fish bone leaf), tingkat yang lebih parah lagi, pelepah mengecil, tidak berdaun, seperti tunggul (stump leaf)
-       Proses yang lebih parah lagi tanaman menjadi busuk pucuk dan busuk umbut akhirnya mati
-       Pokok yang terkena kekurangan B, cenderung berbuah partenocarpi
-       Tungau red spider mite menyukai pokok yang terkena defisiensi B
c.     Penyebab Umum Defisiensi B :
-       Tanah dengan kandungan B yang tidak mencukupi
-       Pemberian pupuk N, K dan Ca secara berlebihan
-       Kebutuhan tanaman terhadap unsur B yang meningkat, sehubungan dengan pengembangbiakan Elaeidobius camerunicus yang menyebabkan penyerbukan meningkat, fruit set meningkat
d.     Penanggulangan :
-       Memberikan pemupukan HGF Borate sebanyak 100 – 200 gram/pokok/tahun
-       Berikan HGF Borate dalam circle pokok ± jari-jari 1 m, mepet ke batang, taburkan secara tipis dan merata. Frekuensi 1 – 2 kali/th
B.    Unsur Cu (Copper)
a.     Fungsi : Cu perlu untuk pembentukan klorofil dan sebagai katalisator dalam proses bermacam reaksi dalam sistem fisiologis tanaman
b.     Gejala Defisiensi Cu :
-       Gejala awal terjadi pada pelepah muda yang telah sempurna membuka, warna daun mengalami perubahan dari hijau pucat sampai kuning keputih-putihan, pada anak daun yang telah menunjukkan garis-garis klorosis
-       Garis-garis klorosis berkembang dari pinggiran helaian daun sampai dengan kira-kira 5 – 8 cm lebarnya
-       Tulang daun (lidi) nampak kontras dengan jaringan daun yang klorosis karena adanya akumulasi klorofil pada jaringan yang dekat ke lidi, gejala ini disebut mid crown chlorosis (MCC)
-       Pada tahap lebih lanjut, bintik kuning dengan garis klorosis tadi, berkembang menjadi warna kuning, gejala ini disebut peat yellow
-       Bila kasusnya bertambah parah lagi, pelepah memendek berwarna orange pucat, pelepah tua menjadi kering dan mati
c.     Penyebab Umum Defisiensi Cu :
-       Tanah banyak mengandung bahan organic (tanah gambut)
-       Tanah sangat berpasir
-       Bila kandungan Cu daun < 3 – 5 mg/kg
-       Bila K tertukarkan < 0.15 cmol/kg atau pemupukan Mg dalam jumlah yang besar telah diberikan
-       Ketersediaan N yang berlebihan dalam tanah sebagai akibat drainase yang baik pada tanah gambut atau pemupukan N yang berlebihan
d.     Penanggulangan :
-       Inspeksi lapangan agar gejala awal dapat terdeteksi secara dini
-       MOC dan peat yellow di nursery dipupuk dengan 400 – 500 gr/CuSO4/pokok/tahun
-       Defisiensi Cu di Nursery dilakukan drenching dengan 0.05 % larutan CuSO4 (0.5 gram dalam 1 liter air)
-       Pemupukan koreksi terhadap defisiensi K pada tanah gambut maupun tanah berpasir, dapat memperbaiki pengambilan Cu

Terimakasih Sobat,, sudah berkunjung, jangan lupa di like yah atau tinggalkan pesan anda di kolom facebook paling bawah.
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

jadilah bagian dari seribu orang yang menyukai blog ini, dengan mengikuti kami di Laman Facebook. Budidaya Pertanian, mengenai kritik dan saran kami sangat mengharapkan demi sempurnanya informasi yang kami sampaikan
 
Support : Facebook: AL AZ ARI/'>Ari Sandria | Agronomi Template
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. AGRONOMI UNHAS - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Mas Template