Headlines News :
Home » » LAPORAN MIKROORGANISME LOKAL

LAPORAN MIKROORGANISME LOKAL

Written By Al Az Ari on Minggu, 03 November 2013 | 23.17

BAB I
PENDAHULUAN
1.1    Latar Belakang
Pembangunan pertanian di Indonesia saat ini memasuki masa transisi dari orientasi pertanian dengan pola subsisten kepada pola komersial. Pergeseran tersebut membawa konsekuensi penggunaan pestisida sebagai salah satu komponen penting dalam mengatasi organisme pengganggu tanaman, salah satu kendala bagi pembangunan pertanian yang berorientasi ekonomi. Namun sejauh ini pemakaian pestisida selalu diikuti dengan pertimbangan ekonomi dan berdampak pada lingkungan. Pasar lebih menyukai produksi pertanian yang
bebas bahan kimia, sehingga alternatif pestisida aman bagi lingkungan dan konsumen sangat diperlukan.
Pembatasan penggunaan bahan aktif kimiawi pada proses produksi pertanian pada gilirannya akan sangat membebani pertanian Indonesia yang tingkat ketergantungan petaninya pada pestisida kimiawi masih tinggi. Ketergantungan tersebut akan melemahkan daya saing produk pertanian Indonesia di pasar bebas. Menghadapi kenyataan tersebut agaknya perlu segera diupayakan pengurangan penggunaan pestisida kimiawi dan mengalihkannya pada jenis pestisida yang aman bagi lingkungan. Salah satu alternatif adalah penggunaan MOL (Mikro Organosme Lokal) yang biasa digunakan sebagai starter dalam pembuatan kompos atau biasa disebut dengan pupuk organik.
MOL adalah cairan hasil fermentasi yang mengandung mikroorganisme hasil produksi sendiri dari bahan-bahan alami yang tersedia disekeliling kita.  Bahan-bahan tersebut merupakan tempat yang disukai oleh mikroorganisme sebagai media untuk hidup dan berkembangnya mikroorganisme yang berguna dalam mempercepat penghancuran bahan-bahan organik (dekomposer) atau sebagai tambahan nutrisi bagi tanaman. Selain itu MOL dapat juga berperan sebagai pestisida hayati karena kemampuanya dalam mengendalikan beberapa
macam organisme pengganggu tanaman (OPT).  MOL juga diindikasikan mengandung zat perangsang tumbuh / fitohormon yang berperan dalam memacu pertumbuhan tanaman seperti hormon Auksin, Giberelin dan Sitokinin
Kompos merupakan pupuk yang sering diaplikasikan ke lahan, dan  untuk membantu proses dekomposisi bahan-bahan organik menjadi kompos,
diperlukan bahan-bahan decomposer. Berbagai macam bahan-bahan decomposer banyak di jual seperti EM4.Akan tetapi biaya yang dikeluarkan mahal, pada dasarnya kompos yang berbahan dasar mikroorganisme mudah di produksi sendiri
karena mikroorganisme-mikroorganisme yang berguna banyak yang terdapat di alam sekitar kita.
Proses pembuatan kompos ini salah satunya dapat menggunakan MOL (Mikro Organisme Lokal). Larutan MOL menggandung unsur hara makro dan mikro dan juga menggandung bakteri yang berpotensi sebagai perombak bahan organik. Perangsang pertumbuhan dan sebagai agens pengendali hama dan penyakit tanaman. Keunggulan penggunaan MOL yang paling utama adalah murah bahkan tanpa biaya, dengan memanfaatkan bahan-bahan yang ada di sekitar.
Berdasarkan uraian di atas  maka  perlu dilakukan  praktikum mengenai pembuatan  Mikro Organisme Lokal yang sangat baik bagi pertumbuhan
dan produksi tanaman.

1.2    Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum nutrisi tanaman dengan judul percobaan pembuatan MOL (Mikro Organisme Lokal) adalah untuk mengetahui bagaimana cara pembuatan dan manfaat MOL bagi tanaman.
Sedangkan kegunaan dari praktikum ini yaitu sebagai bahan informasi kepada praktikan maupun kepada pembaca akan cara pembuatan MOL dan manfaat dari MOL tersebut bagi tanaman.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Mikro Organisme Lokal
    Mikroorganisme merupakan makhluk hidup yang sangat kecil dengan kemampuan sangat penting dalam kelangsungan daur hidup biota di dalam biosfer.Mikroorganisme mampu melaksanakan kegiatan atau reaksi biokimia untuk melangsungkan perkembangbiakan sel. Mikroorganisme digolongkan ke dalam golongan protista yang terdiri dari bakteri, fungi, protozoa, dan algae (Darwis dkk., 1992).Mikroorganisme menguraikan bahan organik dansisa–sisa jasad hidup menjadi unsur-unsur yang lebih sederhana (Sumarsih, 2003). Menurut Budiyanto (2002), mikroorganisme mempunyai fungsi sebagai agen  proses biokimia dalam pengubahan  senyawa organik menjadi senyawa anorganik yang berasal dari sisa tanaman dan hewan.
Mikroorganisme lokal (MOL) adalah mikroorganisme yang dimanfaatkan sebagai starter dalam pembuatan pupuk organik padat maupun pupuk cair.  Bahan utama MOL terdiri dari beberapa  komponen yaitu karbohidrat, glukosa, dan sumber mikroorganisme.  Bahan dasar untuk fermentasi larutan MOL dapat berasal dari hasil pertanian, perkebunan, maupun limbah organik rumah tangga. Karbohidrat sebagai sumber nutrisi untuk mikroorganisme dapat diperoleh dari limbah organik seperti air cucian beras, singkong, gandum, rumput gajah, dan daun gamal.  Sumber glukosa berasal dari cairan gula merah, gula pasir, dan air kelapa, serta sumber mikroorganisme berasal dari kulit buah yang sudah busuk, terasi, keong, nasi basi, dan urin sapi(Hadinata, 2006).
Menurut Fardiaz (1992), semua mikroorganisme yang tumbuh pada    bahan-bahan tertentu membutuhkan bahan organik untuk pertumbuhan dan proses metabolisme.  Mikroorganisme yang tumbuh dan berkembang pada suatu bahan dapat menyebabkan berbagai perubahan pada fisik maupun komposisi kimia, seperti adanya perubahan warna, pembentukan endapan, kekeruhan, pembentukan gas, dan bau asam (Hidayat, 2006).

Larutan MOL adalah larutan hasil fermentasi yang berbahan dasar dari berbagai sumberdaya yang tersedia setempat. Larutan MOL mengandung unsur mikro dan makro dan juga mengandung bakteri yang berpotensi sebagai perombak bahan organik, perangsang tumbuhan, dan sebagai agens pengendali hama dan penyakit tanaman, sehingga MOL dapat digunakan baik sebagai pendekomposer pupuk hayati dan sebagai pestisida organic terutama sebagai fungisida. Salah satu activator yang cukup murah adalah larutan MOL (Mikro Organisme Lokal).Tiga bahan utama dalam larutan MOL:
1.    Karbohidrat.
Bahan ini dibutuhkan bakteri/ mikroorganisme sebagai sumber energi. Untuk menyediakan karbohidrat bagi mikroorganisme bisa diperoleh dari air cucian beras, nasi bekas/ nasi basi, singkong, kentang, gandum, dedak/ bekatul dll
2.    Glukosa.
Bahan ini juga sebagai sumber energi bagi mikroorganisme yang bersifat spontan (lebih mudah dimakan mereka). Glukosa bisa didapat dari gula pasir, gula merah, molases, air gula, air kelapa, air nira dll
3.    Sumber Bakteri (mikroorganisme lokal).
Bahan yang mengandung banyak mikroorganisme yang bermanfaat bagi tanaman antara lain buah-buahan busuk, sayur-sayuran busuk, keong mas, nasi, rebung bambu, bonggol pisang, urine kelinci, pucuk daun labu, tapai singkong dan buah maja. Biasaya dalam MOL tidak hanya mengandung 1 jenis mikroorganisme tetapi beberapa mikroorganisme diantaranya Rhizobium sp, Azospirillium sp, Azotobacter sp, Pseudomonas sp, Bacillus sp dan bakteri pelarut phospat.

2.2 Kandungan bahan Yang Digunakan
    Pemanfaatan daun gamal sebagai bahan baku dalam penelitian karena tanaman gamal (Gliricidia sepium) merupakan salah satu jenis tanaman  leguminoceae dengan kandungan unsur hara yang tinggi.  Purwanto (2007) menguraikan gamal yang berumur satu tahun mengandung 3-6% N; 0,31 % P; 0,77% K; 15-30% serat kasar; dan 10% abu K.  Berdasarkan hasil penelitian Sutari (2009), kandungan unsur hara yang terdapat dalam larutan MOL daun gamal lebih tinggi daripada larutan MOL dengan bahan dasar rebung, dan rumput gajah.  Kandungan unsur hara yang terdapat dalam larutan bio–urine daun gamal terdiri dari 2,8 % N; 48,11 mg L-1  P; 14,469 mg L-1  K;  520 mg L-1  S; 48,5 mg L-1 Ca;  224 mg L-1  Mg; 125 mg L-1 Na; 3,75 mg L-1 Fe; 54,60 mg L-1 Mn; 0,83 mg L-1 Zn; 0,241 mg L-1 Cu, dan 7455 mg L-1 Cl.
Kandungan nutrisi beras yang tertinggi terdapat pada bagian kulit ari. Sayangnya sebagian besar nutrisi pada kulit ari telah hilang selama proses penggilingan dan penyosohan beras. Sekitar 80% vitamin B1, 70% vitamin B3 , 90% vitamin B6, 50% mangan (Mn), 50% fosfor (P), 60% zat besi (Fe), 100% serat, dan asam lemak esensial hilang dalam proses membuat beras lebih “indah” untuk dimakan. Saat mencuci beras, biasanya air cucian pertama akan berwarna keruh. Warna keruh bekas cucian itu menunjukkan bahwa lapisan terluar dari beras ikut terkikis. Meskipun banyak nutrisi yang telah hilang, namun pada bagian kulit ari masih terdapat sisa-sisa nutrisi yang sangat bermanfaat tersebut. Misalkan fosfor (P), salah satu unsur utama yang dibutuhkan tanaman dan selalu ada dalam pupuk majemuk tanaman semisal NPK. Fosfor berperan dalam memacu pertumbuhan akar dan pembentukan sistem perakaran yang baik dari benih dan tanaman muda. Nutrisi lainnya adalah zat besi yang penting bagi pembentukan hijau daun (klorofil) juga berperan penting dalam pembentukan karbohidrat, lemak dan protein. Selain itu kulit ari juga mengandung vitamin, mineral, dan fitonutrien yang tinggi. Vitamin sangat berperan dalam proses pembentukan hormon dan berfungsi sebagai koenzim (komponen non-protein untuk mengaktifkan enzim).
Beras mengandung karbohidrat yang tinggi. Sangat mungkin karbohidrat ini terdegradasi saat mencuci. Hipotesa awal, saat disiramkan ke tanaman, karbohidrat akan terpecah menjadi unsur yang lebih sederhana dan memberikan
nutrisi bagi mikroba yang menguntungkan bagi tanaman. Meskipun saya belum mengetahui apa mikroba yang diuntungkan dengan kandungan karbohidrat air leri ini. Menarik jika ada yang meneliti.
Fakta terbaru adalah hasil penelitian yang dilakukan Yayu Siti Nurhasanah mahasiswa IPB. Mengungkapkan bahwa air cucian beras merupakan media alternatif pembawa bakteri Pseudomonas fluorescens. Bakteri tersebut adalah mikroba yang berperan dalam pengendalian petogen penyebab penyakit karat dan memicu pertumbuhan tanaman (okezone, 19/10/11). P. fluorescens sangat berperan dalam pengendalian patogen penyebab penyakit karat dan pemicu pertumbuhan tanaman
Gula merah adalah bahan makanan yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia.  Gula Aren mengandung energi sebesar 368 kilokalori, protein 0 gram, karbohidrat 95 gram, lemak 0 gram, kalsium 75 miligram, fosfor 35 miligram, dan zat besi 3 miligram.  Selain itu di dalam Gula Aren juga terkandung vitamin A sebanyak 0 IU, vitamin B1 0 miligram dan vitamin C 0 miligram.  Hasil tersebut didapat dari melakukan penelitian terhadap 100 gram Gula Aren, dengan jumlah yang dapat dimakan sebanyak 100 %.

2.3 Tanaman Kakao
Tanaman Kakao merupakan tanaman perkebunaan berprospek menjanjikan. Tetapi jika faktor tanah yang semakin keras dan miskin unsur hara terutama unsur hara mikro dan hormon alami, faktor iklim dan cuaca, faktor hama dan penyakit tanaman, serta faktor pemeliharaan lainnya tidak diperhatikan maka tingkat produksi dan kualitas akan rendah.
    Kakao (Theobroma cacao) merupakan tumbuhan berwujud pohon yang berasal dari Amerika Selatan. Dari biji tumbuhan ini dihasilkan produk olahan yang dikenal sebagai cokelat. Di alam kakao dapat mencapai ketinggian 10m.Meskipun demikian, dalam pembudidayaan tingginya dibuat tidak lebih dari 5m tetapi dengan tajuk menyamping yang meluas (wikipedia. 2013).
Bunga sempurna berukuran kecil (diameter maksimum 3cm), tunggal, namun nampak terangkai karena sering sejumlah bunga muncul dari satu titik tunas.Penyerbukan bunga dilakukan oleh serangga (terutama lalat kecil (midge) Forcipomyia, semut bersayap, afid, dan beberapa lebah Trigona) yang biasanya terjadi pada malam hari1.Bunga siap diserbuki dalam jangka waktu beberapa hari.Kakao secara umum adalah tumbuhan menyerbuk silang dan memiliki sistem inkompatibilitas-sendiri.Walaupun demikian, beberapa varietas kakao mampu melakukan penyerbukan sendiri dan menghasilkan jenis komoditi dengan nilai jual yang lebih tinggi.Buah tumbuh dari bunga yang diserbuki.Ukuran buah jauh lebih besar dari bunganya, dan berbentuk bulat hingga memanjang.Biji terangkai pada plasenta yang tumbuh dari pangkal buah di bagian dalam (Djatmiko dan Wahyudi, 1986).
Sebagian besar daerah produsen kakao di Indonesia menghasilkan kakao curah.Kakao curah berasal dari kultivar yang self-incompatible.Kualitas kakao curah biasanya rendah, meskipun produksinya lebih tinggi.Bukan rasa yang diutamakan tetapi biasanya kandungan lemaknya (Djatmiko dan Wahyudi, 1986).


BAB III
METODOLOGI
3.1.    Waktu dan Tempat
Praktikum Mikro Organisme Lokal dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 5 April 2013 pukul 08.00 Wita - selesai di Screen House, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar.

3.2.    Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini yaitu selang 2m, 3 botol air mineral besar ukuran 1.5 liter, pisau, isolasi, ember, saringan dan label.
Bahan-bahan yang digunakan yaitu daun gamal , air cucian beras dan gula merah.

3.3.    Prosedur Pelaksanaan
Adapun prosedur kerja dari praktikum ini sebagai berikut.
1.    Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan,
2.    Mencacah kecil-kecil daun gamal
3.    Menimbang hasil cacahan daun gamal
4.    Memasukkan daun gamal kedalam ember kemudian dicampurkan air  beras dan gula kedalam ember tersebut,
5.    Membungkus ember dengan plastik yang telah dilubangi untuk selang yang akandisambungkan kedalam botol yang berisi air.
6.    Membiarkan/menyimpan selama satu minngu, setelah itu disaring untuk diambil airnya.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN


4.2 Pembahasan
Dari praktikum yang telah di lakukan menganai pembuatan Mikro Organisme Lokal (MOL) yang terbuat dari bahan-bahan daun gamal , Gula merah, dan air beras. Maka diperoleh hasil seperti yang terlihat pada table di atas, bahwa bahan-bahan sebelum difermentasikan memiliki karakteristik seperti bau yang menyengat, berwarna hijau dan belum terjadi perubahan morfologi dimana masih kelihatan serasah daun gamal . Sedangkan setelah difermentasikan mol yang dihasilkan memiliki karakteristik seperti bauh yang menyerupai bau tape/alcohol, berwarna hijau  kecoklatan dan terjadi perubahan morfologi berupa serasah-serasah halus tinggal sedikit, terdapat jamur berwarna putih di permukaan larutan.Semakin busuk dan halus daun gamal yang akan difermentasikan maka akan semakin cepat untuk terurai sehingga akan lebih cepat menjadi MOL. Untuk mempercepat penguraian di dalam larutan MOL, maka ditambahkan sumber makanan bagi bakteri berupa kecap dan air kelapa yang terdapat dalam larutan MOL. Hal ini sesuai dengan pendapat Djati Runggo (1985) yang menyatakan bahwa sumber makanan dapat berupa glukosa dan karbohidrat. Sumber makanan digunakan bakteri sebagai energi dalam dekomposer buah-buahan yang akan dijadikan MOL.
MOL yang dibuat pada praktikum ini membutuhkan waktu 7-8 hari. Akan tetapi, semakin banyak bakteri di dalam larutan, maka akan semakin cepat juga dekomposer terjadi hingga menjadi MOL sehingga peran bakteri sangat dibutuhkan dalam pembuatan MOL.
Dalam hasil praktikum yang telah didapat bahwa larutan MOL belum sempurna dan masih terdapat sedikit serasah-serasah dari buah-buah tersebut, hal ini disebabkan karena bakteri tidak menguraikan secara sempurna.Adanya serasah-serasah buah-buahan yang belum larut itu dapat diakibatkan karena kurangnya karbohidrat bagi bakteri yang digunakan sebagai energi dalam dekomposer.

BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan praktikum mengenai pembuatan mikro organisme lokal yaitu:
•    Hasil mol yang diperoleh memiliki warna hijau kecoklatan, bau seperti tapai/alkohol, dan terdapat jamur berwarna putih di permukaan larutan MOL.
•    MOL berperan terhadap kesuburan tanaman karena memiliki kandungan unsur hara mikro dan makro,
•    MOL juga dapat digunakan dalam pengomoposan yang berfungsi sebagai mempercepat dekomposer.

5.2 Saran
    Sebaiknya kerjasama asisten dan praktikan lebih baik lagi lebih  dan asisten lebih serius dan lebih aktif menjelaskan kepada praktikan mengenai percobaan-percobaan yang akan dilakukan.dan sebaiknya dan kebersihan pada saat praktikum lebih di jaga.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2013. http://wikipedia.com/2010/11/25/budidaya-kakao/. Diunduh pada tangga 23 April 2013, pukul 19.30


Anonim. 2013. http://papinkprapti.wordpress.com/2013/07/03/mikro-organisme-
Lokal mol.Diunduh pada tanggal 22 April 2013, pukul 20.22.


Anonim.2013.http://fiqhiardiansyah.blogspot.com/mikro-organisme-lokal.Diunduh pada tanggal 23 April 2013

Djatmiko dan Wahyudi. 1986. Budidaya Tanaman Kakao. Erlangga. Yogyakarta

Hidayat, 2006. Puupuk Mikro Organisme Lokal. Penebay Swadaya. Jakarta



















 
Terimakasih Sobat,, sudah berkunjung, jangan lupa di like yah atau tinggalkan pesan anda di kolom facebook paling bawah.
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

jadilah bagian dari seribu orang yang menyukai blog ini, dengan mengikuti kami di Laman Facebook. Budidaya Pertanian, mengenai kritik dan saran kami sangat mengharapkan demi sempurnanya informasi yang kami sampaikan
 
Support : Facebook: AL AZ ARI/'>Ari Sandria | Agronomi Template
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. AGRONOMI UNHAS - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Mas Template