1.Pengertian agronomi
Agronomi berasal dari:
Agros yang artinya lapangan produksi Nomos yang artinya pengelolahan
Agros yang artinya lapangan produksi Nomos yang artinya pengelolahan
Dengan demikian agronomi di artikan suatu ilmu yang
mempelajari cara pengolahan tanman pertanin dan lingkungan guna memperoleh
produksi yang maksimal.
Dengan demikian pengertian tersebut mengandung rangka acuan
yang berisi 3 pengertian pokok (unsure unsure agronomi)
Antara lain:
a.lapang produksi (lingkungan tanaman).
b.pengelolaan (manajemen).
c.produksi maksimum (sebagai hasil pr
oses 2 faktor di atas)
Fokus agronomi:lapang produksi,bisa berupa sebidang
tanah,bak,pot,gelas plastik, dll…. Letak yang alamih juga berupa buatan.
Saran agronomo yang bisa menjadi pelengkap lapang adalah:
1.sarana teknologi misalkan: a.sarana pengolahan
b.sarana penyimpanan
c.sarana penyimpanan
d.sarana pengangkut produksi
Sasaran agronomi adalah memaksimalkan produksi yang mungkin
berupa buah,biji,getah, dalam sasaran satuan kg,ton, dll.
2.Tindak agronomi adalah suatu cara untuk menghasilkan
produksi yang maksimal
Pertanian purba belum bisa di katakana sebagai kelompok
agronomi karena belum melakukan tindak agronomi, misalnya:
Tidak melakukan
pengolahan tanah,mereka hanya membakar hutan dan menanamnya.
Tidakn memelihara
tanaman, karena mereka hanya menanam kemudian meningalkan tanaman tersebut
Berpindah pindah
Berpindah pindah
Tidak berusaha
mencapai produksi maksimum
Pada umumnya, tingkat agronomi terkait dengan tingkat
pengetahuan petani masa itu, relefansi demikian berwujud suatu kesadaran untuk
melaksanakan tindak agronomi. Tingkat awal dari tindak agronomi di mulai dari
menetapnya seorang peladang penghuni suatu areal disekitar rumahnya peladang
tersebut. Memenam tanaman secara lebih intensif.
Tindak agronomi yang sempurna di tandai dengan adanya lapang produksi, pengelolaan yang terencana,
memiliki minat untuk mencapai produksi maksimum dengan menerapkan ilmu dan
teknologi.
Tingkatan tindak agronomi berjenjang dari yang sederhana
sampai yang maju. Nilainya tergantung pada tingkat ke 3 pengertian pokok agronomi.
3. Aspek dengan lingkungan hidup
1. aspek
agronomi memiliki 3 aspek :
A .
Aspek pemuliaan tanaman
B.
Aspek fisiologi tanaman
C.
Aspek ekologi tanaman
v Ketiga aspek di
atas merupakan suatu gugus ilmu tanaman dengan langsung berperan terhadap
tindak agronomi dan sekaligus akan terlihat pada produksi tanaman.
v Hasil
pemuliaan tanaman, misalnya untuk suatau
varietas yang memiliki berbagai sifat ungul kemungkinan sifat ungulnya
tergantung kepada tingkatan tindak agronomi yang di lakukan pada tahap itu.
Aspek Agronomi
A.Pemuliaan Tanaman
Pemuliaan tanaman merupakan kegiatan untuk mengubah susunan
genetik tanaman secara tetap (baka) sehingga memiliki sifat atau penampilan
sesuai dengan tujuan yang diinginkan pelakunya. Pelaku kegiatan ini disebut
pemulia tanaman. Pemuliaan tanaman umumnya mencakup tindakan penangkaran,
persilangan, dan seleksi. Dasar pengetahuan mengenai perilaku biologi tanaman
dan pengalaman dalam budidaya diperlukan dalam kegiatan ini sehingga sering
kali dikatakan sebagai gabungan dari ilmu dan seni.
Produk pemuliaan tanaman adalah kultivar dengan ciri-ciri
yang khusus dan bermanfaat bagi penanamnya. Dalam kerangka usaha pertanian (agribisnis),
pemuliaan tanaman merupakan bagian awal/hulu dari mata rantai usaha tani dan
memastikan tersedianya benih atau bahan tanam yang baik dan bermutu tinggi.
1. Tujuan dalam pemuliaan tanaman
Tiga varietas mawar (bunga berwarna merah hati, kuning, dan
merah terang, berturut-turut dari depan ke belakang) merupakan hasil perakitan
terhadap variasi genetik yang tersedia dalam satu spesies mawar.
Tujuan dalam pemuliaan tanaman secara umum diarahkan pada
dua hal: peningkatan kepastian terhadap hasil yang tinggi dan perbaikan
kualitas produk yang dihasilkan.
Peningkatan kepastian terhadap hasil biasanya diarahkan pada
• peningkatan daya hasil,
• ketahanan terhadap gangguan dari organisme lain atau
lingkungan yang kurang mendukung,
• daya tumbuh tanaman yang kuat, serta
• kesesuaian terhadap teknologi pertanian yang lain.
Usaha perbaikan kualitas produk dapat diarahkan pada
perbaikan ukuran, warna, kandungan bahan tertentu, pembuangan sifat-sifat yang
tidak disukai, ketahanan simpan, atau keindahan serta keunikan.
2. Strategi pemuliaan tanaman
Strategi dalam pemuliaan tanaman masa kini adalah dengan
melakukan peningkatan variasi genetik yang diikuti kemudian dengan seleksi pada
keturunannya. Pemuliaan tanaman biasanya mengarah pada domestikasi meskipun
tidak selalu demikian.
Peningkatan variasi genetik dapat dilakukan melalui berbagai
cara:
• Introduksi
• Persilangan
• Manipulasi genom
• Manipulasi gen atau bagian kromosom
• Transfer gen.
Tiga cara yang pertama dikenal sebagai "pemuliaan
klasik" atau "konvensional" dan dua cara yang terakhir merupakan
cara pemuliaan "molekular" serta dianggap sebagai bagian dari
bioteknologi.
Introduksi
Mendatangkan bahan tanam dari tempat lain (introduksi)
merupakan cara paling sederhana untuk meningkatkan keragaman genetik. Seleksi
penyaringan (screening) dilakukan terhadap koleksi plasma nutfah yang
didatangkan dari berbagai tempat dengan kondisi lingkungan yang berbeda-beda.
Pengetahuan tentang pusat keanekaragaman tumbuhan penting untuk penerapan cara
ini. Keanekaragaman genetik untuk suatu spesies tidaklah seragam di semua
tempat di dunia. N.I. Vavilov, ahli botani dari Rusia, memperkenalkan teori
"pusat keanekaragaman" (centers of origin) bagi keanekaragaman
tumbuhan.
Contoh pemuliaan yang dilakukan dengan cara ini adalah pemuliaan
untuk berbagai jenis tanaman buah asli Indonesia, seperti durian dan rambutan,
atau tanaman pohon lain yang mudah diperbanyak secara vegetatif, seperti ketela
pohon dan jarak pagar. Introduksi dapat dikombinasi dengan persilangan.
Persilangan
Penyaringan gandum untuk ketahanan terhadap salinitas (kadar
garam tanah yang tinggi). Varietas di sebelah kanan rentan terhadap salinitas
sehingga mati, sementara varietas di sebelah kiri masih sanggup bertahan hidup.
Persilangan merupakan cara yang paling populer untuk
meningkatkan variasi genetik, bahkan sampai sekarang karena murah, efektif, dan
relatif mudah dilakukan.
Pada dasarnya, persilangan adalah manipulasi komposisi gen
dalam populasi. Keberhasilan persilangan memerlukan prasyarat pemahaman akan
proses reproduksi tanaman yang bersangkutan. Berbagai macam skema persilangan
telah dikembangkan (terutama pada pertengahan abad ke-20) dan menghasilkan
sekumpulan metode pemuliaan yang lazim diajarkan di perkuliahan bagi mahasiswa
pemuliaan tanaman tingkat sarjana.
Semua varietas unggul padi, jagung, dan kedelai yang ditanam
di Indonesia saat ini dirakit melalui persilangan yang diikuti dengan seleksi.
Perkembangan dalam biologi molekular memunculkan
metode-metode pemuliaan baru yang dibantu dengan marker molekular dan dikenal
sebagai pemuliaan berbantuan marker.
Manipulasi genom
Yang termasuk dalam cara ini adalah semua manipulasi ploidi,
baik penggandaan genom (set kromosom) maupun perubahan jumlah kromosom. Gandum
roti dikembangkan dari penggabungan tiga genom spesies yang berbeda-beda.
Semangka tanpa biji dikembangkan dari persilangan semangka tetraploid dengan
semangka diploid. Teknik pemuliaan ini sebenarnya juga mengandalkan persilangan
dalam praktiknya.
Manipulasi gen dan ekspresinya
Metode-metode yang melibatkan penerapan genetika molekular
masuk dalam kelompok ini, ditambah metode klasik pemuliaan dengan mutasi.
Berbagai teknik yang tercakup di dalamnya, di antaranya TILLING, teknologi
antisense, gene silencing, teknologi RNAi, rekayasa gen, dan overexpression.
Meskipun teknik-teknik ini telah diketahui berhasil diterapkan dalam skala
percobaan, belum ada varietas komersial yang dirilis dengan cara ini.
Transfer gen
Cara ini dikenal pula sebagai transformasi DNA. Gen dari
organisme lain disisipkan ke dalam DNA tanaman untuk tujuan tertentu. Strategi
pemuliaan ini banyak mendapat penentangan dari kelompok-kelompok lingkungan
karena kultivar yang dihasilkan dianggap membahayakan lingkungan jika
dibudidayakan.
Transformasi tanaman yang dimediasi dengan Agrobacterium
tumefaciens merupakan metode transformasi tanaman yang paling umum digunakan A.
tumefaciens secara alami menginfeksi tumbuhan dikotil dan menyebabkan tumor
yang disebut ‘crown gall’ Bakteri ini merupakan bakteri gram negatif yang
menyebabkan crown gall dengan mentransfer bagian DNA-nya (dikenal sebagai
T-DNA) dari Tumour inducing plasmid (Ti plasmid) ke dalam inti sel dan
berintegrasi dengan genom sehingga menyebabkan penyakit ‘crown gall’.T-DNA
mengandung 2 tipe gen, gen onkogenik yang menyandikan enzim termasuk sintesis
auksin dan sitokinin dan membentuk formasi tumor, serta gen yang menyandikan
sintesis opin, hasil dari kondensasi asam amino dan gula. Opin dihasilkan dan
diekskresikan sel ‘crown gall’ dan digunakan oleh A. tumefaciens sebagai sumber
karbon dan nitrogen. Sementara gen untuk reaksi katabolisme opin, gen yang
membantu transfer T-DNA dari bakteri ke sel tanaman, dan gen tansfer konjugatif
plasmid, terdapat diluar T-DNA.
A. tumefaciens terlebih dahulu melakukan pelekatan pada permukaan
sel tanaman dengan membentuk mikrofibril sehingga menyebabkan terjadinya luka
pada tanaman yang akan mengeluarkan senyawa fenolik yaitu asetosiringone
sebagai respon sinyal. Sinyal tersebut mengaktifkan virA yang merupakan protein
kinase untuk mengaktifkan virG dan memfosforilasinya menjadi virG-P. Dengan
aktifnya virG-P ini akan mengaktifkan gen-gen vir lainnya untuk mulai bersifat
virulen dan melakukan transfer VirD untuk memotong situs spesifik pada Ti
plasmid, pada sisi kiri dan kanannya sehingga melepaskan T-DNA yang akan
ditransfer dari bakteri ke sel tanaman . T-DNA utas tunggal akan diikat oleh
protein VirE yang merupakan single strand binding protein sehingga terlindung
dari degradasi. Bersamaan dengan itu, protein virB membentuk saluran transmembran
ysng menghubungkan sel A. tumefaciens dan sel tanaman sehingga T-DNA dapat
masuk ke sel tanaman. Gen pada T-DNA, yang meliputi gen auksin, sitokinin dan
opin, ikut terekspresi sehingga memacu pertumbuhan sel tanaman menjadi banyak
(tumor.
Dengan adanya teknologi transformasi yang dimediasi A.
tumefaciens ini berperan dalam menghasilkan tanaman transgenik, seperti tanaman
tembakau yang tahan terhadap antibiotik tertentu. Resistensi terhadap
antibiotik ini didapatkan dari bakteri yang turut menyisip pada T-DNA A.
tumefaciens.
Produk yang dihasilkan dengan cara ini sudah cukup banyak,
seperti berbagai kultivar padi, kedelai, jagung, kapas, tomat, dan kentang.
B.Fisiologi Tanaman
Fisiologi adalah salah satu cabang ilmu dalam biologi yang
mempelajari proses-proses yang terjadi di dalam tubuh makhluk hidup. Proses
yang terjadi biasanya berupa metabolisme ataupun reaksi-reaksi kimia yang
membuat makhluk hidup dapat bertahan hidup. Fisiologi juga sangat tergantung
pada kondisi ligkungan karena pada dasarnya kehidupan setiap makhluk hidup
sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan.
Fisiologi tumbuhan adalah ilmu yang mempelajari semua proses
metabolisme yang terjadi di dalam tubuh tumbuhan agar tumbuhan tetap dapat
tumbuh. Tumbuhan yang masuk dalam ruang lingkup fisiologi tumbuhan adalah semua
jenis pada kingdom plantae, baik yang bersel satu ataupun tingkat tinggi,
monera, sebagian protista, dan fungi. Akan tetapi, sejauh ini, yang menjadi
topik dan objek para fisiologiawan tumbuhan adalah organisme dari golongan
plantae.
Berbeda dengan fisiologi tumbuhan, fisiologi tanaman
mempelajari proses-proses metabolisme dan biokimia pada tanaman-tanaman.
Tanaman adalah tumbuhan yang sudah dibudidayakan oleh manusia. Dengan demikian,
cakupan fisiologi tanaman lebih sempit daripada fisiologi tumbuhan. Karena yang
dipelajari mencakup tanaman-tanaman yang biasanya diambil manusia untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya, maka proses metabolisme yang dipelajari hanya
mencakup metabolisme yang berkaitan dengan bagaimana mendapatkan hasil panen
yang tinggi dari bagian-bagian tanaman yang dipanen.
Ketika fisiologi tumbuhan banyak mempelajari metabolisme
dalam lingkup seluler dan molekuler, maka fisiologi tanaman mempelajari
metabolisme dalam tingkatan individu dan populasi tanaman. Keduanya memiliki
pembahasan yang hampir sama yaitu macam proses metabolisme, mekanisme proses
yang terjadi, tempat terjadinya proses, dan faktor yang berpengaruh terhadap
proses metabolisme.
Fisiologi, baik fiisologi tumbuhan ataupun fisiolagi tanaman
tidak dapat dipisahkan dengan cabang ilmu yang lain, teutama fisika dan kimia.
Selama ini, proses metabolisme yang berada didalam tubuh tumbuhan ataupun
tanaman lebih banyak dijelaskan dengan proses fisika dan kimia oleh para
fisiologiawan. Beberapa proses metabolisme dapat dijelaskan secara rinci
tentang prnsip kimia dan fisika yang terlibat di dalamnya. Dengan kata lain,
prinsip-prinsip tentang reaksi kima dan fisika merupakan bekal utama dalam
mempelajari fisiologi tumbuhan dan fisiologi tanaman.
Selain fisika dan
kimia ada beberapa ilmu lain yang belakangan menjadi sangat berkaitan dengan
fisiologi tumbuhan dan fisiologi tanaman. Ilmu botani, khususnya ekologi adalah
yang juga berkaitan dengan fisiologi, factor-faktor lingkungan ang dipelajari
dalam ekologi sangat berpengaruh terhadap proses metabolisme dalam tubuh tubuh
tumbuhan. Anatomi juga sangat berkaitan karena struktur sel dengan segala macam
organelnya juga berpengaruh terhadap proses metabolisme yang terjadi. Yang
terakhir adalah matematika. Baru-baru ini dikembangkan model matematis untuk
fisiologi tanaman dengan tujuan untuk meramalkan hubungan antara hasil tanaman
yang mungkn didapatkan dengan berbagai factor lingkungan yang mempengaruhinya.
Dengan mempelajari fisiologi baik tumbuhan maupun tanaman diharapkan
dapat lebih memahami proses yang terjadi di dalam tumbuhan/tanaman dalam
kaitannya dengan lingkungan yang pada akhirnya diperoleh suatu pendekatan atau
mode suatu tanaman atau teknik budidaya yang palig efektif dan efisien dalam
memanfaatkan sumber daya yang ada dan tetap memberikan hasil panen yang
optimal.
C.Ekologi Tanaman
Yang dimaksud dengan ekologi tanaman adalah merupakan cabang
ilmu Biologi yang mempelajari hubungan timbal balik antara tanaman dengan
lingkungannya. Sebagai makhluk hidup, tanaman tentu membutuhkan sumber daya
kehidupan dari lingkungan tempat dirinya tumbuh dan berkembang. Demikian juga,
sebaliknya dengan lingkungan yang membutuhkan tanaman sebagai upaya menjaga
agar keberadaannya tetap subur. Dengan demikian maka keberadaan tanaman di
sebuah lingkungan berpengaruh terhadap kondisi lingkungan tersebut. Hal-hal
itulah yang dipelajari dalam ekonologi tanaman, yang sebenarnya dipelajar untuk
membudidayakan tanaman dengan hasil yang optimal, namun tidak mengakibatkan
kerusakan lingkungan.
Bila ekologi tanaman dipraktekkan sesuai dengan tujuannya,
maka lingkungan hidup akan tetap terjaga kelestariannya dan tanaman akan tumbuh
dengan optimal. Pada kondisi seperti ini makhluk hidup lain seperti manusia
yang memerlukan keduanya, juga akan terjaga kelestariannya. Tuhan memang telah
menciptakan alam semesta beserta makhluk hidup yang ada di dalamnya sebagai
satu kesatuan yang terikat dalam sistem timbal-balik. Pelanggaran-pelanggaran
terhadap sistem timbal balik alam semesta itulah munculnya berbagai bencana
alam, yang pada akhirnya tidak hanya pelaku pelanggaran yang terhukum melainkan
seluruh makhluk hidup yang yang berada di alam semesta ini.
Definisi Ekologi Tanaman
Ekologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu oikos yang berarti
'rumah' dan logos yang artinya 'ilmu'. Secara etimologis, ekologi mempunyai
makna ilmu tentang makhluk hidup dan rumah tempat dirinya tinggal. Secara
definitif, ekologi berarti ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara
makhluk hidup dan lingkungan tempat makhluk hidup tersebut tinggal.
Demikian juga, ekologi tanaman yang berarti mempelajari
hubungan timbal balik antara tanaman dengan lingkungannya. Perlu dipahami bahwa
lingkungan terbagi menjadi dua bagian, yaitu lingkungan biotik (makhluk hidup
sebagai sumber makanan dan rekan interaksi) dan lingkungan abiotik (seperti
cahaya, air, dan mineral). Lingkungan inilah yang menyebabkan terbentuknya
kondisi tanaman bisa tumbuh dengan optimal.
Bila lingkungan sesuai dengan toleransi kebutuhan hidup
tanaman, sebuah tanaman akan hidup dan tumbuh dengan optimal. Sebaliknya,
ekologi tanaman yang tidak bersahabat akan menimbulkan stres pada tanaman dan
perkembangan yang tidak sesuai harapan. Dari penjelasan tersebut, jelas bahwa
ekologi tanaman adalah bagian tak terpisahkan dari ilmu Biologi. Dalam
kehidupan sehari-hari Ekologi seringkali disebut Biologi Lingkungan.
Kehadiran ekologi tanaman di jaman sekarang terasa semakin
dibutuhkan ketika kondisi lingkungan biotik dan abiotik yang sudah tidak
memenuhi syarat untuk tumbuhnya tanaman secara optimal. Pada saat itulah
diperlukan beragam ilmu pengetahuan yang terintegrasi, sehingga kalau pun harus
menggunakan rekayasa teknologi misalnya, tetap mengacu pada hukum dasar saling
ketergantungan antara makhluk hidup di alam semesta ini. Sebaliknya bila
rekayasa teknologi hanya memperhatikan satu aspek saja, misalnya hanya
memperhatikan aspek bagaimana sebuah tanaman bisa tumbuh dengan optila dan
menghasilkan atau berproduksi secara optimal pula, seringkali terjadi munculnya
bahaya seperti kondisi tanah yang makin lama semakin tidak subur karena unsur
hara yang tidak seimbang akibat rekayasa teknologi tadi.
Memang benar bahwa dalam mengamalkan ilmu pengetahuan dan teknologi
harus disertai dengan sikap arif dan bijaksana, sehingga selalu memperhatikan
kesinambungan dan saling ketergantungan antara makhluk hidup dengan alam
sekitarnya. Dan dalam koridor metodologi pendidikan, semestinya pengembangan
peserta didik tidak saja dioptimalkan otaknnya melainkan harus seiring sejalan
dengan pengembangan akhlaknya. Hanya dari keseimbangan itulah yang akan
melahirkan seorang ilmuwan yang arif dan bijaksana.
Tujuan Mempelajari Perkembangan Ekologi Tanaman
Budidaya tanaman sejak dulu dilakukan oleh manusia untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya, mulai dari cara tradisional hingga modern seperti
saat ini. Perkembangan proses budidaya ini menimbulkan berbagai dampak, baik
positif maupun negatif. Misalnya, saat terjadinya revolusi industri, proses
budidaya tanaman banyak menggunakan alat-alat berat yang memakai bahan bakar
fosil. Hal ini justru mencemari lingkungan tempat tanaman tersebut tumbuh.
Proses inilah yang dipelajari dalam ekologi tanaman.
Contoh lainnya adalah metode budidaya tanaman menggunakan
tumpang sari. Proses ini dipakai untuk meminimalisasi banyaknya pembakaran
hutan untuk pembukaan lahan baru perkebunan. Mengapa petani membuka lahan baru?
Karena lahan sebelumnya sudah tidak mampu lagi ditanami akibat kekurangan
nutrisi tanah (kurang subur). Tumpang sari merupakan metode penanaman dengan
menempatkan tanaman-tanaman penyubur tanah, seperti kacang yang mampu mengikat
nitrogen di antara tanaman-tanaman panen utama seperti jagung. Hal-hal seperti
ini juga dipelajari di dalam ekologi tanaman, sehingga selalu dicari jalan
keluar agar kesinambungan dan saling ketergantungan antara makhluk hidup
tersebut bisa tetap lestari untuk jangka waktu yang lebih panjang lagi. Selama
masih diupayakan mengatasi masalah tersebut secara alami, tentu akan ditempuh
cara alami. Namun kalau pada akhirnya harus melibatkan rekayasa teknologi,
tetap akan ditempuh cara tersebut dengan tetap memperhatikan kesinambungan dan
saling ketergantungan.
Keberadaan tanaman kacang di antara tanaman-tanaman jagung
mampu menjaga stabilitas lingkungan sehingga tanah tetap subur dan bisa
ditanami kembali di musim tanam selanjutnya. Dengan demikian, benar bahwa
tujuan untuk mempelajari ekologi tanaman adalah mendapatkan hasil optimal dari
teknik budidaya yang dilakukan serta menjaga kondisi lingkungan agar terhindar
dari kerusakan baik secara langsung maupun tidak langsung.
Manfaat Ekologi Tanaman
Mempelajari ekologi tanaman akan mendatangkan beberapa
keuntungan, di antaranya sebagai berikut :
Mengetahui
lingkungan tumbuh tanaman yang sesuai dengan spesifikasi tanaman sehingga dapat
menghasilkan produksi yang optimum. Hal ini memang tujuan utama dari budidaya
tanaman. Namun tanpa pengetahuan dan pengamalan ekologi tanaman yang baik, akan
menyebabkan orang memperhatikan satu tujuan yaitu bagaimana tanaman tetap
menghasilkan produksi yang optimum.
Membangun
agroekosistem lingkungan yang sesuai dengan kebutuhan tumbuh tanaman dalam
aktivitas budidaya yang akan dilakukan. Hal ini terasa sangat penting terutama
dalam berbagai keterbatasan terutama keterbatasan tanah.
Mampu mengatasi
berbagai permasalahan lingkungan seperti lahan kritis dan memutuskan tanaman
apa yang tepat untuk membuat lahan tersebut menjadi subur kembali. Ini memang
menjadi salah satu tujuan dari mempelajari ekonomi tanaman.
Memahami bahwa
lingkungan akan mempengaruhi jenis tanaman yang sesuai untuk dibudidayakan pada
sebuah kawasan. Hal ini berdampak pada penjadwalan dan teknik budidaya yang
digunakan. Kebijakan mengenai pemeliharaan lingkungan di satu sisi dan
peningkatan produksi di sisi lain. Kesinambungan dan proses saling
ketergantungan ini harus dipahami sebagai suatu kondisi yang apabila salah satu
bagian dilanggar atau diabaikan, tentu saja akan sangat mempengaruhi yang
lainnya. Itulah seperti disebutkan sebelumnya, seorang ilmuwan itu harus
dibekali dengan sikap dan watak arif bijaksana, agar selalu memperhatikan
kesinambungan dan tidak hanya memperhatikan satu sisi produktivitas tanaman
semata-mata. Sekalipun tidak bisa dipungkiri bahwa tujuan budidaya tanaman
memang untuk menghasilkan produksi yang optimum.
Mempelajari
ekologi tanaman juga bisa menekan penggunaan bahan kimia dalam kegiatan
budidaya pertanian. Hal ini dilakukan untuk mencegah degradasi lingkungan.
Inilah yang dimaksud dengan arif dan bijaksana dalam mempraktekkan ilmu
pengetahuan. Rekayasa teknologi seperti penggunaan bahan kimia, akan
benar-benar dipertimbangkan secara matang.
Terimakasih Sobat,, sudah berkunjung, jangan lupa di like yah atau tinggalkan pesan anda di kolom facebook paling bawah.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !