BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pupuk merupakan zat yang fungsinya untuk meningkatkan kesuburan tanaman. Pupuk di bagi ke dalam 2 macam yaitu pupuk organic dan pupu anorganik. Pupuk organic ialah pupuk yang di hasilkan dari sisa-sisa mahluk hidup yang sudah mati. Sedangkan pupuk anorganik ialah pupuk yang di buat dari buatan manusia menggunakan za-zat kimia buatan. Salah satu pupuk organic ialah Biomol. Biomol adalah suatu zat yang fungsinya sama seperti pupuk, namun dalam bentuk cair yang di hasilkan dari sisa-sisa makanan.
Dewasa ini pupuk merupakan salah satu kebutuhan pokok yang harus dipenuhi untuk kebutuhan pertanian. Namun pada kenyataannya banyak peteani-petani yang masih banyak menggunakan pupuk-pupuk anorganik karena sifatnya yang mudah didapat dan harganya murah namun pupuk jenis tersebut dapat berbahaya bagi lingkungan.Oleh karena itu sebaiknya pupuk yang digunakan pupuk yang berasal dari mahluk hidup atau pupuk organic. Salah satu pupuk organic yang mudah di buat dan dapat mengurangi jumlah sampah ialah mol. Karena mol dibuat dari sisa-sisa makanan rumah tangga.
Pupuk organik mempunyai kelebihan antara lain meningkatkan kesuburan kimia, fisik, dan biologi tanah, serta mengandung zat pengatur tumbuh yang penting untuk pertumbuhan tanaman. Penggunaan pupuk cair dengan memanfaatkan jenis mikroorganisme lokal (MOL) menjadi alternatif penunjang kebutuhan unsur hara dalam tanah. Larutan MOL (mikroorganisme lokal) adalah larutan hasil fermentasi yang berbahan dasar berbagai sumber daya yang tersedia. Larutan MOL mengandung unsur hara makro, mikro, dan mengandung mikroorganisme yang berpotensi sebagai perombak bahan organik, perangsang pertumbuhan, dan agen pengendali hama dan penyakit tanaman sehingga baik digunakan sebagai dekomposer, pupuk hayati, dan pestisida organik.
MOL adalah cairan hasil fermentasi yang mengandung mikroorganisme hasil produksi sendiri dari bahan-bahan alami yang tersedia disekeliling kita. Bahan-bahan tersebut merupakan tempat yang disukai oleh mikroorganisme sebagai media untuk hidup dan berkembangnya mikroorganisme yang berguna dalam mempercepat penghancuran bahan-bahan organik (dekomposer) atau sebagai tambahan nutrisi bagi tanaman. Selain itu MOL dapat juga berperan sebagai pestisida hayati karena kemampuanya dalam mengendalikan beberapa macam organisme pengganggu tanaman (OPT).
MOL juga diindikasikan mengandung zat perangsang tumbuh / fitohormon yang berperan dalam memacu pertumbuhan tanaman seperti hormon Auksin, Giberelin dan Sitokinin. Larutan MOL menggandung unsur hara makro dan mikro dan juga menggandung bakteri yang berpotensi sebagai perombak bahan organik. Perangsang pertumbuhan dan sebagai agens pengendali hama dan penyakit tanaman. Keunggulan penggunaan MOL yang paling utama adalah murah bahkan tanpa biaya, dengan memanfaatkan bahan-bahan yang ada di sekitar.
Berdasarkan uraian di atas maka perlu dilakukan praktikum mengenai pembuatan Mikro Organisme Lokal yang sangat baik bagi pertumbuhan dan produksi tanaman.
1.2 Tujuan dan kegunaan
Adapun tujuan dari praktikum nutrisi tanaman dengan judul percobaan pembuatan MOL (Mikro Organisme Lokal) adalah untuk mengetahui bagaimana cara pembuatan dan manfaat MOL bagi tanaman.
Sedangkan kegunaan dari praktikum ini yaitu sebagai bahan informasi kepada praktikan maupun kepada pembaca akan cara pembuatan MOL dan manfaat dari MOL tersebut bagi tanaman.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian MOL (Mikroorganisme Lokal)
Larutan mikroorganisme lokal (MOL) adalah larutan hasil fermentasi yang
berbahan dasar dari berbagai sumber daya yang tersedia disekitar kita. Larutan mikroorganisme lokal (MOL) mengandung unsur hara mikro dan makro dan juga mengandung bakteri yang berpotensi sebagai perombak bahan organik, perangsang pertumbuhan dan sebagai agens pengendali hama dan penyakit tanaman. Peranan mikroorganisme lokal (MOL) dalam kompos selain sebagai penyuplai nutrisi juga berperan sebagai komponen bioreaktor yang bertugas menjaga proses tumbuh tanaman secara optimal. Fungsi dari bioreaktor sangatlah kompleks, fungsi yang telah teridentifikasi antara lain adalah penyuplai nutrisi melalui mekanisme eksudat, kontrol mikroba sesuai kebutuhan tanaman, bahkan kontrol terhadap penyakit yang dapat menyerang tanaman (Purwasasmita, 2009).
Mikroorganisme lokal (MOL) adalah mikroorganisme yang dimanfaatkan sebagai starter dalam pembuatan pupuk organik padat maupun pupuk cair. Bahan utama MOL terdiri dari beberapa komponen yaitu karbohidrat, glukosa, dan sumber mikroorganisme. Bahan dasar untuk fermentasi larutan MOL dapat berasal dari hasil pertanian, perkebunan, maupun limbah organik rumah tangga. Karbohidrat sebagai sumber nutrisi untuk mikroorganisme dapat diperoleh dari limbah organik seperti air cucian beras, singkong, gandum, rumput gajah, dan daun gamal. Sumber glukosa berasal dari cairan gula merah, gula pasir, dan air kelapa, serta sumber mikroorganisme berasal dari kulit buah yang sudah busuk, terasi, keong, nasi basi, dan urin sapi (Hadinata, 2008).
Menurut Fardiaz (1992), semua mikroorganisme yang tumbuh pada bahan-bahan tertentu membutuhkan bahan organik untuk pertumbuhan dan proses metabolisme. Mikroorganisme yang tumbuh dan berkembang pada suatu bahan dapat menyebabkan berbagai perubahan pada fisik maupun komposisi kimia, seperti adanya perubahan warna, pembentukan endapan, kekeruhan, pembentukan gas, dan bau asam (Hidayat, 2006).
2.2. Penggunaan dan Manfaat MOL
MOL dapat digunakan langsung disemprotkan ke tanaman dalam meningkatkan kesuburan tanaman.dan juga dalam meningkatkan kesuburan tanah. Mol dapat langsung dimanfaatkan tanaman karena sudah berupa larutan. MOL dapat digunakan dalam proses penguraian pengomposan. Misalnya, pengomposan pupuk kandang ayam dan pupuk kandang sapi karena MOL mengandung bakteri pengurai di dalam larutannya (Anonim, 2013).
Menurut (Anonim, 2013) Adapun manfaat dari MOL adalah sebagai berikut :
a. Menyediakan ketersediaan unsur hara yang sangat cepat karena udah berupa larutan.
b. Dapat disemprotkan langsung oleh tanaman, sehingga diserap melalui dedaunan tanaman.
c. Dapat digunakan sebagi dekomposer dalam pengomposan.
d. Mengendalikan hama dan penyakit dan tanaman.
e. Mengurangi penggunaan pestisida yang dapat menurunkan kualitas tanaman.
f. Dengan adanya MOL maka buah-buahan yang busuk ataupun yang lain dapat dimanfaatkan.
Peran MOL dalam kompos, selain sebagai penyuplai nutrisi juga berperan sebagai komponen bioreaktor yang bertugas menjaga proses tumbuh tanaman secara optimal. Fungsi dari bioreaktor sangatlah kompleks, fungsi yang telah teridentifikasi antara lain adalah penyuplai nutrisi melalui mekanisme eksudat, kontrol mikroba sesuai kebutuhan tanaman, menjaga stabilitas kondisi tanah menuju kondisi yang ideal bagi pertumbuhan tanaman, bahkan kontrol terhadap penyakit yang dapat menyerang tanaman (Anonim, 2013) .
Larutan MOL ini dibuat sangat sederhana yaitu dengan memanfaatkan limbah dari rumah tangga atau tanaman di sekitar lingkungan misalnya sisa-sisa tanaman seperti bonggol pisang, gedebong pisang, buah nanas, jerami padi, sisa sayuran, nasi basi, dan lain-lain (Anonim, 2013).
BAB III
METODOLOGI
3.1. Waktu dan tempat
Praktikum Mikroorganisme lokal (MOL) dilaksanakan pada hari Jumat, tanggal 4 April 2014 pukul 15 : 00 WITA sampai selesai, di Laboratorium Budidaya Pertanian, Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar.
3.2. Alat dan bahan
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu blender, pisau, timbangan, botol aqua, baskom, kompor, panci, saringan dan selang. Sedangkan bahan yang digunakan adalah alpukat, pisang busuk, semangka, apel, gula pasir, jeruk busuk, dan air sabun
3.3. Prosedur kerja
Adapun prosedur kerja dalam praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Menyiapkan alat dan bahan yang telah ditentukan
2. Memotong-motong semua buah dengan pisau.
3. Menghaluskan buah yang telah dipotong-potong menggunakan blender dengan menambahkan sedikit air agar bahan mudah halus.
4. Setelah bahan halus, memasak bahan yang sudah diblender dengan menambahkan gula pasir sebagai bahan makanan bagi mikrooganisme pengurai.
5. Hal yang sama dilakukan pada air sabun, dimasak hingga mendidih dengan menambahkan gula pasir.
6. Sebelum bahan dimasukan kedalam botol, bahan sebaiknya disaring agar bahan lebih halus.
7. Menyambungkan botol yang berisi bahan yang akan difermentasi dengan botol yang berisi air biasa menggunakan selang melalui masing-masing penutup botol.
8. Menutup semua celah dengan selotip agar fermentasi dapat berjalan dengan baik, kemudian di diamkan hingga beberapa hari hingga fermentasi berhasil.
Adapun hasil dari praktikum ini adalah sebagai berikut :
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pupuk merupakan zat yang fungsinya untuk meningkatkan kesuburan tanaman. Pupuk di bagi ke dalam 2 macam yaitu pupuk organic dan pupu anorganik. Pupuk organic ialah pupuk yang di hasilkan dari sisa-sisa mahluk hidup yang sudah mati. Sedangkan pupuk anorganik ialah pupuk yang di buat dari buatan manusia menggunakan za-zat kimia buatan. Salah satu pupuk organic ialah Biomol. Biomol adalah suatu zat yang fungsinya sama seperti pupuk, namun dalam bentuk cair yang di hasilkan dari sisa-sisa makanan.
Dewasa ini pupuk merupakan salah satu kebutuhan pokok yang harus dipenuhi untuk kebutuhan pertanian. Namun pada kenyataannya banyak peteani-petani yang masih banyak menggunakan pupuk-pupuk anorganik karena sifatnya yang mudah didapat dan harganya murah namun pupuk jenis tersebut dapat berbahaya bagi lingkungan.Oleh karena itu sebaiknya pupuk yang digunakan pupuk yang berasal dari mahluk hidup atau pupuk organic. Salah satu pupuk organic yang mudah di buat dan dapat mengurangi jumlah sampah ialah mol. Karena mol dibuat dari sisa-sisa makanan rumah tangga.
Pupuk organik mempunyai kelebihan antara lain meningkatkan kesuburan kimia, fisik, dan biologi tanah, serta mengandung zat pengatur tumbuh yang penting untuk pertumbuhan tanaman. Penggunaan pupuk cair dengan memanfaatkan jenis mikroorganisme lokal (MOL) menjadi alternatif penunjang kebutuhan unsur hara dalam tanah. Larutan MOL (mikroorganisme lokal) adalah larutan hasil fermentasi yang berbahan dasar berbagai sumber daya yang tersedia. Larutan MOL mengandung unsur hara makro, mikro, dan mengandung mikroorganisme yang berpotensi sebagai perombak bahan organik, perangsang pertumbuhan, dan agen pengendali hama dan penyakit tanaman sehingga baik digunakan sebagai dekomposer, pupuk hayati, dan pestisida organik.
MOL adalah cairan hasil fermentasi yang mengandung mikroorganisme hasil produksi sendiri dari bahan-bahan alami yang tersedia disekeliling kita. Bahan-bahan tersebut merupakan tempat yang disukai oleh mikroorganisme sebagai media untuk hidup dan berkembangnya mikroorganisme yang berguna dalam mempercepat penghancuran bahan-bahan organik (dekomposer) atau sebagai tambahan nutrisi bagi tanaman. Selain itu MOL dapat juga berperan sebagai pestisida hayati karena kemampuanya dalam mengendalikan beberapa macam organisme pengganggu tanaman (OPT).
MOL juga diindikasikan mengandung zat perangsang tumbuh / fitohormon yang berperan dalam memacu pertumbuhan tanaman seperti hormon Auksin, Giberelin dan Sitokinin. Larutan MOL menggandung unsur hara makro dan mikro dan juga menggandung bakteri yang berpotensi sebagai perombak bahan organik. Perangsang pertumbuhan dan sebagai agens pengendali hama dan penyakit tanaman. Keunggulan penggunaan MOL yang paling utama adalah murah bahkan tanpa biaya, dengan memanfaatkan bahan-bahan yang ada di sekitar.
Berdasarkan uraian di atas maka perlu dilakukan praktikum mengenai pembuatan Mikro Organisme Lokal yang sangat baik bagi pertumbuhan dan produksi tanaman.
1.2 Tujuan dan kegunaan
Adapun tujuan dari praktikum nutrisi tanaman dengan judul percobaan pembuatan MOL (Mikro Organisme Lokal) adalah untuk mengetahui bagaimana cara pembuatan dan manfaat MOL bagi tanaman.
Sedangkan kegunaan dari praktikum ini yaitu sebagai bahan informasi kepada praktikan maupun kepada pembaca akan cara pembuatan MOL dan manfaat dari MOL tersebut bagi tanaman.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian MOL (Mikroorganisme Lokal)
Larutan mikroorganisme lokal (MOL) adalah larutan hasil fermentasi yang
berbahan dasar dari berbagai sumber daya yang tersedia disekitar kita. Larutan mikroorganisme lokal (MOL) mengandung unsur hara mikro dan makro dan juga mengandung bakteri yang berpotensi sebagai perombak bahan organik, perangsang pertumbuhan dan sebagai agens pengendali hama dan penyakit tanaman. Peranan mikroorganisme lokal (MOL) dalam kompos selain sebagai penyuplai nutrisi juga berperan sebagai komponen bioreaktor yang bertugas menjaga proses tumbuh tanaman secara optimal. Fungsi dari bioreaktor sangatlah kompleks, fungsi yang telah teridentifikasi antara lain adalah penyuplai nutrisi melalui mekanisme eksudat, kontrol mikroba sesuai kebutuhan tanaman, bahkan kontrol terhadap penyakit yang dapat menyerang tanaman (Purwasasmita, 2009).
Mikroorganisme lokal (MOL) adalah mikroorganisme yang dimanfaatkan sebagai starter dalam pembuatan pupuk organik padat maupun pupuk cair. Bahan utama MOL terdiri dari beberapa komponen yaitu karbohidrat, glukosa, dan sumber mikroorganisme. Bahan dasar untuk fermentasi larutan MOL dapat berasal dari hasil pertanian, perkebunan, maupun limbah organik rumah tangga. Karbohidrat sebagai sumber nutrisi untuk mikroorganisme dapat diperoleh dari limbah organik seperti air cucian beras, singkong, gandum, rumput gajah, dan daun gamal. Sumber glukosa berasal dari cairan gula merah, gula pasir, dan air kelapa, serta sumber mikroorganisme berasal dari kulit buah yang sudah busuk, terasi, keong, nasi basi, dan urin sapi (Hadinata, 2008).
Menurut Fardiaz (1992), semua mikroorganisme yang tumbuh pada bahan-bahan tertentu membutuhkan bahan organik untuk pertumbuhan dan proses metabolisme. Mikroorganisme yang tumbuh dan berkembang pada suatu bahan dapat menyebabkan berbagai perubahan pada fisik maupun komposisi kimia, seperti adanya perubahan warna, pembentukan endapan, kekeruhan, pembentukan gas, dan bau asam (Hidayat, 2006).
2.2. Penggunaan dan Manfaat MOL
MOL dapat digunakan langsung disemprotkan ke tanaman dalam meningkatkan kesuburan tanaman.dan juga dalam meningkatkan kesuburan tanah. Mol dapat langsung dimanfaatkan tanaman karena sudah berupa larutan. MOL dapat digunakan dalam proses penguraian pengomposan. Misalnya, pengomposan pupuk kandang ayam dan pupuk kandang sapi karena MOL mengandung bakteri pengurai di dalam larutannya (Anonim, 2013).
Menurut (Anonim, 2013) Adapun manfaat dari MOL adalah sebagai berikut :
a. Menyediakan ketersediaan unsur hara yang sangat cepat karena udah berupa larutan.
b. Dapat disemprotkan langsung oleh tanaman, sehingga diserap melalui dedaunan tanaman.
c. Dapat digunakan sebagi dekomposer dalam pengomposan.
d. Mengendalikan hama dan penyakit dan tanaman.
e. Mengurangi penggunaan pestisida yang dapat menurunkan kualitas tanaman.
f. Dengan adanya MOL maka buah-buahan yang busuk ataupun yang lain dapat dimanfaatkan.
Peran MOL dalam kompos, selain sebagai penyuplai nutrisi juga berperan sebagai komponen bioreaktor yang bertugas menjaga proses tumbuh tanaman secara optimal. Fungsi dari bioreaktor sangatlah kompleks, fungsi yang telah teridentifikasi antara lain adalah penyuplai nutrisi melalui mekanisme eksudat, kontrol mikroba sesuai kebutuhan tanaman, menjaga stabilitas kondisi tanah menuju kondisi yang ideal bagi pertumbuhan tanaman, bahkan kontrol terhadap penyakit yang dapat menyerang tanaman (Anonim, 2013) .
Larutan MOL ini dibuat sangat sederhana yaitu dengan memanfaatkan limbah dari rumah tangga atau tanaman di sekitar lingkungan misalnya sisa-sisa tanaman seperti bonggol pisang, gedebong pisang, buah nanas, jerami padi, sisa sayuran, nasi basi, dan lain-lain (Anonim, 2013).
BAB III
METODOLOGI
3.1. Waktu dan tempat
Praktikum Mikroorganisme lokal (MOL) dilaksanakan pada hari Jumat, tanggal 4 April 2014 pukul 15 : 00 WITA sampai selesai, di Laboratorium Budidaya Pertanian, Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar.
3.2. Alat dan bahan
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu blender, pisau, timbangan, botol aqua, baskom, kompor, panci, saringan dan selang. Sedangkan bahan yang digunakan adalah alpukat, pisang busuk, semangka, apel, gula pasir, jeruk busuk, dan air sabun
3.3. Prosedur kerja
Adapun prosedur kerja dalam praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Menyiapkan alat dan bahan yang telah ditentukan
2. Memotong-motong semua buah dengan pisau.
3. Menghaluskan buah yang telah dipotong-potong menggunakan blender dengan menambahkan sedikit air agar bahan mudah halus.
4. Setelah bahan halus, memasak bahan yang sudah diblender dengan menambahkan gula pasir sebagai bahan makanan bagi mikrooganisme pengurai.
5. Hal yang sama dilakukan pada air sabun, dimasak hingga mendidih dengan menambahkan gula pasir.
6. Sebelum bahan dimasukan kedalam botol, bahan sebaiknya disaring agar bahan lebih halus.
7. Menyambungkan botol yang berisi bahan yang akan difermentasi dengan botol yang berisi air biasa menggunakan selang melalui masing-masing penutup botol.
8. Menutup semua celah dengan selotip agar fermentasi dapat berjalan dengan baik, kemudian di diamkan hingga beberapa hari hingga fermentasi berhasil.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. HasilHASIL DAN PEMBAHASAN
Adapun hasil dari praktikum ini adalah sebagai berikut :
4.2. Pembahasan
MOL (Mikro Organisme Lokal) yang dibuat pada praktikum kali ini berasal dari air sabun dan limbah berupa buah-buahan yang telah membusuk. Semakin busuk dan halus buah-buahan yang akan difermentasikan maka akan semakin cepat untuk terurai sehingga akan lebih cepat menjadi MOL. Untuk mempercepat penguraian di dalam larutan MOL, maka ditambahkan sumber makanan bagi bakteri yang terdapat dalam larutan MOL. Sumber makanan dapat berupa glukosa dan karbohidrat. yang digunakan dalam praktikum ini sebagai sumber makanan bagi bakteri adalah gula merah. Sumber makanan digunakan bakteri sebagai energi dalam dekomposer limbah yang akan dijadikan MOL.
Dari praktikum yang telah di lakukan mengenai pembuatan Mikro Organisme Lokal (MOL) yang terbuat dari limbah buah, dan gula pasir. Maka diperoleh hasil seperti yang terlihat pada table di atas, bahwa bahan-bahan setelah difermentasikan memiliki karakteristik seperti bau yang menyengat seperti tape, berwarna coklat keruh hingga kecoklatan jernih (limbah buah) dan putih kekuningan (air sabun) dan terjadi perubahan morfologi berupa serasah-serasah gumpalan halus tinggal sedikit di dasar botol, terdapat jamur berwarna putih di permukaan larutan (air sabun).
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari pembahasan diatas adalah sebagai berikut ;
1. Hasil yang diperoleh dari praktikum ini yaitu memiliki karakteristik seperti bau yang menyengat seperti tape, berwarna coklat keruh hingga coklat jernih (limbah buah) dan putih kekuningan (air sabun) dan terjadi perubahan morfologi berupa serasah-serasah gumpalan halus tinggal sedikit, terdapat jamur berwarna putih di permukaan larutan.
2. MOL (Mikro Organisme Lokal) merupakan pemanfaatan bakteri yang bermanfaat di sekitar yang berguna sebagai dekomposer. MOL dapat berasal dari hasil pembusukan yang telah difermentasikan. Semakin busuk dan halus bahan yang difermentasikan maka akan semakin cepat menjadi MOL.
3. Hasil mol yang diperoleh memiliki warna hijau kecoklatan, bau seperti tapai/alkohol, dan terdapat jamur berwarna putih di permukaan larutan MOL.
4. MOL berperan terhadap kesuburan tanaman karena memiliki kandungan unsur hara mikro dan makro.
5. MOL juga dapat digunakan dalam pengomoposan yang berfungsi sebagai mempercepat dekomposer.
5.2. Saran
Sebaiknya kerjasama asisten dan praktikan lebih baik lagi lebih dan asisten lebih serius dan lebih aktif menjelaskan kepada praktikan mengenai percobaan-percobaan yang akan dilakukan.dan sebaiknya dan kebersihan pada saat praktikum lebih di jaga.
DAFTAR PUSTAKA
Anonima.2013. mikro-organisme-lokal. http://fiqhiardiansyah.blogspot.com/ mikro- organisme-lokal.Diunduh pada tanggal 3 mei 2014.
Anonimb. 2013. mikro-organisme-lokal. http://papinkprapti.wordpress.com /2013/07/03/mikro-organisme-Lokal mol.Diunduh pada tanggal 3 mei 2014, pukul 19.30.
Fardiaz, S. 1989. Mikrobiologi Pangan. Depdikbud Dirjen Dikti. IPB, Bogor.
Hadinata, I. 2008. Membuat Mikroorganisme Lokal. Http://Ivanhadinata. blogspot.com/. Tanggal akses 5 September 2010
Hidayat. 2006. Mikrobiologi industri. Andi offset, Yogyakarta.
Purwasasmita, M. 2009. Mikroorganisme lokal sebagai pemicu siklus kehidupan dalam bioreaktor tanaman. seminar nasional teknik kimia indonesia-SNTKI.
MOL (Mikro Organisme Lokal) yang dibuat pada praktikum kali ini berasal dari air sabun dan limbah berupa buah-buahan yang telah membusuk. Semakin busuk dan halus buah-buahan yang akan difermentasikan maka akan semakin cepat untuk terurai sehingga akan lebih cepat menjadi MOL. Untuk mempercepat penguraian di dalam larutan MOL, maka ditambahkan sumber makanan bagi bakteri yang terdapat dalam larutan MOL. Sumber makanan dapat berupa glukosa dan karbohidrat. yang digunakan dalam praktikum ini sebagai sumber makanan bagi bakteri adalah gula merah. Sumber makanan digunakan bakteri sebagai energi dalam dekomposer limbah yang akan dijadikan MOL.
Dari praktikum yang telah di lakukan mengenai pembuatan Mikro Organisme Lokal (MOL) yang terbuat dari limbah buah, dan gula pasir. Maka diperoleh hasil seperti yang terlihat pada table di atas, bahwa bahan-bahan setelah difermentasikan memiliki karakteristik seperti bau yang menyengat seperti tape, berwarna coklat keruh hingga kecoklatan jernih (limbah buah) dan putih kekuningan (air sabun) dan terjadi perubahan morfologi berupa serasah-serasah gumpalan halus tinggal sedikit di dasar botol, terdapat jamur berwarna putih di permukaan larutan (air sabun).
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari pembahasan diatas adalah sebagai berikut ;
1. Hasil yang diperoleh dari praktikum ini yaitu memiliki karakteristik seperti bau yang menyengat seperti tape, berwarna coklat keruh hingga coklat jernih (limbah buah) dan putih kekuningan (air sabun) dan terjadi perubahan morfologi berupa serasah-serasah gumpalan halus tinggal sedikit, terdapat jamur berwarna putih di permukaan larutan.
2. MOL (Mikro Organisme Lokal) merupakan pemanfaatan bakteri yang bermanfaat di sekitar yang berguna sebagai dekomposer. MOL dapat berasal dari hasil pembusukan yang telah difermentasikan. Semakin busuk dan halus bahan yang difermentasikan maka akan semakin cepat menjadi MOL.
3. Hasil mol yang diperoleh memiliki warna hijau kecoklatan, bau seperti tapai/alkohol, dan terdapat jamur berwarna putih di permukaan larutan MOL.
4. MOL berperan terhadap kesuburan tanaman karena memiliki kandungan unsur hara mikro dan makro.
5. MOL juga dapat digunakan dalam pengomoposan yang berfungsi sebagai mempercepat dekomposer.
5.2. Saran
Sebaiknya kerjasama asisten dan praktikan lebih baik lagi lebih dan asisten lebih serius dan lebih aktif menjelaskan kepada praktikan mengenai percobaan-percobaan yang akan dilakukan.dan sebaiknya dan kebersihan pada saat praktikum lebih di jaga.
DAFTAR PUSTAKA
Anonima.2013. mikro-organisme-lokal. http://fiqhiardiansyah.blogspot.com/ mikro- organisme-lokal.Diunduh pada tanggal 3 mei 2014.
Anonimb. 2013. mikro-organisme-lokal. http://papinkprapti.wordpress.com /2013/07/03/mikro-organisme-Lokal mol.Diunduh pada tanggal 3 mei 2014, pukul 19.30.
Fardiaz, S. 1989. Mikrobiologi Pangan. Depdikbud Dirjen Dikti. IPB, Bogor.
Hadinata, I. 2008. Membuat Mikroorganisme Lokal. Http://Ivanhadinata. blogspot.com/. Tanggal akses 5 September 2010
Hidayat. 2006. Mikrobiologi industri. Andi offset, Yogyakarta.
Purwasasmita, M. 2009. Mikroorganisme lokal sebagai pemicu siklus kehidupan dalam bioreaktor tanaman. seminar nasional teknik kimia indonesia-SNTKI.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !