Headlines News :
Home » » Makalah Rekayasa Genetika

Makalah Rekayasa Genetika

Written By Al Az Ari on Jumat, 09 Januari 2015 | 21.04

PENDAHULUAN
I.1 Latar belakang
Sangat boleh jadi, selama ini kita sudah akrab mengonsumsi bahan pangan produk tanaman transgenik ini. Sebut saja tempe atau tahu. Maklum karena kedelai yang kita manfaatkan sebagai bahan baku tahu atau tempe ini banyak kita impor dari AS -- notabene memanfaatkan benih kedelai transgenik. Tapi kenyataan itu seolah tak kita sadari. Atau mungkin kita abaikan. Dalam riuh-rendah pro-kontra tentang tanaman transgenik di Indonesia ini, kenyataan itu nyaris tak pernah menjadi sorotan. Berbagai kalangan yang bersikap antitransgenik, khususnya, lebih memokuskan perhatian pada kemungkinan kita memanfaatkan tanaman produk rekayasa genetika dalam kegiatan budidaya pertanian. Mungkin itu bisa terjadi karena sikap mereka yang kontra terhadap transgenik di Indonesia ini lebih mengikuti arus serupa yang berkembang di negara-negara maju.

Tak heran jika berbagai argumentasi yang mereka ajukan pun terkesan acap tidak berpijak pada rasionalitas ilmiah sesuai hasil pengujian mereka sendiri, melainkan cenderung bersandar pada wacana kontra transgenik yang berkembang di negara-negara lain. Tak jarang argumentasi tentang sikap antitransgenik ini terkesan tendensius dan mengada-ada. Kapas transgenik, misalnya, entah atas dasar apa, sampai mereka dengungkan bisa mengakibatkan penyakit raja singa segala. Sementara itu, wacana antitransgenik di luar negeri sendiri  notabene kerap menjadi acuan berbagai pihak yang kontra terhadap tanaman transgenik di Indonesia tidak selalu benar-benar obyektif menurut takaran ilmiah. Berbagai argumentasi yang mengemuka terkesan cenderung bersifat emosional ketimbang rasional-ilmiah, dan karena itu jelas lebih mencerminkan kekhawatiran yang berlebihan. Bahkan kampanye yang dilakukan lembaga sekaliber Greenpeace di AS, misalnya, menurut Ketil Haarstad -- peneliti di Norwegian Center for Soil and Enviromental Research -- lebih berbau propaganda antitransgenik ketimbang fakta bahwa tanaman hasil rekayasa genetika berbahaya bagi lingkungan maupun kesehatan.

Berdasarkan uraian diatas maka perlu adanya diadakan diskusi tentang hal-hal yang bisa saja  mengenai pro-kontra yang bisa saja ditimbulkan oleh tanaman transgenik ini.

I.2 Tujuan dan Kegunaan

    Adapun tujuan diadakannya perampungan makalah biotekhnologi ini khususnya membahas tentang kontra transgenik (rekayasa genetika). Ialah, sekiranya dapat dijadikan sebagai bahan belajar dalam mengetahuai dan mempelajari risiko yang dapat saja ditimbulkan oleh tanaman yang termasuk dalam Agrotransgenik.

    Adapun kegunaan dipelajarinya transgenik ini ialah, mahasiswa diharapkan mampu menjadi agen penyalur kesehatan yang berguna bagi masyarakat khususnya masyarakat tentang pro-kontra tanaman transgenik, serta dampak yang ditimbulkan tanaman transgenik.














BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Dengan perkembangan ilmu pengetahuan, terutama pengetahuan tentang genetika dan biologi perkembangan, manusia telah mampu memasukkan atau meningkatkan sifat-sifat tertentu pada sel atau virus melalui modifikasi DNA, untuk menghasilkan produk yang bermanfaat bagi manusia. Tindakan ini disebut dengan rekayasa genetika. Namun sebagaimana istilah-istilah lainnya, istilah rekayasa genetika pun bisa diartikan macam-macam. Kadang-kadang rekayasa genetika diartikan dengan bioteknologi, sehingga orang yang anti terhadap rekayasa genetika mungkin membuat tulisan semacam ini, "Bioteknologi, Imperialisme Modal dan Kejahatan Globalisasi" dan sebagian besar tulisannya adalah mengenai rekayasa genetika. Padahal bioteknologi bukan hanya mencakup rekayasa genetika karena termasuk kultur jaringan, produksi enzim dan lain-lain. Bahkan membuat keju atau yoghurt pun sering diartikan sebagai bioteknologi. Ada pula yang mengartikan rekayasa genetika ini sebagai modifikasi genetik makhluk hidup. (Anonim, 2011)

    Sejarah penemuan tanaman transgenik dimulai pada tahun 1977 ketika bakteri Agrobacterium tumefaciens diketahui dapat mentransfer DNA atau gen yang dimilikinya ke dalam tanaman.  Pada tahun 1983, tanaman transgenik pertama, yaitu bunga matahari yang disisipi gen dari buncis (Phaseolus vulgaris) telah berhasil dikembangkan oleh manusia. Sejak saat itu, pengembangan tanaman transgenik untuk kebutuhan komersial dan peningkatan tanaman terus dilakukan manusia. Tanaman transgenik pertama yang berhasil diproduksi dan dipasarkan adalah jagung dan kedelai.  Keduanya diluncurkan pertama kali di Amerika Serikat pada tahun 1996. Pada tahun 2004, lebih dari 80 juta hektar tanah pertanian di dunia telah ditanami dengan tanaman transgenik dan 56% kedelai di dunia merupakan kedelai transgenik
Gen (dari bahasa Belanda: gen) adalah unit pewarisan sifat bagi organisme hidup. Bentuk fisiknya adalah urutan DNA yang menyandi suatu protein, polipeptida, atau seuntai RNA yang memiliki fungsi bagi organisme yang memilikinya. Batasan modern gen adalah suatu lokasi tertentu pada genom yang berhubungan dengan pewarisan sifat dan dapat dihubungkan dengan fungsi sebagai regulator (pengendali), sasaran transkripsi, atau peran-peran fungsional lainnya[1][2]. Penggunaan "gen" dalam percakapan sehari-hari (misalnya "gen cerdas" atau "gen warna rambut") sering kali dimaksudkan untuk alel: pilihan variasi yang tersedia oleh suatu gen. Meskipun ekspresi alel dapat serupa, orang lebih sering menggunakan istilah alel untuk ekspresi gen yang secara fenotipik berbeda. Gen diwariskan oleh satu individu kepada keturunannya melalui suatu proses reproduksi, bersama-sama dengan DNA yang membawanya. Dengan demikian, informasi yang menjaga keutuhan bentuk dan fungsi kehidupan suatu organisme dapat terjaga
    Rekayasa genetika (Ing. genetic engineering) dalam arti paling luas adalah penerapan genetika untuk kepentingan manusia. Dengan pengertian ini kegiatan pemuliaan hewan atau tanaman melalui seleksi dalam populasi dapat dimasukkan. Demikian pula penerapan mutasi buatan tanpa target dapat pula dimasukkan. Walaupun demikian, masyarakat ilmiah sekarang lebih bersepakat dengan batasan yang lebih sempit, yaitu penerapan teknik-teknik biologi molekular untuk mengubah susunan genetik dalam kromosom atau mengubah sistem ekspresi genetik yang diarahkan pada kemanfaatan tertentu.  Teknologi rekayasa genetika sebenarnya bukanlah hasil orisinal para ilmuwan biotek. Dia hasil peniruan proses alamiah yang sudah ada seperti proses sintesis protein antibodi IgG dalam sel tubuh mamalia yang merupakan salah satu bentuk pertahanan tubuh dari serangan kuman penyakit. Beratus jenis antibodi IgG dalam tubuh mamalia dikodekan oleh berbagai gen DNA yang merupakan hasil potong dan tempel (rekombinasi) alamiah berbagai fragmen DNA di dalam sel. Proses transfer gen antar-kingdom seperti bakteri Agrobacterium tumefaciens ke dalam sel inangnya sudah terjadi sejak dulu tanpa campur tangan manusia. Proses inilah yang mengilhami rekayasa genetika tanaman, dengan memanfaatkan plasmid Agrobacterium sebagai pembawa gen dari sifat yang ingin dicangkokkan pada suatu tanaman.
     Teknologi rekayasa genetika dalam bentuk yang lebih konservatif juga kita temui dalam proses perkawinan silang untuk mendapatkan bibit unggul. Proses ini memakan waktu lama serta terikutnya sifat yang tak dinginkan dari tanaman penyilang. Sedangkan dalam rekayasa genetika modern, rekombinan dilakukan secara in vitro (di luar sel makhluk hidup), sehingga dimungkinkan mencangkok (kloning) hanya satu jenis gen yang diinginkan dalam waktu lebih cepat. Seleksi genetik untuk pemuliaan tanaman (perbaikan kualitas/sifat tanaman) telah dilakukan sejak tahun 8000 SM ketika praktik pertanian dimulai di Mesopotamia. Secara konvensional, pemuliaan tanaman dilakukan dengan memanfaatkan proses seleksi dan persilangan tanaman. Kedua proses tersebut memakan waktu yang cukup lama dan hasil yang didapat tidak menentu karena bergantung dari mutasi alamiah secara acak.  Contoh hasil pemuliaan tanaman konvensional adalah durian montong yang memiliki perbedaan sifat dengan tetuanya, yaitu durian liar. Hal ini dikarenakan manusia telah menyilangkan atau mengawinkan durian liar dengan varietas lain untuk mendapatkan durian dengan sifat unggul seperti durian montong. Rekayasa Genetika adalah teknik yang dilakukan manusia mentransfer (memindahkan )gen (DNA) yang dianggap menguntungkan dari satu organism kepada susunan gen (DNA) dari organism lain.
Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam rekayasa genetika genetika secara sederhan urutannya sebagai berikut :
1.    Mengindetifikasikan gen dan mengisolasi gen yang diinginkan.
2.    Membuat DNA/AND salinan dari ARN Duta.
3.    Pemasangan cDNA pada cincin plasmid Penyisipan DNA rekombinan kedalam tubuh/sel bakteri.
4.    Membuat klon bakteri yang mengandung DNA rekombinan Pemanenan produk.



Manfaat Rekayasa Genetika
Meningkatnya derajat kesehatan manusia, dengan diproduksinya berbagai hormone manusia seperti insulin dan hormone pertumbuhan.
1.    Tresedianya bahan makanan yang lebih melimpah.
2.    Tersedianya sumber energy yang terbaharui. Proses industry yang lebih murah. Berkurangnya polusi.
Untuk membuat suatu tanaman transgenik, pertama-tama dilakukan identifikasi atau pencarian gen yang akan menghasilkan sifat tertentu (sifat yang diinginkan). Gen yang diinginkan dapat diambil dari tanaman lain, hewan, cendawan, atau bakteri. Setelah gen yang diinginkan didapat maka dilakukan perbanyakan gen yang disebut dengan istilah kloning gen. Pada tahapan kloning gen, DNA asing akan dimasukkan ke dalam vektor kloning (agen pembawa DNA), contohnya plasmid (DNA yang digunakan untuk transfer gen). Kemudian, vektor kloning akan dimasukkan ke dalam bakteri sehingga DNA dapat diperbanyak seiring dengan perkembangbiakan bakteri tersebut. Apabila gen yang diinginkan telah diperbanyak dalam jumlah yang cukup maka akan dilakukan transfer gen asing tersebut ke dalam sel tumbuhan yang berasal dari bagian tertentu, salah satunya adalah bagian daun. Transfer gen ini dapat dilakukan dengan beberapa metode, yaitu metode senjata gen, metode transformasi DNA yang diperantarai bakteri Agrobacterium tumefaciens, dan elektroporasi (metode transfer DNA dengan bantuan listrik).
•    Metode senjata gen atau penembakan mikro-proyektil. Metode ini sering digunakan pada spesies jagung dan padi.  Untuk melakukannya, digunakan senjata yang dapat menembakkan mikro-proyektil berkecepatan tinggi ke dalam sel tanaman. Mikro-proyektil tersebut akan mengantarkan DNA untuk masuk ke dalam sel tanaman.  Penggunaan senjata gen memberikan hasil yang bersih dan aman, meskipun ada kemungkinan terjadi kerusakan sel selama penembakan berlangsung.
•    Metode transformasi yang diperantarai oleh Agrobacterium tumefaciens. Bakteri Agrobacterium tumefaciens dapat menginfeksi tanaman secara alami karena memiliki plasmid Ti, suatu vektor (pembawa DNA) untuk menyisipkan gen asing.  Di dalam plasmid Ti terdapat gen yang menyandikan sifat virulensi untuk menyebabkan penyakit tanaman tertentu.  Gen asing yang ingin dimasukkan ke dalam tanaman dapat disisipkan di dalam plasmid Ti.  Selanjutnya, A. tumefaciens secara langsung dapat memindahkan gen pada plasmid tersebut ke dalam genom (DNA) tanaman. Setelah DNA asing menyatu dengan DNA tanaman maka sifat-sifat yang diinginkan dapat diekspresikan tumbuhan.
•    Metode elektroporasi.  Pada metode elektroporasi ini, sel tanaman yang akan menerima gen asing harus mengalami pelepasan dinding sel hingga menjadi protoplas (sel yang kehilangan dinding sel).  Selanjutnya sel diberi kejutan listrik dengan voltase tinggi untuk membuka pori-pori membran sel tanaman sehingga DNA asing dapat masuk ke dalam sel dan bersatu (terintegrasi) dengan DNA kromosom tanaman.  Kemudian, dilakukan proses pengembalian dinding sel tanaman.
Setelah proses transfer DNA selesai, dilakukan seleksi sel daun untuk mendapatkan sel yang berhasil disisipi gen asing.  Hasil seleksi ditumbuhkan menjadi kalus (sekumpulan sel yang belum terdiferensiasi) hingga nantinya terbentuk akar dan tunas. Apabila telah terbentuk tanaman muda (plantlet), maka dapat dilakukan pemindahan ke tanah dan sifat baru tanaman dapat diamati.
Beberapa contoh tanaman transgenik yang dikembangkan di dunia tertera pada tabel di bawah ini.



Terimakasih Sobat,, sudah berkunjung, jangan lupa di like yah atau tinggalkan pesan anda di kolom facebook paling bawah.
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

jadilah bagian dari seribu orang yang menyukai blog ini, dengan mengikuti kami di Laman Facebook. Budidaya Pertanian, mengenai kritik dan saran kami sangat mengharapkan demi sempurnanya informasi yang kami sampaikan
 
Support : Facebook: AL AZ ARI/'>Ari Sandria | Agronomi Template
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. AGRONOMI UNHAS - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Mas Template