Headlines News :
Home » » Tanaman Cabai

Tanaman Cabai

Written By Al Az Ari on Sabtu, 17 Januari 2015 | 00.08

 KUTU DAUN (Myzus persicae) SEBAGAI HAMA UTAMA TANAMAN CABAI (Capsicum Annum. L) DAN PENGENDALIANNYA

15 September 2014, 08:47:50 / Artikel Pertanian / Hits : 1521 / Posted by
KUTU DAUN (Myzus persicae) SEBAGAI HAMA UTAMA
 TANAMAN CABAI (Capsicum Annum. L)
DAN PENGENDALIANNYA

Oleh: Soleh Wahyudi, SST; Widyaiswara Pertama
Balai Besar Pelatihan Pertanian Binuang-Kalimantan Selatan
Abstrak
Tanaman cabai merupakan tanaman strategis di Indonesia selain bawang merah. seringkali terjadi fluktuasi harga yang membuat sebagian besar masyarakat Indonesia sebagai konsumen cabai harus merogoh saku dalam-dalam untuk memenuhi kebutuhan cabai ini disebabkan pasokan cabai didalam negeri terkadang  sangat sedikit. Berkurangnya produksi cabai dalam negeri banyak di pengaruhi oleh banyaknya jenis hama maupun penyakit yang menyerang, hal ini menyebabkan petani harus super extra dalam melindungi tanamannya dari serangan organisme pengganggu tanaman (OPT). Salah satu hama penting adalah kutu daun (Myzus persicae). Hama ini mempunyai pengaruh yang sangat besar apabila tidak segera dilakukan tindakan, karena hama ini menyerang mulai setelah tanam hingga tanaman menghasilkan. Seiring perkembangan di dunia pertanian yang dipadukan dan mendukung pertanian berkelanjutan Untuk pengendalian hama ini, maka dianjurkan pemakaian insektisida yang berasal dari bahan-bahan alami.

Kata kunci: produksi cabai, kutu daun, pengendalian hama.

Pendahuluan
Cabai merupakan salah satu komoditi yang menjadi primadona pasar dan termasuk komoditi strategi di Indonesia. Mengingat kebutuhan cabai di pasaran tidak mengenal pasang surut. Kebutuhan cabai di Indonesia menjadi melonjak ketika menjelang hari raya agama. Di sisi lain, karakter cabai hanya bisa ditanam dengan lahan yang tidak begitu basah, dan tanaman cabai sangat sensitif dengan musim penghujan. Jadi, cabai merupakan tanaman musiman, akan tumbuh lebat jika ditanam pada musim kemarau, atau musim pancaroba di mana intensitas hujan rendah. Berdasarkan fakta diatas, otomatis pasokan cabai dari pertanian tidak bisa stabil setiap saat. Maka harga cabai di pasaran pun cenderung mahal.
Salah satu faktor dominan yang menyebabkan rendahnya produktivitas cabai Indonesia adalah gangguan hama dan penyakit (Semangun, 2000). Oleh sebab itu harus ada penanganan yang serius untuk pengendalian hama maupun penyakit cabai ini. Untuk pengendalian hama dan penyakit cabai, saat ini sudah banyak produk pestisida baik kimia maupun organic yang beredar dimasyarakat hanya saja pemakaian bahan-bahan kimia masih mendominasi atas pemakaiannya oleh petani. 
Saat ini isu kesehatan produk pangan sebenarnya sudah sangat memberikan kesadaran bagi masyarakat, hanya saja hal tersebut terkadang di abaikan, bukan karena tidak yakin terhadap aplikasi pestisida organic ini, akan tetapi alasan praktis, serta hasilnya lebih cepat dirasakan inilah yang menyebabkan petani belum mau untuk merubah haluan pertaniannya kearah pertanian organik.

Tentang Kutu Daun (Myzus persicae)
Kutu Daun (Myzus persicae) tergolong dalam family Aphididae, hama ini merupakan serangga super kecil (ukurannya 1/32 sampai 1/8 inci) Walaupun kecil, tapi masih bisa dilihat dengan mata telanjang kutu daun ini berwarna hijau tua sampai hitam atau kuning kecoklatan. Hama ini termasuk polifag. Kutu daun betina mampu menghasilkan keturunan tanpa kehadiran pejantan.


   
Gambar 1. Serangan Kutu aphid pada daun cabai,
bergerombol di bagian bawah daun dan tangkai bunga
Di bagian mulutnya memiliki tindik penghisap. Mereka menyerang daun cabai (dan banyak tanaman budidaya lainnya) dengan cara menghisap cairan dalam daun, terutama pada daun muda dan pucuk. Mereka juga menyerang jaringan batang tanaman yang lunak, dan menghisap nutrisi di dalamnya. Kutu daun ini mengeluarkan zat sekresi lengket, berbau manis, yang mengundang ketertarikan semut-semut. Oleh karena itu jika tanaman cabai Anda dikerubungi semut (terutama di bagian pucuknya), itu bisa jadi pertanda kalau tanaman Anda teserang hama kutu daun. Selain hama ini juga sebagai vector virus.
Sumber gambar https://www.google.co.id/search?q=kutu+daun+cabai&biw
 
Gambar 2: Kutu Daun (Myzus persicae)

Gejala Serangan Kutu Daun
Hama ini menyerang di semua umur tanaman, Jika tanaman masih muda terserang hebat, pertumbuhannya menjadi kerdil dan memutar (berpilin) dan daun keriting kedalam, akibat cairan daun yang dihisapnya, menyebabkan daun menjadi melengkung ke atas, keriting (kadang memelintir ke samping), dan belang-belang. Daun seringkali menjadi layu, menguning, dan akhirnya rontok, tunas dan percabangan  tidak berkembang, dan tanaman gagal berbunga Kerugian yang diakibatkan serangan kutu daun cukup besar, di mana bisa menurunkan hasil panen, walaupun memang jarang menyebabkan tanaman mati.
 
  
Gambar 3. Penampakan gejala serangan kutu daun
Langkah Pengendalian
Cara pengendalian kutu daun yaitu; secara kimia; nabati dan teknik kultur.
a.Secara kimia
Pengendalian secara kimia ini sudah biasa dilakukan oleh petani yaitu dengan pemakaian insektisida kimia. Produk kimia ini ada yang bersifat kontak maupun sistemik. Anjuran pengendalian kimia ini dilakukan apabila sudah mengalami gejala yang berat.
b.Nabati
Pengendalian secara nabati yaitu salah satu cara pengendalian dengan memanfaatkan bahan-bahan alami misal daun tembakau, papaya, bawang putih dll. Saat ini sudah banyak perusahaan-perusahaan yang sudah memproduksi pestisida nabati ini. Untuk membuat pestisida nabati ini sebenarnya sangat sederhana dan bahan-bahannya banyak tersedia di alam. Salah satu bahan dan cara pembuatan pestisida nabati untuk mengendalikan kutu daun pada tanaman cabe yaitu dengan pemanfaatan tembakau dan deterjen. Cara pembuatanya dengan merendam segenggam tembakau dalam 5 (lima) liter air deterjen selama satu malam, selanjutnya disaring dan dapat diaplikasikan di tanaman yang terserang. Penyemprotan di ulang dengan interval waktu 3 hari, hingga kutu tidak menyerang tanaman lagi.

c.Teknik kultur
Pengendalian hama dengan Teknik kultur ini dimaksudkan sebagai langkah preventif (pencegahan) masuknya hama ke areal pertanaman cabe, yaitu dengan menanam tanaman perangkap disekeliling kebun, misalnya dengan menanam jagung di sekeliling areal pertanaman cabe. Tanaman jagung ini juga merupakan tanaman inang kutu daun, sehingga diharapkan dapat mengurangi intensitas serangan hama.
Kesimpulan
Untuk mempertahankan produktifitas cabe diperlukan penanganan yang intensif, sejak di persemaian hingga tanaman menghasilkan. Kendala iklim yang ekstrim saat ini menyebabkan tidak menentunya  cuaca sehingga berimbas pada berubah-ubahnya musim tanam. Tanaman cabe menghendaki curah hujan yang tidak teralu tinggi, karena pada kondisi banyaknya curah hujan mengakibatkan serangan hama dan penyakit meningkat tajam. Sehingga diperlukan teknologi Budidaya cabe pada curah hujan yang tidak menentu seperti saat ini.



Referensi
Pracaya.Ir.2007.Hama dan Penyakit Tanaman.Jakarta : Penebar Swadaya
Syukur, M.2012. Prospek Bisnis dan Teknologi Mancanegara. Jakarta : Penebar
              Swadaya
sumber.http://bbppbinuang.info/news57-kutu-daun-myzus-persicae-sebagai-hama-utama---tanaman-cabai-capsicum-annum-l--dan-pengendaliannya.html
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

jadilah bagian dari seribu orang yang menyukai blog ini, dengan mengikuti kami di Laman Facebook. Budidaya Pertanian, mengenai kritik dan saran kami sangat mengharapkan demi sempurnanya informasi yang kami sampaikan
 
Support : Facebook: AL AZ ARI/'>Ari Sandria | Agronomi Template
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. AGRONOMI UNHAS - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Mas Template