Headlines News :
Home » » Pengomposan Limbah Organik

Pengomposan Limbah Organik

Written By Al Az Ari on Kamis, 08 Oktober 2015 | 00.14

PENGOMPOSAN LIMBAH ORGANIK PERTANIAN UNTUK MENGHASILKAN
PUPUK ORGANIK YANG SEHAT DAN RAMAH LINGKUNGAN

Upaya untuk mengembalikan kesuburan tanah yang berkelanjutan dengan diantaranya dapat  dilakukan dengan menggunakan agen pupuk organik yang akhir-akhir ini sedang digemari. Dalam hal ini Limbah organik pertanian merupakan sumber pupuk organik yang penting bagi tanah-tanah pertanian kita. Limbah organik pertanian yang dikenal di sekitar kita dapat berupa sisa-sisa tanaman, kotoran hewan ternak, sisa pakan, media bekas budidaya jamur,sampah kebun dan sebagainya.Bahan-bahan organik merupakan pupuk organik penting bagi masyarakat guna memperbaiki kondisi tanah. Namun pemakaian bahan organik sebagai pupuk organik dewasa ini juga harus memperhatikan berbagai hal agar tidak merugikan bagi lingkungan.
Kata-kata kunci: Pengomposan-Limbah Organik Pertanian-Pupuk Organik-Ramah
Lingkungan

Limbah Organik Pertanian
Limbah organik pertanian yang dikenal di sekitar kita dapat berupa sisa-sisa tanaman,kotoran hewan ternak, sisa pakan, media bekas budidaya jamur, sampah kebun dan sebagainya. Bahan-bahan organik tersebut apabila digunakan sebagai pupuk untuk memperbaiki kondisi tanah oleh petani sering dikelompokkan dalam istilah pupuk kandang, pupuk hijau, dan kompos. Jenis-jenis bahan organik yang berasal dari limbah pertanian tersebut mempunyai ciri-ciri yang spesifik baik dilihat dari aspek fisik, khemik maupun biologik. Berhubung sifatnya tidak sama maka pengaruhnya terhadap lingkungan tanah bila dijadikan sebagai bahan pupuk atau (amendments) tentu berbeda. Meskipun karakteristiknya 3 tidak sama namun secara umum penggunaan bahan organik memberikan berbagai keuntungan.
Bahan organik adalah sumber nitrogen (90-95%) pada tanah-tanah yang tidak dipupuk. Disamping itu. bahan organik dapat menjadi sumber utama fosfor dan sulfur yang tersedia ketika humus tersedia dalam tanah (2% atau lebih). Melalui ativitas mikro organisme,bahan organik mensuplai secara langsung atau tidak langsung semen-semen pembentuk agregat tanah; khususnya rantai gula panjang yang dikenal dengan polisakarida. Bahan organik juga menyumbang pada pertukaran kapasitas kation kira-kira 30-70% dari seluruh KTK. Meskipun bahan organik banyak memberikan keuntungan, tetapi pemakaiannya di lapangan juga harus memperhatikan kondisi setiap jenis bahan organik yang berasal dari berbagai macam limbah organik pertanian. Apalagi bahwa penggunaan pupuk organik yang tidak tepat juga bisa mencemari lingkungan. 
Pengomposan
Pengomposan adalah salah satu metode yang telah lama digunakan untuk mengelola limbah organik padat terutama yang berasal dari aktivitas pertanian dengan sasaran utama menghasilkan pupuk organik berupa kompos. Seiring dengan makin besarnya jumlah penduduk, macam limbah organik yang dihasilkannya juga cukup banyak, demikian pula macamnya juga beragam. Pengomposan dianggap dapat dengan mudah beradaptasi dengan kondisi material organik yang berbeda-beda tersebut. Meskipun demikian pemilihan teknologi
1. Pengomposan dapat mengolah berbagai fraksi bahan organik berupa sampah, dapat mengendalikan bau sampah hijauan, sampah organik perkotaan atau sampah industri (Storm, 1985).
2. Pengomposan juga sangat efisien sebagai metode pengolahan lumpur produksi statiunpemurnian air yang jumlahnya dari hari ke hari kian banyak dan telah menimbulkanproblem sendiri bagi penduduk perkotaan dewasa ini. Perubahan lumpur tersebut menjadi bahan yang stabil dan berkurangnya volume merupakan kasus yang (Nakasaki et al.,1985).
3. Pengomposan memungkinkan untuk mengolah kotoran hewan yang menghasilkan bahanbahan humik dan unsur-unsur biologis yang bila digunakan pada tanah-tanah pertanian dapat menghindarkan dari kerusakan tanah dan tanaman dibanding dengan disebar secara langsung (Beffa et al., 1994).
4. Pengomposan adalah proses pemanasan aerobik yang selama fase thermofil temperaturnya meningkat hingga pada suatu titik temperatur yang cukup untuk menyehatkan bahan-yang sedang dikomposkan sehingga diperoleh produksi yang meyakinkan (Beffa et al., 1996).
5. Pengomposan tidak hanya sebuah cara untuk mengurangi produksi sampah manusia dan mendaur ulang unsur hara, tetapi juga menghasilkan kompos yang sangat berguna untuk mengkonservasi sumberdaya tanah yang pada saat yang bersamaan juga untuk media pertumbuhan (Klamer dan Bath, 2000).
6. Penanganan limbah organik padat makin lama makin sulit dan sangat mahal terutama pada lingkungan dimana populasinya sangat padat. Pada akhirnya pengomposan mempunyai tujuan ekonomis. Sehingga tak boleh dilupakan untuk menyebutkan bahwa pengomposan adalah sebuah cara pengolahan termudah untuk melaksanakannya dan sangat efisien (Smars et al., 2001) .
Kompos, pupuk organik sehat dan ramah lingkungan
Penambahan bahan organik segar ke tanah sebaiknya dihindari sebab ia menghasilkan perubahan-perubahan ekosistem bersamaan dengan berkembangnya tanaman. Jika bahan organik baru terdegradasi sebagian maka degradasi tersebut akan dilanjutkan oleh mikroflora tanah yang menghasilkan produk-produk intermedier yang tidak sesuai bagi pertumbuhan tanaman.
Penambahan kompos pada tanah dapat memodifikasi sifat-sifat fisik, kimia dan
biologik dalam jangka panjang. Gobat et al. (1998) memberikan daftar modifikasi yang  di perankan kompos :
a. Kapasitas retensi air dan ketersediaannya bagi tanaman meningkat demikian pulastabilitas struktur
b. Melalui humik dalam kompos kapasitas tukar kation juga meningkat. Tanah mampu mengikat mineral tanah lebih banyak yang mendorong ketersedaan mineral bagi akar dan menghindari hilangnya ion-ion
c. Kompos matang merupakan medium komunitas mikroorganisme mesofil yang penting dan beraneka ragam. Hal ini akan meningkatkan aktivitas enzim yang signifikan
d. Pada waktu mikroorgnisme tanah melakukan mineralisasi, kompos membebaskan CO2. Konsentrasu CO2 meningkat tidak hanya pada lapisan atmosfir tanah tetapi juga pada selimut udara di atas tanah dan hal ini menguntungkan bagi aktifitas fotosintesa tanaman tingakat rendah.
e. Penggunaan kompos memperbaiki kualtas tanaman budidaya karena adanya peraikan pada tanah, yang tentunya menguntungkan bagi tanaman
f. Pada umumnya kompos menyumbang menekan parasit-parasit tanah yang merangsang berkembanganya aktivitas organisme antagonis (kompetisi, sekresi antibiotik,  hyperparasitisme)
g. Kompos tidak membunuh patogen tetapi tetapi pebngendalian melalui persaingan berbagai mikroorganisme yang menguntungkan yang berkembang dan aktif (Ozores-Hampton et al., 1994).
Kita juga dapat melihat peranan kompos terhadap porositas tanah, kemampuannya mengadsorbsi bahan-bahan toksik dan pestisida, nutrisi organik tanaman.Tanah juga lmerupakan lingkungan yang komplek dan hidup dimana terjadi interaksi diantara elemenelemen antara tanaman dan tanah atau di tanah itu sendiri (Mustin, 1987).
Penambahan bahan organik segar ke tanah sebaiknya dihindari sebab ia menghasilkan perubahan-perubahan ekosistem bersamaan dengan berkembangnya tanaman. Jika bahan organik baru terdegradasi sebagian maka degradasi tersebut akan dilanjutkan oleh mikroflora tanah yang menghasilkan produk-produk intermedier yang tidak sesuai bagi pertumbuhan tanaman. Sebaliknya rasio C/N dari bahan organik yang terlalu tinggi akan memunculkan fenomena kelaparan nitrogen (Bernal et al., 1998).



















Daftar Pustaka
Beffa, T., Blanc, M., Lyon, P.-F., Vogt, G., Marchiani, M.., Lott Fischer, J. and Aragno, M.,
1996. Isolation of Thermus strains from hot compost (60-80°C). Applied and
Environmental Microbiology 62 : 1723-1727

Bernal, M.P., Sanchez-Monedero, M.A., Paredes C., Roig, A., 1998. Carbon mineralization
from organik wastes at different composting stages during their incubation with soil. Agriculture Ecosystem and Environment 69: 175-189

Bernal, M.P., Sanchez-Monedero, M.A., Paredes C., Roig, A., 1998. Carbon mineralization
from organik wastes at different composting stages during their incubation with soil. Agriculture Ecosystem and Environment 69: 175-189

Bertoldi, M. de, Vallini, G. & Pera, A., 1983. The biology of composting: a review. Waste
Management & Research 1: 157-176

Chen, Sh.H., 1994. Survey on municipal domestic wastes composting technology in mainland China. Chin. J. Environ. Sci., 15 (1): 53-56.

Dalzell, H.W. Biddllestone;K;R. Gray and K. Thurairajan.1987. Soil Management: Compost production and Use in Tropical and Subtropical Environments. FAO-UN,Rome.

Gaur,A.C. 1982. A Manual of Rural Composting. Project Field Document No 15.



Terimakasih Sobat,, sudah berkunjung, jangan lupa di like yah atau tinggalkan pesan anda di kolom facebook paling bawah.
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

jadilah bagian dari seribu orang yang menyukai blog ini, dengan mengikuti kami di Laman Facebook. Budidaya Pertanian, mengenai kritik dan saran kami sangat mengharapkan demi sempurnanya informasi yang kami sampaikan
 
Support : Facebook: AL AZ ARI/'>Ari Sandria | Agronomi Template
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. AGRONOMI UNHAS - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Mas Template