Headlines News :
Home » » Laporan Penanaman Kultur Jaringan

Laporan Penanaman Kultur Jaringan

Written By Al Az Ari on Kamis, 08 Januari 2015 | 10.16

BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Tantangan lingkungan hidup yang paling berat dialami oleh umat manusia di muka bumi iniadalah terjadinya pemanasan global dan perubahan iklim. Pola iklim mengalami perubahan akibatkenaikan suhu permukaan buni. Akibatnya, ada bagian bumi yang curah hujannya berlebihan, adapula yang berkurang. Kenaikan curah hujan akan meningkatkan frekuensi dan intensitas banjir,makin banyak erosi, serta makin banyaknya tanah longsor. Kekeringan yang panjang dan fluktuasimusim yang semakin sulit diprediksi, akan mengancam (Skoog 1962).
ketersediaan pangan dan air, sehinggarawan terjadinya kekurangan pangan dan kelaparan.Salah satu upaya umat manusia untuk mengurangi efek pemanasan global dan perubahan iklim adala dengan memperbanyak pohon melalui tanam-menanam. Oleh sebab itu diperlukan uapaymempertahankan keutuhan ekosistem hutan, dan melakukan kegiatan penanaman pohon secarabesar-besaran. (Razdan ,1983). Maksud dilaksanakan  penanaman kultur jaringan adalah untuk meningkatkan kepedulian dari berbagai pihak akan pentingnya penanaman danpemeliharaan pohon yang berkelanjutan dalam mengurangi pemanasan global dan untuk mencapaipembangunan Indonesia yang bersih (Clean Development Mechanism) (Skoog 1962)..

1.2  Tujuan dan Kegunaan

Tujuan dari praktikum ini adalah
a. Mengetahui prosedur penanaman kultur jaringan
b. Mengetahui langkah-langkah dalam penanamankultur jaringan
c. Mengetahui prosedur penanaman alat dan media kultur 
    Adapun kegunaan dari praktikum ini adalah
1. Mengurangi dampak pemanasan global
2. Meningkatkan absorbsi gas CO2, SO2 dan polutan lainnya.
3. Mencegah banjir, kekeringan dan tanah longsor.
4. Meningkatkan upaya konservasi sumberdaya genetik tanaman hutan.
5.Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menanam dan memelihara tanaman sebagai bagiandari sikap atau budaya bangsa yang melekat pada kehidupan sehari-hari




BAB II TINJAUAN PUSTAKA
 Mikroorganisme sebagai makhluk hidup sama dengan organisme hidup lainnya sangat memerlukan energi dan bahan-bahan untuk membangun tubuhnya, seperti dalam sintesis protoplasma dan bagian-bagian sel lainnya. Bahan-bahan tersebut disebut nutrien. Untuk memanfaatkan bahan-bahan tersebut, maka sel melakukan suatu kegiatan-kegiatan, sehingga menyebabkan perubahan kimia di dalam selnya. Semua reaksi yang teratah yang berlangsung di dalam sel ini disebut metabolisme. Metabolisme yang melibatkan berbagai macam reaksi di dalam sel tersebut, hanya dapat berlangsung atas bantuan dari suatu senyawa organik yang disebut juga biokatalisator yang dinamakan enzim (Djide, 2006).
Peran utama nutrien adalah sebagai sumber energi, bahan pembangun sel, dan sebagai aseptor elektron dalam reaksi bioenergetik (reaksi yang menghasilkan energi). Oleh karenanya bahan makanan yang diperlukan terdiri dari air, sumber energi, sumber karbon, sumber aseptor elektron, sumber mineral, faktor pertumbuhan, dan nitrogen. “Selain itu, secara umum nutrient dalam media pembenihan harus mengandung seluruh elemen yang penting untuk sintesis biologik oranisme baru (Jawetz, 2001).
Saat ini media agar merupakan media yang sangat umum digunakan dalam penelitian-penelitian mikrobiologi. Media agar ini memungkinkan untuk dilakukannya isolasi bakteri dari suatu sampel, karakterisasi morfologi, sampai penghitungaan bakteri yang dikenal nama total plate count (Achmad, 2007).
Multiplikasi adalah kegiatan memperbanyak calon tanaman dengan menanam eksplan pada media. Ini dilakukan untuk menghindari adanya kontaminasi yang menyebabkan gagalnya pertumbuhan eksplan. Tabung reaksi yang telah ditanami ekplan diletakkan pada rak-rak dan ditempatkan di tempat yang steril dengan suhu kamar ( Anderson, 2000 ).


Syarat_syarat pertumbuhan
Iklim
1)    Angin tidak dan curah hujan terlalu berpengaruh terhadap pertumbuhantanaman
2)    Sinar matahari sangat dibutuhkan sekali bagi tanaman ini. Kebutuhan cahaya
berbeda-beda tergantung pada jenis tanaman.
3)    Suhu untuk pertumbuhan tanaman.
4)     Tanaman tidak cocok dalam suasana basah terus menerus, akan tetapi
menyukai kelembaban udara di siang hari 65-70 %.
.


III. METODOLOGI
3.1  Waktu dan Tempat
    Praktikum pengantar bioteknologi dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 28 Maret 2012 pukul 11.00 WITA sampai selesai, Bertempat di gedung Pusat Kegiatan  Penelitian Universitas Hasanuddin Makassar, lantai 4.
3.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan adalah pinset, gunting, cawan petri, botol kultur, pembakar spiritus, Autoclave, alkohol , planlet, baju lab.
3.3 Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerjanya adalah:
1. siapkan eksplan yang akan di pindahkan
2.sterilisasikan alat yang digunakan seperti pinset, gunting, dan botol kultur yang berisi planlet yang siap di pindahkan.
3. siapkan cawan petris sebagai tempat menyimpan planlet yang di ambil melalui gunting dan pinset di dalam botol kultur.
4.potong-potong tanaman tersebut menjadi beberapa bagian.
5. masukkan satu persatu tanaman tersebut dengan menggunakan pinset kedalam botol kultur yang telah diberi agar dan disterilisasikan dengan autoclave.






BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

































4.2 Pembahasan
Parameter untuk kegiatan penanaman eksplan:
1. Tinggi tunas
2. Jumlah daun Subkultur Subkultur adalah proses pemindahan dan pemotongan   
    planlet dari media lama ke media baru.Bagian planlet yang disubkultur adalah pucuk dan node pertama hingga node keempat. Setiap node terdiri atas satuhelai daun. Dalam penanaman diusahakan daun tidak menyentuh media untuk mengurangi kemungkinan kontaminasi.Dalam satu botol media ditanami 3 - 5 planlet. Parameter yang digunakan dalam kegiatan subkultur:
1.    Waktu kemunculan akar (hari)
2.    Jumlah akar
3.    Waktu kemunculan tunas (hari)
4.    Tinggi tunas (mm)
5.    Jumlah daun
6.    Kondisi tanaman yang ditandai oleh ada tidaknya kontaminasi oleh bakteri atau jamur, baik pada media maupun pada planlet.  



BAB V
 PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Masalah yang ada dalam memindakan plantlet yang telah berakar kedalam pot dan pemeliharaannya selama masa peralihan kerumah kaca kira-kira sama dengan masalah pemeliharaan setek-setek yang telah berakar.hanya biasanya platlet yang ditumbuhkan secara invitro tersebut lebih peka trhadap cahaya yang kuat,kekurangan air dan penyakit..
5.2 Saran
Sisa-sisa media agar kultur yang menempel pada akar, sebaiknya dicuci lebih dulu,untuk mengurangi terjadinya pertumbuhan mikro organisme dalam media pot,selama periode-periode awal dari kondisi steril dalam rumah kaca.







DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2008. Proses Atau Skematis Kultur Jaringan.
http://id.answers.yahoo.com.htm. Diakses pada tanggal 22 Desember
2011.
Anonim. 2008. Teknik Kultur Jaringan http://www.bbpp-lembang.info.htm.
Diakses pada tanggal 22 Desember 2011.
Hendra, T. 2007. Kultur Jaringan. http://lelos66.blog.friendster.com.htm. Diakses
pada tanggal 22 Desember 2011 Rahardja, P.E. 1988. Kultur Jaringan
Teknik Perbanyakan Tanaman Secara Modern. Panebar Swadaya.
Jakarta Wetherel, D.F. 2008. Propagasi Tanaman Secara In Vitro. Avery
Publishing Group Inc. New Jersey. 8



Terimakasih Sobat,, sudah berkunjung, jangan lupa di like yah atau tinggalkan pesan anda di kolom facebook paling bawah.
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

jadilah bagian dari seribu orang yang menyukai blog ini, dengan mengikuti kami di Laman Facebook. Budidaya Pertanian, mengenai kritik dan saran kami sangat mengharapkan demi sempurnanya informasi yang kami sampaikan
 
Support : Facebook: AL AZ ARI/'>Ari Sandria | Agronomi Template
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. AGRONOMI UNHAS - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Mas Template