TEKNOLOGI BENIH
"Identifikasi Struktur Benih"
I.
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Teknologi benih adalah suatu ilmu pengetahuan mengenai cara-cara untuk dapat memperbaiki sifat-sifat genetic dan fisik dari benih yang mencakup kegiatan seperti pengembangan varietas, penilaian dan pelepasan varietas, produksi benih, pengolahan, penyimpanan, serta sertifikasi benih (Sjamsoe’oed Sadjad, 1977).
Benih menurut petani adalah biji masak yang telah diseleksi dengan ketentuan benih dengan ukuran beragam warna yang baik, tidak keriput, normal dan tidak cacat dan siap untuk di tanam di lapangan.
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No.12 Tahun 1992 Tentang Sistem Budidaya Tanaman Bab I Ketentuan Umum Pasal 1 Ayat 4, benih didefenisikan sebagai berikut : “ Benih tanaman, selanjutnya disebut benih, adalah tanaman atau bagiannya yang digunakan untuk memperbanyak dan atau mengembangbiakkan tanaman”.
Dalam perkembangbiakkan secara generatif, bibit biasanya diperoleh dari benih yang disemaikan. Sementara perkembangbiakkan secara vegetatif bibit dapat diartikan sebagai bagian tanaman yang berfungsi sebagai alat reproduksi, misalnya umbi. (Baran Wirawan, 2004).
Struktur benih terdiri dari lembaga/embrio, cadangan makanan untuk pertumbuhan embrio, dan pelindung yaitu kulit biji. Tempat penyimpan cadangan makanan pada benih monokotol berbeda dengan dikotil. Pada benih monokotil cadangan makanan lebih banyak tersimpan di endosperm, sedangkan pada tanaman dikotil cadangan makanan tersimpan di kotiledon.
Dalam konteks agronomi, benih dituntut untuk bermutu tinggi sebab benih harus mampu menghasilkan tanaman yang berproduksi maksimum dengan sarana teknologi yang maju. Beberapa keuntungan dari penggunaan benih bermutu, antara lain : a) menghemat penggunaan benih persatuan luas; b) respon terhadap pemupukan dan pengaruh perlakuan agronomis lainnya; c) produktivitas tinggi karena potensi hasil yang tinggi; d) mutu hasil akan terjamin baik melalui pasca panen yang baik; e) memiliki daya tahan terhadap hama dan penyakit, umur dan sifat-sifat lainnya jelas; dan f) waktu panennya lebih mudah ditentukan karena masaknya serentak. (Sjamsoe’oed Sadjad, 1977).
Berdasarkan uraian di atas tentunya jelas bahwa identifikasi struktur benih perlu dilakukan. Khususnya dalam dunia pertanian agar dalam praktiknya di lapangan dapat diketahui benih-benih yang baik dan bermutu yang dapat dilihat dari identifikasi struktur benih yang baik.
1.2. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan praktikum pada acara 1 mengenai materi Identifikasi Struktur benih adalah untuk mengidentifikasi struktur benih berbagai macam tanaman yang termasuk dalam golongan monokotil dan dikotil berdasarkan atas sifat-sifat fisik, yaitu (1) bentuk benih, (2) struktur tambahan, (3) aroma dan warna, (4) permukaan kulit (selaput benih), dan (5) hilum. Dan agar mahasiswa mengetahui adanya keragaman struktur benih antar spesies tumbuhan.
1.1. Latar Belakang
Teknologi benih adalah suatu ilmu pengetahuan mengenai cara-cara untuk dapat memperbaiki sifat-sifat genetic dan fisik dari benih yang mencakup kegiatan seperti pengembangan varietas, penilaian dan pelepasan varietas, produksi benih, pengolahan, penyimpanan, serta sertifikasi benih (Sjamsoe’oed Sadjad, 1977).
Benih menurut petani adalah biji masak yang telah diseleksi dengan ketentuan benih dengan ukuran beragam warna yang baik, tidak keriput, normal dan tidak cacat dan siap untuk di tanam di lapangan.
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No.12 Tahun 1992 Tentang Sistem Budidaya Tanaman Bab I Ketentuan Umum Pasal 1 Ayat 4, benih didefenisikan sebagai berikut : “ Benih tanaman, selanjutnya disebut benih, adalah tanaman atau bagiannya yang digunakan untuk memperbanyak dan atau mengembangbiakkan tanaman”.
Dalam perkembangbiakkan secara generatif, bibit biasanya diperoleh dari benih yang disemaikan. Sementara perkembangbiakkan secara vegetatif bibit dapat diartikan sebagai bagian tanaman yang berfungsi sebagai alat reproduksi, misalnya umbi. (Baran Wirawan, 2004).
Struktur benih terdiri dari lembaga/embrio, cadangan makanan untuk pertumbuhan embrio, dan pelindung yaitu kulit biji. Tempat penyimpan cadangan makanan pada benih monokotol berbeda dengan dikotil. Pada benih monokotil cadangan makanan lebih banyak tersimpan di endosperm, sedangkan pada tanaman dikotil cadangan makanan tersimpan di kotiledon.
Dalam konteks agronomi, benih dituntut untuk bermutu tinggi sebab benih harus mampu menghasilkan tanaman yang berproduksi maksimum dengan sarana teknologi yang maju. Beberapa keuntungan dari penggunaan benih bermutu, antara lain : a) menghemat penggunaan benih persatuan luas; b) respon terhadap pemupukan dan pengaruh perlakuan agronomis lainnya; c) produktivitas tinggi karena potensi hasil yang tinggi; d) mutu hasil akan terjamin baik melalui pasca panen yang baik; e) memiliki daya tahan terhadap hama dan penyakit, umur dan sifat-sifat lainnya jelas; dan f) waktu panennya lebih mudah ditentukan karena masaknya serentak. (Sjamsoe’oed Sadjad, 1977).
Berdasarkan uraian di atas tentunya jelas bahwa identifikasi struktur benih perlu dilakukan. Khususnya dalam dunia pertanian agar dalam praktiknya di lapangan dapat diketahui benih-benih yang baik dan bermutu yang dapat dilihat dari identifikasi struktur benih yang baik.
1.2. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan praktikum pada acara 1 mengenai materi Identifikasi Struktur benih adalah untuk mengidentifikasi struktur benih berbagai macam tanaman yang termasuk dalam golongan monokotil dan dikotil berdasarkan atas sifat-sifat fisik, yaitu (1) bentuk benih, (2) struktur tambahan, (3) aroma dan warna, (4) permukaan kulit (selaput benih), dan (5) hilum. Dan agar mahasiswa mengetahui adanya keragaman struktur benih antar spesies tumbuhan.
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1. Pengertian Biji/ Benih
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No.12 Tahun 1992 Tentang Sistem Budidaya Tanaman Bab I Ketentuan Umum Pasal 1 Ayat 4, benih didefenisikan sebagai berikut : “ Benih tanaman, selanjutnya disebut benih, adalah tanaman atau bagiannya yang digunakan untuk memperbanyak dan atau mengembangbiakkan tanaman”. Dari definisi di atas jelas bahwa benih dapat diperoleh dari perkembangbiakan secara generatif maupun secara vegetatif, yang diproduksi untuk tujuan tertentu, yaitu mengembang biakkan tanaman. Dengan pengertian ini maka kita dapat membedakan antara benih (agronomy seed / seed) dengan biji (grain) yang dipakai untuk konsumsi manusia (food steff) dan hewan (feed) (Hendarto Kuswanto, 1996).
2.2. Perbedaan Biji Angiospermae dan Gymnospermae
Tumbuhan biji tertutup memiliki jumlah spesies lebih banyak dibandingkan dengan tumbuhan berbiji terbuka. Tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae8) berasal dari kata angio = bunga dan spermae = tumbuhan berbiji. Tumbuhan ini memiliki bunga yang sesungguhnya yang terdiri dari mahkota bunga, kelopak bunga, putik, dan benang sari. Secara umum, tumbuhan berbiji tertutup memiliki ciri yang sama dengan tumbuhan berbiji terbuka. Keunikan tumbuhan berbiji tertutup terletak pada bijinya yang tersusun oleh keping lembaga (kotyledon). Keping lembaga pada tumbuhan berbiji tertutup membentuk dua kelompok tumbuhan, yaitu tumbuhan berbiji tunggal (Monocotyledonae) dan tumbuhan berbiji berkeping dua (Dicotyledonae). (http://hirupbagja.blogspot.com. 2009).
Secara harfiah Gymnospermae berarti gym = telanjang dan spermae = tumbuhan yang menghasilkan biji. Jadi, Gymnospermae adalah tumbuhan yang memiliki biji terbuka. Tumbuhan kelompok Gymnospermae mempunyai ciri, yaitu : 1.Bakal biji tidak terlindungi oleh daun buah. 2.Berakar tunggang. 3.Umumnya berupa pohon. 4.Mempunyai akar, batang, dan daun sejati. Para ahli biologi menggolongkan Gymnospermae menjadi beberapa ordo dan divisio, yaitu : 1.Cycadales divisio Cycadophyta, contoh pakis haji (Cycas rumphii) 2.Ginkgoales divisio Ginkgophyta, contoh Ginkgo biloba. 3.Coniferales divisio Pinophyta, contoh pinus, cemara, dan dammar 4.Gnetales divisio Gnetophyta, contoh melinjo (Gnetum gnemon). (http://trainnerone.blogspot.com. 2009)
2.3. Bentuk-bentuk benih
Benih dari berbagai macam tanaman baik dari kelas dikotil maupun monokotil memiliki bentuk yang bervariasi dan beraneka ragam dan juga memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Bentuk-bentuk benih tersebut antara lain adalah mengadvokad, membulat, mengerucut sungsang, megginjal, melensa, melonjong, mengadvokad sungsang, membengkuang, menyektor, membulat telur, mengerucut, menjorong, menggenta, membulat, menceper, mengetupat dan masih banyak lagi bentuk-bentuk lain dari benih (Tim Teknologi Benih Jurusan BDP, 2012).
2.4. Manfaat/fungsi Benih di bidang Pertanian
Beberapa keuntungan dari penggunaan benih bermutu, antara lain : a) menghemat penggunaan benih persatuan luas; b) respon terhadap pemupukan dan pengaruh perlakuan agronomis lainnya; c) produktivitas tinggi karena potensi hasil yang tinggi; d) mutu hasil akan terjamin baik melalui pasca panen yang baik; e) memiliki daya tahan terhadap hama dan penyakit, umur dan sifat-sifat lainnya jelas; dan f) waktu panennya lebih mudah ditentukan karena masaknya serentak. Benih yang memiliki mutu baik sangatlah diperlukan oleh petani maupun penangkar benih. Agar petani maupun penangkar benih tidak merasa dirugikan serta mereka memiliki jaminan kualitas atas benih yang digunakannya, maka anjuran menggunakan benih bersertifikat sangatlah penting. Dalam konteks agronomi, benih dituntut untuk bermutu tinggi sebab benih harus mampu menghasilkan tanaman yang berproduksi maksimum dengan sarana teknologi yang maju (Sjamsoe’oed Sadjad, 1977).
Benih merupakan biji yang telah disortasi atau telah dipilih dan diseleksi untuk pertanaman dengan tujuan benih yang telah diseleksi tadi memiliki keunggulan dibanding biji-biji lainnya dan diharapkan benih ini memiliki daya kecambah, vigir dan viabilitas yang tinggi.
III. BAHAN DAN METODE
3.1. Waktu dan Tempat
Kegiatan praktikum Acara I (Identifikasi Struktur Benih) dilaksanakan di Laboratorium Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Palangkaraya. Kegiatan dilaksanakan pada hari rabu 17 Oktober 2012 jam 13.oo-14.40 WIB.
3.2. Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan adalah benih monokotil (padi (Oyza sativa) dan jagungIZea mays)), benih dikotil (kedelai, kacang hijau, kacang panjang, tomat, cabai, dll), benih tanaman perkebunan (kelapa sawit (Elaeis queneensis), karet (Hevea brazilliensis), jarak (Jathropha curcas)), kertas merang, tissue/kain lap basah, dan air.
Sedangkan alat yang digunakan pada praktikum ini adalah Petridis, pisau silet, pinset, kaca pembesar, kertas kerja/buku gambar, pensil hitam, pensil warna dan penggaris.
3.3. Cara Kerja
Adapun cara kerja dari praktikum ini adalah meyiapkan benih yang kering dan yang telah dilembabkan di kertas merang, kertas tissue atau kain lap basah selama 9-10 jam. Menggunakan masing-masing 2 spesies dari golongan monokotil dan dikotil. Mengamati dan Menggambar bantuk luar benih kering dan lembab tersebut dan mewarnainya dengan warna yang sesuai. Menggambar bentuk bentuk benih dari berbagai arah yang dapat membedakan bentuk strukturnya, Membelah masing-masing benih yang telah lembab tadi dengan menggunakan silet pada bagian tengahnya baik secara membujur dan melintang. Mengamati dan Menggambar dengan warna yang sesuai, Memberikan keterangan untuk gambar struktur benih tersebut, dan Mencari literatur gambar sebagai pembanding.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
No Benih Bentuk Benih Struktur tumbuhan (Aroma) Selaput Benih Hilum
Bentuk Warna Hilum Lokasi hilum Stopiola pada hilum Posisi hilum
1. Padi (Oryza sativa) Mengerucut Tidak berbau Putih, kusam dan licin Garis Coklat muda Bawah samping - Rata
2. Jagung (Zea mays) Mencerper Tidak berbulu, tidak berbau Kuning, mengkilat, licin Bulat Abu-abu dibawah - menonjol
3. Tomat (Lycopersicum sp) Menceper Berbulu, tidak berbau Coklat kekuningan, kusam, kasar - - - - Rata
4. Cabe (Capsicum anum) menceper Tidak berbau Putih, kusam licin lonjong Abu- abu dibawah - Rata
5. Kedelai (Glycine max) mengginjal Berbau sedap Coklat kekuningan mengkilat, licin lonjong Coklat muda ditengah ada menonjol
6. Kacang tanah (Arachis hypogea) - - - garis Abu-abu ditengah - rata
7. Kacang hijau menjorong Tidak berbau Hijau tua, mengkilat,licin lonjong Abu- abu ditengah Ada rata
8. Kacang panjang (Vigna sinensis) Mengginjal Tidak berbau Lurik, kusam, licin lonjong Abu-abu ditengah ada menjorong
9. Kelapa sawit (Elais quenensis jack) menjorong Berbau sedap Coklat kemerahan, mengkilap, licin - - - - menonjol
10. Jarak Melonjong Tidak sedap Hitam, kusam, kasar bulat Coklat muda dibawah - menonjol
11. Karet ( Hevea brasisliensis) membulat Tidak berbau Putih, kusan, kasar garis Coklat muda ditengah - menonjol
4.2. Pembahasan
4.2.1. Padi (Oryza sativa)
Gambar 1. a) Biji Padi Utuh, b) Belah Melintang
Padi memiliki bentuk mengerucut di kedua ujungnya, dengan struktur tambahan berupa bulu-bulu halus disekitar kulitnya. Selaput benihnya memiliki warna kecoklatan, perukaannya mengkilap dan teksturnya kasar. Padi merupakan salah satu benih yang tegolong seed unit, dimana padi pada dasarnya buah yang berbentuk seperti biji.Bentuk hilumnya garis atau membulat, kemudian warnanya merah, berada dibagian bawah samping dari biji, dan posisi hilum menjorok ke dalam. Gambar 1 di atas menunjukan struktur biji padi.
4.2.2. Jagung (Zea mays)
Gambar 2. a) Biji Jagung Utuh, b) Belah Melintang
Pada biji jagung ini, dapat dilihat benttuk benihnya mengerut atau sungsang, berbau tidak sedap, dan untuk hilumnya, jagung yang diamati memiliki warna selaput benih kuning, mengilap, dan tekstur permukaan benihnya licin. Jagung ( zea mays), merupakan salah satu tanaman berbiji majemuk dengan status sebagai biji dari tanaman monokotil.
4.2.3. Tomat (Lycopersicum sp)
Gambar 3. a) Biji tomat belah melintang,
Tomat, ( solanum lycopercicum) adalah salah satu tanaman yang bijinya memiliki lendir yang mempertahankan dormansinya. Hilumnya berupa garis, dan terletak agak menonjol dari permukaan biji. Bentuk benihnya menceper, dengan selaput benih yang dimiliki tomat, berwarna kuning, mengkilat, dan licin ketika disentuh.
4.2.4. Cabe (Capsicum anum)
Cabe ( Capsicum annum ), bentuk benihnya menceper, dan struktur tambahannya tidak berbau. Warna selaput benihnya kuning mengkilat, dengan tekstur luarnya yang licin. Dengan bentuk hilum lonjong, berwarna kuning, yang terletak ditengah biji, dan posisinya menonjol pada permukaan kulit biji.
4.2.5. Kedelai (Glycine max)
Gambar 5. a) Biji Kedelai Utuh, b) Belah Melintang
Kedelai, (Glycine max) memiliki bentuk benih melonjong, dengan struktur tambahan yang berbau tidak sedap. Memiliki selaput benih berwarna kuning, mengkilat, dan licin. Untuk hilumnya, hilumnya berbentuk lonjong, dan warnanya relative, berada pada bagian tengah biji, memiliki stofiola padai hilum, dan letak hilumnya menonjol.
4.2.6. Kacang tanah (Arachis hypogea)
Gambar 6. a) Biji Kacang Panjang Utuh, b) Belah Melintang
Kacang tanah ( Arachis hypohgea ) adalah salah satu biji yang mudah pengamatannya, berbentuk telur, berbau tidak sedap. Memiliki warna coklat kemerahan, dengan kilapan kusam, dan tekstur permukaan yang licin. Memiliki bentuk hilum garis, dengan warna putih kekuningan, berada di bagian bawah biji, dan letaknya menjorok kedalam.
4.2.7. Kacang hijau
Gambar 7. a) Biji Kacang Hijau Belah Melintang
Kacang hijau ( Vigna radiata ), Memiliki hilum bulat, dengan warna putih kekuningan, yang berada pada bagian atas biji, dan terletak menonjol pada biji. memiliki bentuk buah membulat telur, berbau tidak sedap. Selaput benihnya berwarna hijau tua, dengan kilapan kusam, dan tekstur pemukaan licin.
4.2.8. Kacang panjang (Vigna sinensis)
Gambar 8. a) Biji Jagung Utuh, b) Belah Melintang
Kacang panjang (Vigna sinensis), memiliki bentuk bijinya melonjong, dengan struktur tambahan berbau tidak sedap. Selaput benihnya berwarna kuning, mengkilat, dan licin. Bentuk hilumnya lonjong, berwarna putih, terletak dibagian tengah dari biji kacang panjang.
4.2.9. Kelapa sawit (Elais quenensis jack)
Gambar 9. a) Biji Kelapa Sawit Utuh, b) Belah Melintang
Kelapa sawit (Elais quenensis jack) adalah tanaman perkebunan dengan jenis biji monokotil dengan bentuk menjorong dan inti bulat. Biji terdiri dari kulit biji embrio dan endosperm yang berupa daging buang dengan aroma yang sedap.
4.2.10. Jarak
Gambar 10. a) Biji Jarak Belah Melintang
Jarak juga merupakan tanaman perkebunan penghasil minyak dengan bentuk biji melonjong dengan warna kulit hitam kusam atau pekat dan berbau tidak sedap dengan bentuk hilum membulat dengan selaput hilumnya berwarna coklat muda.
4.2.11. Karet ( Hevea brasisliensis)
Gambar 11. a) Biji Karet , b) Belah Melintang
Karet ( Havea brassiliensis), adalah komoditi perkebunan dimana benih dari karet ini memiliki kekurangan yang menghalanginya untuk berkecambah yaitu kulit terluarnya yang sangat keras, namun hal ini juga membantu melindungi benih dari faktor lingkungan luar saat dormansi. Memiliki bentuk benih bulat hampir melonjong.
2.1. Pengertian Biji/ Benih
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No.12 Tahun 1992 Tentang Sistem Budidaya Tanaman Bab I Ketentuan Umum Pasal 1 Ayat 4, benih didefenisikan sebagai berikut : “ Benih tanaman, selanjutnya disebut benih, adalah tanaman atau bagiannya yang digunakan untuk memperbanyak dan atau mengembangbiakkan tanaman”. Dari definisi di atas jelas bahwa benih dapat diperoleh dari perkembangbiakan secara generatif maupun secara vegetatif, yang diproduksi untuk tujuan tertentu, yaitu mengembang biakkan tanaman. Dengan pengertian ini maka kita dapat membedakan antara benih (agronomy seed / seed) dengan biji (grain) yang dipakai untuk konsumsi manusia (food steff) dan hewan (feed) (Hendarto Kuswanto, 1996).
2.2. Perbedaan Biji Angiospermae dan Gymnospermae
Tumbuhan biji tertutup memiliki jumlah spesies lebih banyak dibandingkan dengan tumbuhan berbiji terbuka. Tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae8) berasal dari kata angio = bunga dan spermae = tumbuhan berbiji. Tumbuhan ini memiliki bunga yang sesungguhnya yang terdiri dari mahkota bunga, kelopak bunga, putik, dan benang sari. Secara umum, tumbuhan berbiji tertutup memiliki ciri yang sama dengan tumbuhan berbiji terbuka. Keunikan tumbuhan berbiji tertutup terletak pada bijinya yang tersusun oleh keping lembaga (kotyledon). Keping lembaga pada tumbuhan berbiji tertutup membentuk dua kelompok tumbuhan, yaitu tumbuhan berbiji tunggal (Monocotyledonae) dan tumbuhan berbiji berkeping dua (Dicotyledonae). (http://hirupbagja.blogspot.com. 2009).
Secara harfiah Gymnospermae berarti gym = telanjang dan spermae = tumbuhan yang menghasilkan biji. Jadi, Gymnospermae adalah tumbuhan yang memiliki biji terbuka. Tumbuhan kelompok Gymnospermae mempunyai ciri, yaitu : 1.Bakal biji tidak terlindungi oleh daun buah. 2.Berakar tunggang. 3.Umumnya berupa pohon. 4.Mempunyai akar, batang, dan daun sejati. Para ahli biologi menggolongkan Gymnospermae menjadi beberapa ordo dan divisio, yaitu : 1.Cycadales divisio Cycadophyta, contoh pakis haji (Cycas rumphii) 2.Ginkgoales divisio Ginkgophyta, contoh Ginkgo biloba. 3.Coniferales divisio Pinophyta, contoh pinus, cemara, dan dammar 4.Gnetales divisio Gnetophyta, contoh melinjo (Gnetum gnemon). (http://trainnerone.blogspot.com. 2009)
2.3. Bentuk-bentuk benih
Benih dari berbagai macam tanaman baik dari kelas dikotil maupun monokotil memiliki bentuk yang bervariasi dan beraneka ragam dan juga memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Bentuk-bentuk benih tersebut antara lain adalah mengadvokad, membulat, mengerucut sungsang, megginjal, melensa, melonjong, mengadvokad sungsang, membengkuang, menyektor, membulat telur, mengerucut, menjorong, menggenta, membulat, menceper, mengetupat dan masih banyak lagi bentuk-bentuk lain dari benih (Tim Teknologi Benih Jurusan BDP, 2012).
2.4. Manfaat/fungsi Benih di bidang Pertanian
Beberapa keuntungan dari penggunaan benih bermutu, antara lain : a) menghemat penggunaan benih persatuan luas; b) respon terhadap pemupukan dan pengaruh perlakuan agronomis lainnya; c) produktivitas tinggi karena potensi hasil yang tinggi; d) mutu hasil akan terjamin baik melalui pasca panen yang baik; e) memiliki daya tahan terhadap hama dan penyakit, umur dan sifat-sifat lainnya jelas; dan f) waktu panennya lebih mudah ditentukan karena masaknya serentak. Benih yang memiliki mutu baik sangatlah diperlukan oleh petani maupun penangkar benih. Agar petani maupun penangkar benih tidak merasa dirugikan serta mereka memiliki jaminan kualitas atas benih yang digunakannya, maka anjuran menggunakan benih bersertifikat sangatlah penting. Dalam konteks agronomi, benih dituntut untuk bermutu tinggi sebab benih harus mampu menghasilkan tanaman yang berproduksi maksimum dengan sarana teknologi yang maju (Sjamsoe’oed Sadjad, 1977).
Benih merupakan biji yang telah disortasi atau telah dipilih dan diseleksi untuk pertanaman dengan tujuan benih yang telah diseleksi tadi memiliki keunggulan dibanding biji-biji lainnya dan diharapkan benih ini memiliki daya kecambah, vigir dan viabilitas yang tinggi.
III. BAHAN DAN METODE
3.1. Waktu dan Tempat
Kegiatan praktikum Acara I (Identifikasi Struktur Benih) dilaksanakan di Laboratorium Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Palangkaraya. Kegiatan dilaksanakan pada hari rabu 17 Oktober 2012 jam 13.oo-14.40 WIB.
3.2. Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan adalah benih monokotil (padi (Oyza sativa) dan jagungIZea mays)), benih dikotil (kedelai, kacang hijau, kacang panjang, tomat, cabai, dll), benih tanaman perkebunan (kelapa sawit (Elaeis queneensis), karet (Hevea brazilliensis), jarak (Jathropha curcas)), kertas merang, tissue/kain lap basah, dan air.
Sedangkan alat yang digunakan pada praktikum ini adalah Petridis, pisau silet, pinset, kaca pembesar, kertas kerja/buku gambar, pensil hitam, pensil warna dan penggaris.
3.3. Cara Kerja
Adapun cara kerja dari praktikum ini adalah meyiapkan benih yang kering dan yang telah dilembabkan di kertas merang, kertas tissue atau kain lap basah selama 9-10 jam. Menggunakan masing-masing 2 spesies dari golongan monokotil dan dikotil. Mengamati dan Menggambar bantuk luar benih kering dan lembab tersebut dan mewarnainya dengan warna yang sesuai. Menggambar bentuk bentuk benih dari berbagai arah yang dapat membedakan bentuk strukturnya, Membelah masing-masing benih yang telah lembab tadi dengan menggunakan silet pada bagian tengahnya baik secara membujur dan melintang. Mengamati dan Menggambar dengan warna yang sesuai, Memberikan keterangan untuk gambar struktur benih tersebut, dan Mencari literatur gambar sebagai pembanding.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
No Benih Bentuk Benih Struktur tumbuhan (Aroma) Selaput Benih Hilum
Bentuk Warna Hilum Lokasi hilum Stopiola pada hilum Posisi hilum
1. Padi (Oryza sativa) Mengerucut Tidak berbau Putih, kusam dan licin Garis Coklat muda Bawah samping - Rata
2. Jagung (Zea mays) Mencerper Tidak berbulu, tidak berbau Kuning, mengkilat, licin Bulat Abu-abu dibawah - menonjol
3. Tomat (Lycopersicum sp) Menceper Berbulu, tidak berbau Coklat kekuningan, kusam, kasar - - - - Rata
4. Cabe (Capsicum anum) menceper Tidak berbau Putih, kusam licin lonjong Abu- abu dibawah - Rata
5. Kedelai (Glycine max) mengginjal Berbau sedap Coklat kekuningan mengkilat, licin lonjong Coklat muda ditengah ada menonjol
6. Kacang tanah (Arachis hypogea) - - - garis Abu-abu ditengah - rata
7. Kacang hijau menjorong Tidak berbau Hijau tua, mengkilat,licin lonjong Abu- abu ditengah Ada rata
8. Kacang panjang (Vigna sinensis) Mengginjal Tidak berbau Lurik, kusam, licin lonjong Abu-abu ditengah ada menjorong
9. Kelapa sawit (Elais quenensis jack) menjorong Berbau sedap Coklat kemerahan, mengkilap, licin - - - - menonjol
10. Jarak Melonjong Tidak sedap Hitam, kusam, kasar bulat Coklat muda dibawah - menonjol
11. Karet ( Hevea brasisliensis) membulat Tidak berbau Putih, kusan, kasar garis Coklat muda ditengah - menonjol
4.2. Pembahasan
4.2.1. Padi (Oryza sativa)
Gambar 1. a) Biji Padi Utuh, b) Belah Melintang
Padi memiliki bentuk mengerucut di kedua ujungnya, dengan struktur tambahan berupa bulu-bulu halus disekitar kulitnya. Selaput benihnya memiliki warna kecoklatan, perukaannya mengkilap dan teksturnya kasar. Padi merupakan salah satu benih yang tegolong seed unit, dimana padi pada dasarnya buah yang berbentuk seperti biji.Bentuk hilumnya garis atau membulat, kemudian warnanya merah, berada dibagian bawah samping dari biji, dan posisi hilum menjorok ke dalam. Gambar 1 di atas menunjukan struktur biji padi.
4.2.2. Jagung (Zea mays)
Gambar 2. a) Biji Jagung Utuh, b) Belah Melintang
Pada biji jagung ini, dapat dilihat benttuk benihnya mengerut atau sungsang, berbau tidak sedap, dan untuk hilumnya, jagung yang diamati memiliki warna selaput benih kuning, mengilap, dan tekstur permukaan benihnya licin. Jagung ( zea mays), merupakan salah satu tanaman berbiji majemuk dengan status sebagai biji dari tanaman monokotil.
4.2.3. Tomat (Lycopersicum sp)
Gambar 3. a) Biji tomat belah melintang,
Tomat, ( solanum lycopercicum) adalah salah satu tanaman yang bijinya memiliki lendir yang mempertahankan dormansinya. Hilumnya berupa garis, dan terletak agak menonjol dari permukaan biji. Bentuk benihnya menceper, dengan selaput benih yang dimiliki tomat, berwarna kuning, mengkilat, dan licin ketika disentuh.
4.2.4. Cabe (Capsicum anum)
Cabe ( Capsicum annum ), bentuk benihnya menceper, dan struktur tambahannya tidak berbau. Warna selaput benihnya kuning mengkilat, dengan tekstur luarnya yang licin. Dengan bentuk hilum lonjong, berwarna kuning, yang terletak ditengah biji, dan posisinya menonjol pada permukaan kulit biji.
4.2.5. Kedelai (Glycine max)
Gambar 5. a) Biji Kedelai Utuh, b) Belah Melintang
Kedelai, (Glycine max) memiliki bentuk benih melonjong, dengan struktur tambahan yang berbau tidak sedap. Memiliki selaput benih berwarna kuning, mengkilat, dan licin. Untuk hilumnya, hilumnya berbentuk lonjong, dan warnanya relative, berada pada bagian tengah biji, memiliki stofiola padai hilum, dan letak hilumnya menonjol.
4.2.6. Kacang tanah (Arachis hypogea)
Gambar 6. a) Biji Kacang Panjang Utuh, b) Belah Melintang
Kacang tanah ( Arachis hypohgea ) adalah salah satu biji yang mudah pengamatannya, berbentuk telur, berbau tidak sedap. Memiliki warna coklat kemerahan, dengan kilapan kusam, dan tekstur permukaan yang licin. Memiliki bentuk hilum garis, dengan warna putih kekuningan, berada di bagian bawah biji, dan letaknya menjorok kedalam.
4.2.7. Kacang hijau
Gambar 7. a) Biji Kacang Hijau Belah Melintang
Kacang hijau ( Vigna radiata ), Memiliki hilum bulat, dengan warna putih kekuningan, yang berada pada bagian atas biji, dan terletak menonjol pada biji. memiliki bentuk buah membulat telur, berbau tidak sedap. Selaput benihnya berwarna hijau tua, dengan kilapan kusam, dan tekstur pemukaan licin.
4.2.8. Kacang panjang (Vigna sinensis)
Gambar 8. a) Biji Jagung Utuh, b) Belah Melintang
Kacang panjang (Vigna sinensis), memiliki bentuk bijinya melonjong, dengan struktur tambahan berbau tidak sedap. Selaput benihnya berwarna kuning, mengkilat, dan licin. Bentuk hilumnya lonjong, berwarna putih, terletak dibagian tengah dari biji kacang panjang.
4.2.9. Kelapa sawit (Elais quenensis jack)
Gambar 9. a) Biji Kelapa Sawit Utuh, b) Belah Melintang
Kelapa sawit (Elais quenensis jack) adalah tanaman perkebunan dengan jenis biji monokotil dengan bentuk menjorong dan inti bulat. Biji terdiri dari kulit biji embrio dan endosperm yang berupa daging buang dengan aroma yang sedap.
4.2.10. Jarak
Gambar 10. a) Biji Jarak Belah Melintang
Jarak juga merupakan tanaman perkebunan penghasil minyak dengan bentuk biji melonjong dengan warna kulit hitam kusam atau pekat dan berbau tidak sedap dengan bentuk hilum membulat dengan selaput hilumnya berwarna coklat muda.
4.2.11. Karet ( Hevea brasisliensis)
Gambar 11. a) Biji Karet , b) Belah Melintang
Karet ( Havea brassiliensis), adalah komoditi perkebunan dimana benih dari karet ini memiliki kekurangan yang menghalanginya untuk berkecambah yaitu kulit terluarnya yang sangat keras, namun hal ini juga membantu melindungi benih dari faktor lingkungan luar saat dormansi. Memiliki bentuk benih bulat hampir melonjong.
V.
PENUTUP
Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat ditari dari praktikum kali ini adalah bahwa benih merupakan suatu bagian dari tanaman yang merupakan cikal bakal suatu tumbuhan baru yang memiliki ciri attau sifat seperti induknya.
Teknologi benih adalah suatu ilmu pengetahuan mengenai cara-cara untuk dapat memperbaiki sifat-sifat genetic dan fisik dari benih yang mencakup kegiatan seperti pengembangan varietas, penilaian dan pelepasan varietas, produksi benih, pengolahan, penyimpanan, serta sertifikasi benih.
Benih memiliki beragam jenis, baik bentuk, ukuran, maupun struktur bagiannya. Struktur pada bunga, biji dan buah mamiliki struktur yang berbeda-beda yang menjadi ciri dari masing-masing bagian tumbuhan tersebut. Benih seharusnya memilki kualitas yang baik agar tanaman baru yang didapat merupakan tanaman yang sehat. Benih dituntut untuk bermutu tinggi sebab benih harus mampu menghasilkan tanaman yang berproduksi maksimum dengan sarana teknologi yang maju.
Struktur buah terdiri dari pericarp (exocarp, mesocarp dan endocarp) ,embrio, dan kotiledon. Sedangkan struktur biji terdiri dari embrio, jaringan penyimpan cadangan makanan, dan pelindung biji. Dan tipe- tipe buah terdiri dari buah tunggal, buah majemuk dan buah berganda.
DAFTAR PUSTAKA
Ashari, Sumaru.1995. Hortikultura Aspek Budidaya. UI Press ; Jakarta
Blogspot, 2009. Pengertian Benih Menurut Undang-Undang. http://hirupbagja.blogspot.com. Diakses pada tanggal 21 Oktober 2012.
Gradness. 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya. UI Press; Jakarta
Kamil, Jurnalis. 1979. Teknologi Benih I. Angkasa Raya; Padang
Kartasapoetra, Anto G. 1986. Pengelolaan Benih dan Tuntunan Praktikum. Bina Aksara; Jakarta
Pratiwi. 2000. Biologi. Erlangga; Jakarta
Rubenstin, Irwin dkk. 1978. The Plant Seed. Academi Press Inc; USA
Sugito, Yogi. 1994. Dasar-Dasar Agronomi. FP UB; Malang
Soetopo, Lita. 2002. Teknologi Benih. Rajawali Press; Jakarta
Tjitrasam, 1983. Botani Umum I. Angkasa: Bandung.
Tjitrosoepomo, Gembong. 1985. Morfologi Tumbuhan. UGM Press; Yogyakarta
Sutopo, L. 2002. Teknologi Benih. Malang: Fakultas Pertanian UNBRAW .
Wikipedia, 2012. Struktur dan type buah. http//:www.wikipedia.com. Diakses pada tanggal 21 Oktober 2012.
Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat ditari dari praktikum kali ini adalah bahwa benih merupakan suatu bagian dari tanaman yang merupakan cikal bakal suatu tumbuhan baru yang memiliki ciri attau sifat seperti induknya.
Teknologi benih adalah suatu ilmu pengetahuan mengenai cara-cara untuk dapat memperbaiki sifat-sifat genetic dan fisik dari benih yang mencakup kegiatan seperti pengembangan varietas, penilaian dan pelepasan varietas, produksi benih, pengolahan, penyimpanan, serta sertifikasi benih.
Benih memiliki beragam jenis, baik bentuk, ukuran, maupun struktur bagiannya. Struktur pada bunga, biji dan buah mamiliki struktur yang berbeda-beda yang menjadi ciri dari masing-masing bagian tumbuhan tersebut. Benih seharusnya memilki kualitas yang baik agar tanaman baru yang didapat merupakan tanaman yang sehat. Benih dituntut untuk bermutu tinggi sebab benih harus mampu menghasilkan tanaman yang berproduksi maksimum dengan sarana teknologi yang maju.
Struktur buah terdiri dari pericarp (exocarp, mesocarp dan endocarp) ,embrio, dan kotiledon. Sedangkan struktur biji terdiri dari embrio, jaringan penyimpan cadangan makanan, dan pelindung biji. Dan tipe- tipe buah terdiri dari buah tunggal, buah majemuk dan buah berganda.
DAFTAR PUSTAKA
Ashari, Sumaru.1995. Hortikultura Aspek Budidaya. UI Press ; Jakarta
Blogspot, 2009. Pengertian Benih Menurut Undang-Undang. http://hirupbagja.blogspot.com. Diakses pada tanggal 21 Oktober 2012.
Gradness. 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya. UI Press; Jakarta
Kamil, Jurnalis. 1979. Teknologi Benih I. Angkasa Raya; Padang
Kartasapoetra, Anto G. 1986. Pengelolaan Benih dan Tuntunan Praktikum. Bina Aksara; Jakarta
Pratiwi. 2000. Biologi. Erlangga; Jakarta
Rubenstin, Irwin dkk. 1978. The Plant Seed. Academi Press Inc; USA
Sugito, Yogi. 1994. Dasar-Dasar Agronomi. FP UB; Malang
Soetopo, Lita. 2002. Teknologi Benih. Rajawali Press; Jakarta
Tjitrasam, 1983. Botani Umum I. Angkasa: Bandung.
Tjitrosoepomo, Gembong. 1985. Morfologi Tumbuhan. UGM Press; Yogyakarta
Sutopo, L. 2002. Teknologi Benih. Malang: Fakultas Pertanian UNBRAW .
Wikipedia, 2012. Struktur dan type buah. http//:www.wikipedia.com. Diakses pada tanggal 21 Oktober 2012.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !