Headlines News :
Home » » LAPORAN PEMBIBITAN

LAPORAN PEMBIBITAN

Written By Al Az Ari on Minggu, 03 November 2013 | 23.42


BAB I. PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Pada umumnya, tanaman hortikultura dan tanaman perkebunan adalah jenis tanaman yang dinilai baik bagi para petani untuk dibudidayakan. Selain karena sesuai dengan lahan pertanian dan menjadi komoditas yang banyak tersebar diberbagai wilayah, pergiliran tanaman-tanaman hortikultura dapat dilakukan setiap tahunnya, sesuai permintaan pasar yang seringkali berubah-ubah. Demikian halnya tanaman perkebunan yang dengan sekali penanaman dapat hidup bertahun-tahun sehingga dapat terus memberi penghasilan yang dapat membantu meningkatkan taraf hidup serta kesejahteraan para petani.
Budidaya hortikultura merupakan suatu rangkaian kegiatan pertanian dariawal penanaman hingga penanganan pasca panen. Secara umum budidayahortikultura meliputi: tanaman sayuran (vegetable crops); tanaman buah ( fruit crops);dan tanaman hias (ornamental crops). Kegiatan hortikultura mencakup aspek  produksi dan penanganan pasca panen yaitu: teknologi perbanyakan, penanaman, pemeliharaan, panen serta pasca panen. Luas lahan pertanian untuk lahan tanamanhortikultura di dunia adalah sangat kecil bila dibandingkan dengan luas lahantanaman lain seperti serealia (biji-bijian) yaitu kurang dari 10%. Hal tersebutdisebabkan oleh banyak faktor yang menjadi kendala dalam pengembangankomoditas hortikultura yaitu: 1) lemahnya modal usaha, 2) rendahnya pengetahuan,3) harga produk hortikultura sangat berfluktuasi, sehingga resiko besar, 4) umumnya prasarana transportasi kurang mendukung, 5) belum berkembangnya agroindustriyang memanfaatkan hasil tanaman hortikultura sebagai bahan baku. Sistem produksitanaman hortikultura dapat dikelompokkan atas tujuh sistem produksi. Ketujuh sistem produksi tersebut dari sistem yang hampir tanpa pengelolaan sampai sistem dikeloladengan intensif, masih terdapat di Indonesia, yang meliputi: sistem pekarangan,sistem agroforesty, sistem monokultur skala kecil, sistem tumpang sari, sistem perkebunan, sistem produksi hortikultura semusim, sistem produksi intensif, dansistem produksi hortikultura organik.
1.2. Tujuan dan Kegunaan
    Tujuan dari praktikum pembibitan yaitu agar mahasiswa dapat mengetahui cara pembibitan tanaman hortikultura seperti cabai, tomat dan bayam.
    Adapun kegunaan dari praktikum ini yaitu sebagai bahan ajar mahasiswa agar mereka tahu bagamana cara pembibitan yang baik.

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pembibitan
2.1.1. Cabai
Cabai atau cabai merah atau chili (bahasa Ambon) adalah buah dan tumbuhan anggota genus Capsicum. Buahnya dapat digolongkan sebagaisayuran maupun bumbu, tergantung bagaimana digunakan. Sebagai bumbu, buah cabai yang pedas sangat populer di Asia Tenggara sebagai penguat rasa makanan. Bagi seni masakan Padang, cabai bahkan dianggap sebagai "bahan makanan pokok" ke sepuluh (alih-alih sembilan). Sangat sulit bagi masakan Padang dibuat tanpa cabai.
Budidaya Cabai merupakan pilihan agribisnis bernilai ekonomis tinggi, untuk itu cara menanam cabai yang tepat, baik cara pengendalian hama penyakit maupun teknik budidaya cabe sangat menentukan keberhasilan budidaya.
2.1.2. Tomat
Tomat (Lycopersicon esculentum L.) merupakan tanaman asli dari Amerika Tengah dan Selatan. Tanaman ini bisa tumbuh optimal pada kisaran suhu 20-27oC dengan curah hujan sekitar 750-1250 mg per tahun. Budidaya tomat bisa dilakukan baik di dataran rendah maupun dataran tinggi, tergantung dari varietasnya.



Adapun teknik budidaya tomat menurut Budi (2010) adalah
1. Persyaratan Benih
Kriteria-kriteria teknis untuk seleksi biji/benih tanaman tomat adalah:a) Pilih biji yang utuh, tidak cacat atau luka, karena biji yang cacat biasanya sulit tumbuh, b) Pilih biji yang sehat, artinya biji tidak menunjukkan adanya serangan hama atau penyakit.c) Benih atau biji bersih dari kotoran.d) Pilih benih atau biji yang tidak keriput.
 2. Penyiapan Benih
Pengadaan benih tomat dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu dengan cara membeli benih yang telah siap tanam atau dengan membuat benih sendiri. Apabila pengadaan benih dilakukan dengan membeli, hendaknya membeli pada toko pertanian yang terpercaya menyediakan benih-benih yang bermutu baik dan telah bersertifikat.
 3. Teknik Penyemaian Benih
     Benih atau biji-biji tomat yang telah terpilih sebelum disemaikan didesinfektan. Caranya, dengan merendam benih kedalan larutan fungisida agar mikroorganisme yang dapat menimbulkan penyakit mati. Ada beberapa cara menyemai pada bedeng persemaian. Cara pertama, benih tomat ditaburkan merata pada permukaan bedeng, kemudian ditutup tanah tipis-tipis. Bedeng dibuat guritan sedalam 1 cm dengan jarak antar guritan 5 cm, lalu biji ditaburkan kedalan guritan secara merata dan tidak saling tumpuk, kemudian ditutup kembali dengan tanah tipis-tipis. Cara kedua, dengan menanamkan benih pada lubang-lubang tanam yang dibuat dengan jarak 5 cm dan kedalaman lubang tanam sekitar 1 cm. Dalam satu lubang tanam dapat diisikan 1 atau 2 benih, kemudian ditutup tanah tipis-tipis. Cara ketiga, penyemaian dapat langsung dilakukan pada kantong-kantong polybag yang telah diisi media tanam berupa tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1. Setiap kantong polybag diisi satu benih saja dan tanamkan benih dengan kedalaman sekitar 1 cm. Setelah biji ditanam, media semai sebaiknya dibasahi dengan air.
 4.  Pemeliharaan Pembibitan/Penyemaian
Selama awal pertumbuhan, pemeliharaan bibit tanaman di persemaian harus dilakukan secara intensif dengan pengawasan kontinyu. Pemeliharaan bibit meliputi kegiatan-kegiatan:
1. Penyiraman dan penyiangan
Penyiraman dilakukan sejak benih ditaburkan ke bedeng pesemaian sampai tanaman siap dipindah ke kebun. Penyiraman dilakukan 2 kali sehari, yaitu pagi dan sore hari. Penyiraman sebaiknya dilakukan dengan menggunakan alat/gembor yang memiliki lubang halus, agar tidak merusak bibit tanaman yang sudah atau baru tumbuh.Penyiangan dapat dilakukan dengan cara langsung mencabuti tanaman pengganggu tanpa peralatan. Penyiangan sebaiknya dilakukan seperlunya saja dengan melihat keadaan tanaman.
 2.  Pemupukan pencegahan hama penyakit
Pada media persemaian selain diberikan pupuk kandang, sebaiknya juga diberikan pupuk kimia NPK secukupnya sebagai pupuk tambahan yang diberikan setelah benih tumbuh menjadi bibit.Hama yang umumnya menyerang benih atau bibit di pesemaian berasal dari golongan serangga, seperti semut dan golongan nematoda, seperti cacing tanah. Penyakit yang sering menyerang dari golongan cendawan. Untuk mencegah berkembangnya hama dan penyakit dapat dilakukan sterilisasi tanah. Untuk memberantas hama dan penyakit yang menyerang dapat disemprotkan obat-obatan. Insektisida untuk memberantas hama dari golongan serangga dan fungisida untuk memberantas penyakit yang disebabkan oleh golongan jamur. Nama-nama formulasi yang dapat digunakan antara lain Furadan 3 g, Dithane Hostathion dan Antracol.
2.1.3. Bayam
 Bayam (Amaranthus spp. L) termasuk jenis sayuran daun yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat karena sayuran ini banyak mengadung vitamin dan mineral.  Ada tiga jenis bayam yang biasanya ditanami petani yaitu (1) Amaranthus tricolor, (2) Amaranthus dubius dan (3) Amaranthus cruentus. Amaranthus tricolor termasuk jenis bayam cabut berbatang merah (bayam merah) atau hijau keputih-putihan.  Amaranthus dubius termasuk jenis bayam petik yang tumbuhnya tegak dan berdaun lebar. Daunnya berwarna hijau tua dan ada pula berwarna kemerah-merahan. Amaranthus cruentus termasuk jenis bayam cabut dan juga bisa dipetik. Jenis bayam ini tumbuh tegak, berdaun besar berwarna hijau keabu-abuan (Murniati. 2002) .
Bercocok tanam bayam biasanya melalui biji. Biji bayam yang telah berumur 3 bulan sudah cukup tua untuk dijadikan benih. Benih bayam yang cukup tua daya kecambahnya cepat dan dapat disimpan sampai satu tahun. Biji bayam tidak memiliki masa dormansi. Kebutuhan per hektar 5-10 kg benih atau 0,5 – 1 gram tiap m. Tanah yang gembur dan subur dengan kisaran pH 6-7 merupakan media tumbuh yang baik untuk menanam bayam. Tanaman ini dapat tumbuh sepanjang tahun dan toleran sampai pada ketinggian 1000 m dpl. Waktu tanam yang terbaik pada awal musim hujan dan awal musim kemarau (Murniati. 2002).
Usaha sayuran bayam tidah hanya di kebun, tetapi dapat pula di pekarangan rumah.  Bila lahan pekarangan luas, bayam dapat ditanam langsung pada bedengan. Bila lahan pekarangan sempit bayam dapat ditanam menggunakan pot, polibag atau rak bertingkat (vertikultur) (Murniati. 2002).
Varietas yang dianjurkan adalah Giti Hijau, Giti Merah, Kakap Hijau, Bangkok dan Cimangkok. Namun yang tersedia di tempat penjualan be nih adalah varietas Bisi dan Maestro. Daya tumbuhnya lebih dari 90 %, vigor murni, bersih dan sehat ( Murniati. 2002).
Dalam proses pengolahan tanah dalam melakukan pertanaman diawali dengan tanah dicangkul sedalam 20 – 30 cm supaya gembur. Setelah itu, bedengan dibuat dengan ketinggian sekitar 20-30 cm, lebar sekitar 1 m, dan panjang tergantung ukuran/bentuk lahan. Jarak antar bedengan sekitar 40 cm atau disesuaikan dengan keadaan tanah. Setelah tanah diratakan, permukaan bedengan diberi pupuk kandang yang sudah matang, dengan dosis 100 kg/100 m². Semprot larutan pupuk cair Bioboost/EM4 (10 ml/1 liter air) pada permukaan bedengan, kemudian permukaan bedengan ditutup dengan tanah. Biarkan selama 3 hari dan bedengan siap untuk ditanami. Sebelum dilakukan penanaman, bedeng disiram lebih dahulu untuk memudahkan penanaman. Penanaman dapat dilakukan dengan tiga  cara :a)  Cara menyebar langsung pada bedengan.  Cara  ini di gunakan untuk
menanam bayam cabut.  b)   Biji bayam disebar pada larikan/barisan dengan jarak antar barisan 10–15 cm. Kemudian larikan ditutup dengan lapisan tanah tipis.
c) Melalui persemaian (Nurwardani, P. 2008).
Pot/polibag dan rak vertikultur adalah wadah tanam yang digunakan sebagai suatu model budidaya sayuran pada lahan pekarangan yang sempit. Pot atau polibag yang berukuran 30x30 cm dapat digunakan untuk menanam bayam. Pot atau polibag harus dilubangi 4-5 lubang dibagian bawah sisi kiri dan kanan wadah untuk membuang air berkelebihan (Nurwardani, P. 2008). 
Rak vertikultur adalah wadah tanam yang terbuat dari kayu dan talang paralon. Rak bisa dibuat sampai 4 tingkatan dengan tinggi 1,25 m dan panjang 80 cm. Sedangkan panjang talang 1 m dan lebar talang 12 cm. Dasar talang di lubangi 4-5 lubang untuk pembuangan air berkelebihan supaya tidak tergenang. Selanjutnya rak ini akan diisi dengan media tanam.  Media tanam yang digunakan berupa campuran tanah dan pupuk kandang atau kompos (Nurwardani, P. 2008).
Sebelum dilakukan penanaman, pot/polibag dan rak vertikultur disiram lebih dahulu untuk memudahkan penanaman. Penanaman di pot atau     polibag dilakukan dengan cara sebar langsung. Sedangkan penanaman didalam rak vertikultur bisa dengan cara sebar langsung (Nurwardani, P. 2008).
Tanaman perlu diperhatikan dan dirawat secara rutin. Penyiraman dilakukan pagi dan sore hari. Pupuk susulan pertama setelah  tanaman berumur 4 hst dengan cara semprot larutan pupuk cair Bioboost/EM4 (10 ml/1 liter air) pada tanaman. Pupuk susulan kedua dan ketiga setelah tanaman berumur  11 hst dan 17 hst. Cara memupuk dan dosis pupuk sama seperti pemupukan susulan pertama. Pupuk organic cair Landeto (pupuk daun) atau Hantu juga dapat diberikan pada tanaman sebagai pupuk tambahan dengan dosis 2 tutup botol/10 liter air. Larutan pupuk ini disemprot pada tanaman dengan waktu pemberian setelah tanaman berumur 7 hst dan 14 hst.  Penyiangan dapat dilakukan jika tumbuh gulma terutama untuk pertanaman bayam cabut. Jika ada serangan hama dan penyakit, segera ditanggulangi secara mekanis disemprot dengan fungisida dan insektisida nabati (Nurwardani, P. 2008).
Bayam cabut dapat dipanen bila umur tanaman antara 3 – 4 minggu setelah tanaman tumbuh dengan tinggi sekitar 20 cm. Cara panen ialah dicabut dengan akarnya atau dengan cara memotong pada bagian pangkal sekitar 2 cm di atas permukaan tanah. Bayam petik mulai dipanen bila umur tanaman antara 1 – 1,5 bulan dengan interval pemetikan seminggu sekali. (Nurwardani, P. 2008).
2.1.4. Pak Choy
Pakcoy (Brassica rapa L.) adalah jenis tanaman sayur-sayuran yang termasuk keluarga Brassicaceae. Tumbuhan pakcoy berasal dari China dan telah dibudidayakan setelah abad ke-5 secara luas di China selatan dan China pusat serta Taiwan. Saat ini pakcoy dikembangkan secara luas di Filipina dan Malaysia, di Indonesia dan Thailand(Yongiandre, 2011).
Adapun klasifikasi tanaman sawi pakcoy adalah sebagai berikut :
Kingdom     : Plantae
Divisio     : Spermatophyta
Kelas         : Dicotyledonae
Ordo         : Rhoeadales
Famili         : Brassicaceae
Genus         : Brassica
Spesies     : Brassica rapa L
Tanaman pakcoy merupakan salah satu sayuran penting di Asia, atau khususnya di China. Daun pakcoy bertangkai, berbentuk oval, berwarna hijau tua, dan mengkilat, tidak membentuk kepala, tumbuh agak tegak atau setengah mendatar, tersusun dalam spiral rapat, melekat pada batang yang tertekan. Tangkai daun, berwarna putih atau hijau muda, gemuk dan berdaging, tanaman mencapai tinggi 15–30 cm. Keragaman morfologis dan periode kematangan cukup besar pada berbagai varietas dalam kelompok ini. Terdapat bentuk daun berwarna hijau pudar dan ungu yang berbeda. Lebih lanjut dinyatakan pakcoy kurang peka terhadap suhu ketimbang sawi putih, sehingga tanaman ini memiliki daya adaptasi lebih luas. Vernalisasi minimum diperlukan untuk bolting. Bunga berwarna kuning pucat (Murniati. 2002).
Pakcoy ditanam dengan benih langsung atau dipindah tanam dengan kerapatan tinggi; yaitu sekitar 20– 25 tanaman/m2, dan bagi kultivar kerdil ditanam dua kali lebih rapat. Kultivar genjah dipanen umur 40-50 hari, dan kultivar lain memerlukan waktu hingga 80 hari setelah tanam. Pakcoy memiliki umur pasca panen singkat, tetapi kualitas produk dapat dipertahankan selama 10 hari, pada suhu 0. Media tanam adalah tanah yang cocok untuk ditanami sawi adalah tanah gembur, banyak mengandung humus, subur, serta pembuangan airnya baik. Derajat kemasaman (pH) tanah yang optimum untuk pertumbuhannya adalah antara pH 5 sampai pH 7 (Murniati. 2002)

2.2. Manfaat Pembibitan
Sasaran utama pembibitan adalah menyediakan bahan tanaman (bibit) yang bermutu baik dengan biaya yang wajar, sehingga dapat mendukung program penanaman yang tepat di lapangan. Kegiatan pembibitan juga akan menentukan kualitas, kuantitas, sebaran waktu, dan volume kegiatan pada tahapan proses kegiatan penanaman dan pasca penanaman di lapangan (Murniati. 2002).
2.3. Tujuan Pembibitan
Tujuan pembibitan adalah untuk memperoleh bahan tanaman yangpertumbuhannya baik, seragam, dan untuk mempersiapkan bahan tanam untukpenyulaman. Bila bibit tanaman yang ditanam di lapangan merupakan bibit yang telahterseleksi maka diharapkan pertumbuhan dan perkembangan tanaman pada masavegetatif dan generatif akan lebih baik (Anonim, 2013)



BAB III. METODE DAN PERCOBAAN
3.1. Tempat dan Waktu
Praktikum Pembibitan ini dilaksanakan di Green House Budidaya Pertanian, Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar pada hari Rabu, 21 Oktober 2013, pukul 15.30 WITA -  selesai.
3.2. Bahan dan alat
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu benih tomat, cabai , bayam, pakcoy, air, tanah dan arang sekam. Sedangkan alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu wadah tanam berupa talang ukuran 30 cm x 50 cm
3.3. Prosedur Percobaan
Adapun prosedur kerja dari praktikum ini adalah sebagai berikut :
1.    Menyiapkan benih yang akan dibibitkan seperti benih tomat, cabai, bayam, pakcoy serta wadah pembenihan berupa talang.
2.    Mengisi talang pertama untuk pembibitan hidroponik dengan arang sekam, talang kedua diisi dengan tanah yang dicampurkan dengan arang sekam untuk pembibitan pak coy untuk talang kedua dan ketiga diisi dengan tanah untuk pembibitan cabai dan tomat.

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Dari praktikum Tabulampot yang telah dilakukan maka di peroleh hasil sebagai berikut :

BAB I. PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Pada umumnya, tanaman hortikultura dan tanaman perkebunan adalah jenis tanaman yang dinilai baik bagi para petani untuk dibudidayakan. Selain karena sesuai dengan lahan pertanian dan menjadi komoditas yang banyak tersebar diberbagai wilayah, pergiliran tanaman-tanaman hortikultura dapat dilakukan setiap tahunnya, sesuai permintaan pasar yang seringkali berubah-ubah. Demikian halnya tanaman perkebunan yang dengan sekali penanaman dapat hidup bertahun-tahun sehingga dapat terus memberi penghasilan yang dapat membantu meningkatkan taraf hidup serta kesejahteraan para petani.
Budidaya hortikultura merupakan suatu rangkaian kegiatan pertanian dariawal penanaman hingga penanganan pasca panen. Secara umum budidayahortikultura meliputi: tanaman sayuran (vegetable crops); tanaman buah ( fruit crops);dan tanaman hias (ornamental crops). Kegiatan hortikultura mencakup aspek  produksi dan penanganan pasca panen yaitu: teknologi perbanyakan, penanaman, pemeliharaan, panen serta pasca panen. Luas lahan pertanian untuk lahan tanamanhortikultura di dunia adalah sangat kecil bila dibandingkan dengan luas lahantanaman lain seperti serealia (biji-bijian) yaitu kurang dari 10%. Hal tersebutdisebabkan oleh banyak faktor yang menjadi kendala dalam pengembangankomoditas hortikultura yaitu: 1) lemahnya modal usaha, 2) rendahnya pengetahuan,3) harga produk hortikultura sangat berfluktuasi, sehingga resiko besar, 4) umumnya prasarana transportasi kurang mendukung, 5) belum berkembangnya agroindustriyang memanfaatkan hasil tanaman hortikultura sebagai bahan baku. Sistem produksitanaman hortikultura dapat dikelompokkan atas tujuh sistem produksi. Ketujuh sistem produksi tersebut dari sistem yang hampir tanpa pengelolaan sampai sistem dikeloladengan intensif, masih terdapat di Indonesia, yang meliputi: sistem pekarangan,sistem agroforesty, sistem monokultur skala kecil, sistem tumpang sari, sistem perkebunan, sistem produksi hortikultura semusim, sistem produksi intensif, dansistem produksi hortikultura organik.
1.2. Tujuan dan Kegunaan
    Tujuan dari praktikum pembibitan yaitu agar mahasiswa dapat mengetahui cara pembibitan tanaman hortikultura seperti cabai, tomat dan bayam.
    Adapun kegunaan dari praktikum ini yaitu sebagai bahan ajar mahasiswa agar mereka tahu bagamana cara pembibitan yang baik.

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pembibitan
2.1.1. Cabai
Cabai atau cabai merah atau chili (bahasa Ambon) adalah buah dan tumbuhan anggota genus Capsicum. Buahnya dapat digolongkan sebagaisayuran maupun bumbu, tergantung bagaimana digunakan. Sebagai bumbu, buah cabai yang pedas sangat populer di Asia Tenggara sebagai penguat rasa makanan. Bagi seni masakan Padang, cabai bahkan dianggap sebagai "bahan makanan pokok" ke sepuluh (alih-alih sembilan). Sangat sulit bagi masakan Padang dibuat tanpa cabai.
Budidaya Cabai merupakan pilihan agribisnis bernilai ekonomis tinggi, untuk itu cara menanam cabai yang tepat, baik cara pengendalian hama penyakit maupun teknik budidaya cabe sangat menentukan keberhasilan budidaya.
2.1.2. Tomat
Tomat (Lycopersicon esculentum L.) merupakan tanaman asli dari Amerika Tengah dan Selatan. Tanaman ini bisa tumbuh optimal pada kisaran suhu 20-27oC dengan curah hujan sekitar 750-1250 mg per tahun. Budidaya tomat bisa dilakukan baik di dataran rendah maupun dataran tinggi, tergantung dari varietasnya.



Adapun teknik budidaya tomat menurut Budi (2010) adalah
1. Persyaratan Benih
Kriteria-kriteria teknis untuk seleksi biji/benih tanaman tomat adalah:a) Pilih biji yang utuh, tidak cacat atau luka, karena biji yang cacat biasanya sulit tumbuh, b) Pilih biji yang sehat, artinya biji tidak menunjukkan adanya serangan hama atau penyakit.c) Benih atau biji bersih dari kotoran.d) Pilih benih atau biji yang tidak keriput.
 2. Penyiapan Benih
Pengadaan benih tomat dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu dengan cara membeli benih yang telah siap tanam atau dengan membuat benih sendiri. Apabila pengadaan benih dilakukan dengan membeli, hendaknya membeli pada toko pertanian yang terpercaya menyediakan benih-benih yang bermutu baik dan telah bersertifikat.
 3. Teknik Penyemaian Benih
     Benih atau biji-biji tomat yang telah terpilih sebelum disemaikan didesinfektan. Caranya, dengan merendam benih kedalan larutan fungisida agar mikroorganisme yang dapat menimbulkan penyakit mati. Ada beberapa cara menyemai pada bedeng persemaian. Cara pertama, benih tomat ditaburkan merata pada permukaan bedeng, kemudian ditutup tanah tipis-tipis. Bedeng dibuat guritan sedalam 1 cm dengan jarak antar guritan 5 cm, lalu biji ditaburkan kedalan guritan secara merata dan tidak saling tumpuk, kemudian ditutup kembali dengan tanah tipis-tipis. Cara kedua, dengan menanamkan benih pada lubang-lubang tanam yang dibuat dengan jarak 5 cm dan kedalaman lubang tanam sekitar 1 cm. Dalam satu lubang tanam dapat diisikan 1 atau 2 benih, kemudian ditutup tanah tipis-tipis. Cara ketiga, penyemaian dapat langsung dilakukan pada kantong-kantong polybag yang telah diisi media tanam berupa tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1. Setiap kantong polybag diisi satu benih saja dan tanamkan benih dengan kedalaman sekitar 1 cm. Setelah biji ditanam, media semai sebaiknya dibasahi dengan air.
 4.  Pemeliharaan Pembibitan/Penyemaian
Selama awal pertumbuhan, pemeliharaan bibit tanaman di persemaian harus dilakukan secara intensif dengan pengawasan kontinyu. Pemeliharaan bibit meliputi kegiatan-kegiatan:
1. Penyiraman dan penyiangan
Penyiraman dilakukan sejak benih ditaburkan ke bedeng pesemaian sampai tanaman siap dipindah ke kebun. Penyiraman dilakukan 2 kali sehari, yaitu pagi dan sore hari. Penyiraman sebaiknya dilakukan dengan menggunakan alat/gembor yang memiliki lubang halus, agar tidak merusak bibit tanaman yang sudah atau baru tumbuh.Penyiangan dapat dilakukan dengan cara langsung mencabuti tanaman pengganggu tanpa peralatan. Penyiangan sebaiknya dilakukan seperlunya saja dengan melihat keadaan tanaman.
 2.  Pemupukan pencegahan hama penyakit
Pada media persemaian selain diberikan pupuk kandang, sebaiknya juga diberikan pupuk kimia NPK secukupnya sebagai pupuk tambahan yang diberikan setelah benih tumbuh menjadi bibit.Hama yang umumnya menyerang benih atau bibit di pesemaian berasal dari golongan serangga, seperti semut dan golongan nematoda, seperti cacing tanah. Penyakit yang sering menyerang dari golongan cendawan. Untuk mencegah berkembangnya hama dan penyakit dapat dilakukan sterilisasi tanah. Untuk memberantas hama dan penyakit yang menyerang dapat disemprotkan obat-obatan. Insektisida untuk memberantas hama dari golongan serangga dan fungisida untuk memberantas penyakit yang disebabkan oleh golongan jamur. Nama-nama formulasi yang dapat digunakan antara lain Furadan 3 g, Dithane Hostathion dan Antracol.
2.1.3. Bayam
 Bayam (Amaranthus spp. L) termasuk jenis sayuran daun yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat karena sayuran ini banyak mengadung vitamin dan mineral.  Ada tiga jenis bayam yang biasanya ditanami petani yaitu (1) Amaranthus tricolor, (2) Amaranthus dubius dan (3) Amaranthus cruentus. Amaranthus tricolor termasuk jenis bayam cabut berbatang merah (bayam merah) atau hijau keputih-putihan.  Amaranthus dubius termasuk jenis bayam petik yang tumbuhnya tegak dan berdaun lebar. Daunnya berwarna hijau tua dan ada pula berwarna kemerah-merahan. Amaranthus cruentus termasuk jenis bayam cabut dan juga bisa dipetik. Jenis bayam ini tumbuh tegak, berdaun besar berwarna hijau keabu-abuan (Murniati. 2002) .
Bercocok tanam bayam biasanya melalui biji. Biji bayam yang telah berumur 3 bulan sudah cukup tua untuk dijadikan benih. Benih bayam yang cukup tua daya kecambahnya cepat dan dapat disimpan sampai satu tahun. Biji bayam tidak memiliki masa dormansi. Kebutuhan per hektar 5-10 kg benih atau 0,5 – 1 gram tiap m. Tanah yang gembur dan subur dengan kisaran pH 6-7 merupakan media tumbuh yang baik untuk menanam bayam. Tanaman ini dapat tumbuh sepanjang tahun dan toleran sampai pada ketinggian 1000 m dpl. Waktu tanam yang terbaik pada awal musim hujan dan awal musim kemarau (Murniati. 2002).
Usaha sayuran bayam tidah hanya di kebun, tetapi dapat pula di pekarangan rumah.  Bila lahan pekarangan luas, bayam dapat ditanam langsung pada bedengan. Bila lahan pekarangan sempit bayam dapat ditanam menggunakan pot, polibag atau rak bertingkat (vertikultur) (Murniati. 2002).
Varietas yang dianjurkan adalah Giti Hijau, Giti Merah, Kakap Hijau, Bangkok dan Cimangkok. Namun yang tersedia di tempat penjualan be nih adalah varietas Bisi dan Maestro. Daya tumbuhnya lebih dari 90 %, vigor murni, bersih dan sehat ( Murniati. 2002).
Dalam proses pengolahan tanah dalam melakukan pertanaman diawali dengan tanah dicangkul sedalam 20 – 30 cm supaya gembur. Setelah itu, bedengan dibuat dengan ketinggian sekitar 20-30 cm, lebar sekitar 1 m, dan panjang tergantung ukuran/bentuk lahan. Jarak antar bedengan sekitar 40 cm atau disesuaikan dengan keadaan tanah. Setelah tanah diratakan, permukaan bedengan diberi pupuk kandang yang sudah matang, dengan dosis 100 kg/100 m². Semprot larutan pupuk cair Bioboost/EM4 (10 ml/1 liter air) pada permukaan bedengan, kemudian permukaan bedengan ditutup dengan tanah. Biarkan selama 3 hari dan bedengan siap untuk ditanami. Sebelum dilakukan penanaman, bedeng disiram lebih dahulu untuk memudahkan penanaman. Penanaman dapat dilakukan dengan tiga  cara :a)  Cara menyebar langsung pada bedengan.  Cara  ini di gunakan untuk
menanam bayam cabut.  b)   Biji bayam disebar pada larikan/barisan dengan jarak antar barisan 10–15 cm. Kemudian larikan ditutup dengan lapisan tanah tipis.
c) Melalui persemaian (Nurwardani, P. 2008).
Pot/polibag dan rak vertikultur adalah wadah tanam yang digunakan sebagai suatu model budidaya sayuran pada lahan pekarangan yang sempit. Pot atau polibag yang berukuran 30x30 cm dapat digunakan untuk menanam bayam. Pot atau polibag harus dilubangi 4-5 lubang dibagian bawah sisi kiri dan kanan wadah untuk membuang air berkelebihan (Nurwardani, P. 2008). 
Rak vertikultur adalah wadah tanam yang terbuat dari kayu dan talang paralon. Rak bisa dibuat sampai 4 tingkatan dengan tinggi 1,25 m dan panjang 80 cm. Sedangkan panjang talang 1 m dan lebar talang 12 cm. Dasar talang di lubangi 4-5 lubang untuk pembuangan air berkelebihan supaya tidak tergenang. Selanjutnya rak ini akan diisi dengan media tanam.  Media tanam yang digunakan berupa campuran tanah dan pupuk kandang atau kompos (Nurwardani, P. 2008).
Sebelum dilakukan penanaman, pot/polibag dan rak vertikultur disiram lebih dahulu untuk memudahkan penanaman. Penanaman di pot atau     polibag dilakukan dengan cara sebar langsung. Sedangkan penanaman didalam rak vertikultur bisa dengan cara sebar langsung (Nurwardani, P. 2008).
Tanaman perlu diperhatikan dan dirawat secara rutin. Penyiraman dilakukan pagi dan sore hari. Pupuk susulan pertama setelah  tanaman berumur 4 hst dengan cara semprot larutan pupuk cair Bioboost/EM4 (10 ml/1 liter air) pada tanaman. Pupuk susulan kedua dan ketiga setelah tanaman berumur  11 hst dan 17 hst. Cara memupuk dan dosis pupuk sama seperti pemupukan susulan pertama. Pupuk organic cair Landeto (pupuk daun) atau Hantu juga dapat diberikan pada tanaman sebagai pupuk tambahan dengan dosis 2 tutup botol/10 liter air. Larutan pupuk ini disemprot pada tanaman dengan waktu pemberian setelah tanaman berumur 7 hst dan 14 hst.  Penyiangan dapat dilakukan jika tumbuh gulma terutama untuk pertanaman bayam cabut. Jika ada serangan hama dan penyakit, segera ditanggulangi secara mekanis disemprot dengan fungisida dan insektisida nabati (Nurwardani, P. 2008).
Bayam cabut dapat dipanen bila umur tanaman antara 3 – 4 minggu setelah tanaman tumbuh dengan tinggi sekitar 20 cm. Cara panen ialah dicabut dengan akarnya atau dengan cara memotong pada bagian pangkal sekitar 2 cm di atas permukaan tanah. Bayam petik mulai dipanen bila umur tanaman antara 1 – 1,5 bulan dengan interval pemetikan seminggu sekali. (Nurwardani, P. 2008).
2.1.4. Pak Choy
Pakcoy (Brassica rapa L.) adalah jenis tanaman sayur-sayuran yang termasuk keluarga Brassicaceae. Tumbuhan pakcoy berasal dari China dan telah dibudidayakan setelah abad ke-5 secara luas di China selatan dan China pusat serta Taiwan. Saat ini pakcoy dikembangkan secara luas di Filipina dan Malaysia, di Indonesia dan Thailand(Yongiandre, 2011).
Adapun klasifikasi tanaman sawi pakcoy adalah sebagai berikut :
Kingdom     : Plantae
Divisio     : Spermatophyta
Kelas         : Dicotyledonae
Ordo         : Rhoeadales
Famili         : Brassicaceae
Genus         : Brassica
Spesies     : Brassica rapa L
Tanaman pakcoy merupakan salah satu sayuran penting di Asia, atau khususnya di China. Daun pakcoy bertangkai, berbentuk oval, berwarna hijau tua, dan mengkilat, tidak membentuk kepala, tumbuh agak tegak atau setengah mendatar, tersusun dalam spiral rapat, melekat pada batang yang tertekan. Tangkai daun, berwarna putih atau hijau muda, gemuk dan berdaging, tanaman mencapai tinggi 15–30 cm. Keragaman morfologis dan periode kematangan cukup besar pada berbagai varietas dalam kelompok ini. Terdapat bentuk daun berwarna hijau pudar dan ungu yang berbeda. Lebih lanjut dinyatakan pakcoy kurang peka terhadap suhu ketimbang sawi putih, sehingga tanaman ini memiliki daya adaptasi lebih luas. Vernalisasi minimum diperlukan untuk bolting. Bunga berwarna kuning pucat (Murniati. 2002).
Pakcoy ditanam dengan benih langsung atau dipindah tanam dengan kerapatan tinggi; yaitu sekitar 20– 25 tanaman/m2, dan bagi kultivar kerdil ditanam dua kali lebih rapat. Kultivar genjah dipanen umur 40-50 hari, dan kultivar lain memerlukan waktu hingga 80 hari setelah tanam. Pakcoy memiliki umur pasca panen singkat, tetapi kualitas produk dapat dipertahankan selama 10 hari, pada suhu 0. Media tanam adalah tanah yang cocok untuk ditanami sawi adalah tanah gembur, banyak mengandung humus, subur, serta pembuangan airnya baik. Derajat kemasaman (pH) tanah yang optimum untuk pertumbuhannya adalah antara pH 5 sampai pH 7 (Murniati. 2002)

2.2. Manfaat Pembibitan
Sasaran utama pembibitan adalah menyediakan bahan tanaman (bibit) yang bermutu baik dengan biaya yang wajar, sehingga dapat mendukung program penanaman yang tepat di lapangan. Kegiatan pembibitan juga akan menentukan kualitas, kuantitas, sebaran waktu, dan volume kegiatan pada tahapan proses kegiatan penanaman dan pasca penanaman di lapangan (Murniati. 2002).
2.3. Tujuan Pembibitan
Tujuan pembibitan adalah untuk memperoleh bahan tanaman yangpertumbuhannya baik, seragam, dan untuk mempersiapkan bahan tanam untukpenyulaman. Bila bibit tanaman yang ditanam di lapangan merupakan bibit yang telahterseleksi maka diharapkan pertumbuhan dan perkembangan tanaman pada masavegetatif dan generatif akan lebih baik (Anonim, 2013)



BAB III. METODE DAN PERCOBAAN
3.1. Tempat dan Waktu
Praktikum Pembibitan ini dilaksanakan di Green House Budidaya Pertanian, Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar pada hari Rabu, 21 Oktober 2013, pukul 15.30 WITA -  selesai.
3.2. Bahan dan alat
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu benih tomat, cabai , bayam, pakcoy, air, tanah dan arang sekam. Sedangkan alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu wadah tanam berupa talang ukuran 30 cm x 50 cm
3.3. Prosedur Percobaan
Adapun prosedur kerja dari praktikum ini adalah sebagai berikut :
1.    Menyiapkan benih yang akan dibibitkan seperti benih tomat, cabai, bayam, pakcoy serta wadah pembenihan berupa talang.
2.    Mengisi talang pertama untuk pembibitan hidroponik dengan arang sekam, talang kedua diisi dengan tanah yang dicampurkan dengan arang sekam untuk pembibitan pak coy untuk talang kedua dan ketiga diisi dengan tanah untuk pembibitan cabai dan tomat.

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Dari praktikum Tabulampot yang telah dilakukan maka di peroleh hasil sebagai berikut :



4.2. PembahasanBerdasarkan dari hasil yang di peroleh maka dapat di uraikan bahwa pada praktikum pembibitan hanya di peroleh 2 benih yang tumbuh yaitu benih tomat dan benih pakcoy, sedangkan benih cabai dan benih bayam tidak tumbuh. Hal ini disebabkan karena benih yang di pilih untuk tanam kurang sehat dan kurangnya pemeliharaan pada benih tersebut, sehingga pertumbuhan tidak di peroleh pada benih cabai dan bayam dan kemungkinan benih-benih tersebut terserang hama dan penyakit.  Hal ini sesuai dengan pendapat (Anonim, 2012)  yaitu Pembibitan cabe biasanya dilakukan untuk mendapatkan bibit yang berkualitas baik dan seragam pertumbuhannya. Biasanya bibit yang ditanam dipilih hanya yang sehat. Sementara itu bibit yang memiliki gejala serangan penyakit atau tumbuh abnormal akan dibuang. Salah satu factor tidak tumbuhnya benih-benih tersebut juga karena sebelum penanaman bibit tidak dilakukan perendaman benih kedalam larutan fungisida, sehingga benih tersebut gampang terserang hama dan pnyakit. Hal ini sesuai dengan pendapat anonim2 yaitu Benih  yang telah terpilih sebelum disemaikan didesinfektan. Caranya, dengan merendam benih kedalan larutan fungisida agar mikroorganisme yang dapat menimbulkan penyakit mati.
    Sedangkan pada benih tomat dan pakcoy di peroleh perumbuhan yang baik yang di karenakan benih yang ditanam sehat dan terhindar dari serangan hama dan penyakit. Hal ini sesuai dengan pendapat (Anonim, 2012) yaitu Pengadaan benih tomat dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu dengan cara membeli benih yang telah siap tanam atau dengan membuat benih sendiri. terpercaya menyediakan benih-benih yang bermutu baik dan telah bersertifikat.
BAB V. PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa :
1)    Pembibitan adalah kegiatan untuk menghasilkan benih tumbuh yang banyak dan baik. Agar benih tumbuhan berkualitas langkah pertama adalah menanam tumbuhan yang sehat. syarat lokasi untuk pembibitan adalah dekat sumber air dan airnya tersedia sepanjang tahun, terutama untuk menghadapi musim kemarau.
2)    Pada praktikum pembibitan hanya diperoleh 2 benih yang tumbuh yaitu benih tomat dan pakcoy sedangkan benih yang tidak tumbuh adalah benih bayam dan cabai. Benih yang tidak tumbuh di karenakan tumbuhnya jamur pada saat pembibitan.
5.2. Saran
    Saran saya pada praktikum ini yaitu sebaiknya praktikan lebih membangun hubungan persaudaraan dengan asisten agar praktikan lebih sering bertanya kepada asisten.

DAFTAR PUSTAKA
Adinugraha, HA, Sugeng P, Toni H. 2007. Teknik Perbanyakan Vegetatif Jenis Tanaman Acacia mangium. Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan.Vol. 5 No. 2, September 2007.
Anonim1. 2012. http://hidupsehati.com/mengenal-teknik-penyiapan-pembibitan .html. Diakses pada tanggal 15 Desember 2013 pukul 19:00 WITA
Anonim2. 2012. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789 /34124/4/ Chapter% 20II.pdf. Diakses pada tanggal 15 Desember 2013 pukul 19:00 WITA
Anonim3. 2012. http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-auliyaadji-5272-3-bab2.pdf. Diakses pada tanggal 15 Desember 2013 pukul 19:00 WITA
Budi, SW.  2010. Petunjuk Praktikum Silvikultur. Departemen Silvikultur Kehutanan Bogor: IPB
Mansur I. 2010. Teknik Silvikultur Untuk Reklamsi Lahan Bekas Tambang. Bogor: SEAMEO BIOTROP. [Tidak dipublikasikan].
Nurwardani, P. 2008. Teknik pembibitan Tanaman dan Produksi Benih. Direktorat Pendidikan Nasional. Jakarta.
Sukandi T, Sumarhani, Murniati. 2002. Informasi Teknis Pola Wanantani. Pusat Litbang Hutan dan Konservasi Alam Badan Litbang Kehutanan.  Bogor
Yongiandre, 2011, tanaman pakcoy. http://digilib.unimed.ac.id/public/UNIMED-Undergraduate-22767-File%206_BAB%20II.pdf. universutas negeri medan. Medan. Diakses pada tanggal 15 Desember 2013 pukul 19:00 WITA
























4.2. Pembahasan
    Berdasarkan dari hasil yang di peroleh maka dapat di uraikan bahwa pada praktikum pembibitan hanya di peroleh 2 benih yang tumbuh yaitu benih tomat dan benih pakcoy, sedangkan benih cabai dan benih bayam tidak tumbuh. Hal ini disebabkan karena benih yang di pilih untuk tanam kurang sehat dan kurangnya pemeliharaan pada benih tersebut, sehingga pertumbuhan tidak di peroleh pada benih cabai dan bayam dan kemungkinan benih-benih tersebut terserang hama dan penyakit.  Hal ini sesuai dengan pendapat (Anonim, 2012)  yaitu Pembibitan cabe biasanya dilakukan untuk mendapatkan bibit yang berkualitas baik dan seragam pertumbuhannya. Biasanya bibit yang ditanam dipilih hanya yang sehat. Sementara itu bibit yang memiliki gejala serangan penyakit atau tumbuh abnormal akan dibuang. Salah satu factor tidak tumbuhnya benih-benih tersebut juga karena sebelum penanaman bibit tidak dilakukan perendaman benih kedalam larutan fungisida, sehingga benih tersebut gampang terserang hama dan pnyakit. Hal ini sesuai dengan pendapat anonim2 yaitu Benih  yang telah terpilih sebelum disemaikan didesinfektan. Caranya, dengan merendam benih kedalan larutan fungisida agar mikroorganisme yang dapat menimbulkan penyakit mati.
    Sedangkan pada benih tomat dan pakcoy di peroleh perumbuhan yang baik yang di karenakan benih yang ditanam sehat dan terhindar dari serangan hama dan penyakit. Hal ini sesuai dengan pendapat (Anonim, 2012) yaitu Pengadaan benih tomat dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu dengan cara membeli benih yang telah siap tanam atau dengan membuat benih sendiri. terpercaya menyediakan benih-benih yang bermutu baik dan telah bersertifikat.
BAB V. PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa :
1)    Pembibitan adalah kegiatan untuk menghasilkan benih tumbuh yang banyak dan baik. Agar benih tumbuhan berkualitas langkah pertama adalah menanam tumbuhan yang sehat. syarat lokasi untuk pembibitan adalah dekat sumber air dan airnya tersedia sepanjang tahun, terutama untuk menghadapi musim kemarau.
2)    Pada praktikum pembibitan hanya diperoleh 2 benih yang tumbuh yaitu benih tomat dan pakcoy sedangkan benih yang tidak tumbuh adalah benih bayam dan cabai. Benih yang tidak tumbuh di karenakan tumbuhnya jamur pada saat pembibitan.
5.2. Saran
    Saran saya pada praktikum ini yaitu sebaiknya praktikan lebih membangun hubungan persaudaraan dengan asisten agar praktikan lebih sering bertanya kepada asisten.

DAFTAR PUSTAKA
Adinugraha, HA, Sugeng P, Toni H. 2007. Teknik Perbanyakan Vegetatif Jenis Tanaman Acacia mangium. Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan.Vol. 5 No. 2, September 2007.
Anonim1. 2012. http://hidupsehati.com/mengenal-teknik-penyiapan-pembibitan .html. Diakses pada tanggal 15 Desember 2013 pukul 19:00 WITA
Anonim2. 2012. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789 /34124/4/ Chapter% 20II.pdf. Diakses pada tanggal 15 Desember 2013 pukul 19:00 WITA
Anonim3. 2012. http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-auliyaadji-5272-3-bab2.pdf. Diakses pada tanggal 15 Desember 2013 pukul 19:00 WITA
Budi, SW.  2010. Petunjuk Praktikum Silvikultur. Departemen Silvikultur Kehutanan Bogor: IPB
Mansur I. 2010. Teknik Silvikultur Untuk Reklamsi Lahan Bekas Tambang. Bogor: SEAMEO BIOTROP. [Tidak dipublikasikan].
Nurwardani, P. 2008. Teknik pembibitan Tanaman dan Produksi Benih. Direktorat Pendidikan Nasional. Jakarta.
Sukandi T, Sumarhani, Murniati. 2002. Informasi Teknis Pola Wanantani. Pusat Litbang Hutan dan Konservasi Alam Badan Litbang Kehutanan.  Bogor
Yongiandre, 2011, tanaman pakcoy. http://digilib.unimed.ac.id/public/UNIMED-Undergraduate-22767-File%206_BAB%20II.pdf. universutas negeri medan. Medan. Diakses pada tanggal 15 Desember 2013 pukul 19:00 WITA

Terimakasih Sobat,, sudah berkunjung, jangan lupa di like yah atau tinggalkan pesan anda di kolom facebook paling bawah.
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

jadilah bagian dari seribu orang yang menyukai blog ini, dengan mengikuti kami di Laman Facebook. Budidaya Pertanian, mengenai kritik dan saran kami sangat mengharapkan demi sempurnanya informasi yang kami sampaikan
 
Support : Facebook: AL AZ ARI/'>Ari Sandria | Agronomi Template
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. AGRONOMI UNHAS - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Mas Template