KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis
panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karuniaNya sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul ”Pupuk
Organik”. Shalawat dan salam penulis haturkan
kepada junjungan kita, Nabi Besar Muhammad SAW beserta keluarga dan para
sahabatnya.
Makalah ini secara umum bertujuan
untuk mengetahui tentang defenisi dari
Kascing itu sendiri sebagai pupuk organic,
pemanfaatan dan pengaplikasiannya pada tanaman, serta cara pembuatan dari pupuk organic dalam hal ini adalah pupuk
kascing (bekas cacing). Pada kesempatan ini,
penyusun juga mengucapkan terima kasih pada dosen pengajar mata kuliah Pupuk
dan Pemupukan, rekan-rekan kuliah dan semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
Makalah ini.
Namun demikian penulis menyadari masih
terdapat kekurangan dalam penulisan makalah ini karena keterbatasan dan kendala
yang dihadapi. Namun diharapkan makalah ini dapat menjadi masukan dan
bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan.
Makassar, April 2013
AL AZ ARI
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR.............................................................................................
DAFTAR
ISI............................................................................................................
BAB
I PENDAHULUAN........................................................................................
1.1 Latar
Belakang.........................................................................................
1.2 Rumusan
Masalah ...................................................................................
1.3 Tujuan......................................................................................................
BAB
II ISI.................................................................................................................
BAB
III KESIMPULAN............................................................................................
DAFTAR
PUSTAKA................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Secara
umum, pupuk didefinisikan
sebagai suatu bahan yang diberikan ke dalam tanah untuk menaikkan produksi
tanaman dalam keadaan lingkungan yang baik. Sering kali kita agak kesulitan
dalam mendefinisikan antara pupuk organik, pupuk hijau, pupuk kompos, pupuk
kandang, pupuk hayati, kascing dan lain sebagainya.
Pupuk
kascing merupakan pupuk yang berasal dari bekas kotoran cacing tanah.
Pupuk kascing adalah bahan organik hasil
kotoran cacing yang bercampur dengan tanah dan bahan organik lainnya. Kascing
merupakan bahan organik yang cukup baik karena dapat memperbaiki sifat fisik,
kimia dan biologi tanah terutama pada tanah-tanah yang kurang subur.
“Kascing” (bekas cacing, yaitu kotoran yang keluar hasil
fermentasi cacing) cukup banyak tersedia di alam.. Kedua sumber bahan organik tersebut dapat
menyuburkan tanah. Namun, anugerah alam
ini masih terabaikan sehingga manfaatnya belum dimaksimalkan masyarakat maupun
petani.
Kascing adalah kotoran hasil fermentasi cacing tanah yang
mengandung unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman dan dapat langsung
dipergunakan. Unsur hara yang terkandung didalam kascing tergolong lengkap baik
hara makro maupun mikro dan tersedia dalam bentuk yang mudah diserap oleh
tanaman (Atiyeh dkk., 2000). Cacing memakan bahan organik mati sisa
tanaman. Bahan organik dan tanah halus
yang dimakan kemudian dikeluarkan sebagai kotoran hasil ekskresi, terjadi
proses fermentasi dan dekomposisi bahan organik didalam perut cacing, yang berupa agregat-agregat berbentuk
granular dan banyak mengandung unsur hara yang siap tersedia bagi tanaman.
Berdasarkan pemaparan diatas, maka Pupuk
Kascing penting untuk dipelajari agar mampu mempertahankan tingkat kesuburan
tanah dengan biaya yang murah, mudah dan dapat meningkatkan sumber pendapatan
dan penghasilan khususnya di sektor pertanian.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang diangkat pada
makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apakah
yang dimaksud dengan pupuk organic kascing?
2.
Bagaimana pemanfaatan dan pengaplikasian pupuk
organic kascing
pada tanaman?
3.
Bagaimana cara membuat pupuk kascing dari cacing?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah
sebagai berikut :
1. Mengetahui
defenisi dari pupuk organic kascing itu
sendiri
2. Mendeskripsikan
manfaat dan pengaplikasian dari pupuk organik kascing
pada tanaman
3. Mengetahui cara membuat pupuk kascing dari cacing
BAB II
ISI
3.1
Defenisi Pupuk Organik Kascing
Kascing adalah merupakan bahan organik
hasil dari kotoran cacing yang bercampur dengan tanah atau bahan organik
lainnya. Pupuk kascing merupakan bahan organik yang cukupbaik karena selain
dapat memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah khususnya pada tanah
yang kurang subur seperti tanah jenis ultisol, juga tidak mempunyai efek
negatif terhadap lingkungan yang terdapat pada daerah sub tropis basah dimana
proses pelapukan sudah lanjut. Kandungan hara dan sifat kimia kascing lebih
beragam dibanding dengan kompos dan pupuk organik lainnya.
Pupuk kascing merupakan bahan organik yang
baik bagi pertumbuhan tanaman secara optimal karena selain dapat memperbaiki
sifat fisik, kimia dan biologi tanah khususnya pada tanah-tanah yang kurang
subur juga tidak memberi efek negatif terhadap lingkungannya.
Pupuk kascing adalah pupuk yang diambil dari media
tempat hidup cacing. Media tempat hidup cacing bermacam-macam di antaranya
sampah organic, serbuk gergaji, kotoran ternak, jerami, dan lain- lain. Kompos
cacing tanah atau terkenal dengan kascing yaitu proses pengomposan yang juga
dapat melibatkan organisme makro seperti cacing tanah. Kerjasama antara cacing
tanah dengan mikroorganisme member dampak proses penguraian yang berjalan
dengan baik. (Sinha, 2009).
Kascing merupakan kotoran cacing yang dapat berguna
untuk pupuk. Kascing ini mengandung partikel- partikel kecil dari bahan organic
yang dimakan cacing dan kemudian dikeluarkan lagi. Kandungan kascing tergantung
pada bahan organic dan jenis cacingnya. Namun umumnya kascing mengandung unsure
hara yang dibutuhkan tanaman seperti nitrogen, fosfor, mineral, dan vitamin.
Karena mengandung unsure hara yang lengkap, apalagi nilai C/N nya kurang dari
20 maka kascing dapat digunakan sebagai pupuk (Simanungkalit et al, 2006).
Kascing merupakan pupuk organic yang melibatkan cacing
tanah dalam proses penguraian atau dekomposisi bahan organic. Cacing membantu
memperlancar proses dekomposisi. Proses pengomposan dengan melibatkan cacing
tanah disebut vermi- composting dan hasilnya disebut kascing (bekas cacing).
Kascing mengandung partikel- partikel dari bahan organic yang dimakan cacing
kemudian dikelarkan dalam bentuk kotoran. Memiliki kadar C/N < 20 sehingga
sesuai digunakan sebagai pupuk.
Kascing adalah kotoran hasil fermentasi cacing tanah yang
mengandung unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman dan dapat langsung
dipergunakan. Unsur hara yang terkandung didalam kascing tergolong lengkap baik
hara makro maupun mikro dan tersedia dalam bentuk yang mudah diserap oleh
tanaman (Atiyeh dkk., 2000). Cacing memakan bahan organik mati sisa
tanaman. Bahan organik dan tanah halus
yang dimakan kemudian dikeluarkan sebagai kotoran hasil ekskresi, terjadi
proses fermentasi dan dekomposisi bahan organik didalam perut cacing, yang berupa agregat-agregat berbentuk
granular dan banyak mengandung unsur hara yang siap tersedia bagi tanaman.
3.2
Manfaat dan
Pengaplikasian Pupuk Organik Kascing pada Tanaman
Pupuk
kascing mengandung unsur hara seperti N, P, K, C a, Mg, S, Fe dan unsur lainnya
yang dibutuhkan oleh tanaman. Palungkun (1999) menyatakan bahwa
komponen-komponen biologis yang terkandung dalam pupuk kascing adalah hormon
pengatur tubuh giberallin, sitokinin dan hormon auksin juga tidak mempunyai efek negatif terhadap lingkungan.
Pupuk kascing
mempunyai pH netral 5 sampai 7.4 dan rata-rata 6.9 komposisi kascing adalah
sebagai berikut:
Tabel 1. Komposisi Komponen-Komponen
Kimia pada Pupuk Kascing. Komponen-komponen kimiawi
|
Komposisi (%)
|
Nitrogen (N)
|
1,1 – 4,0
|
Fosfor (P)
|
0,3 – 3,5
|
Kalium (K)
|
0,2 – 2,1
|
Belerang (S)
|
0,24 – 0,63
|
Magnesium (Mg
|
0,3 – 0,63
|
Besi (Fe
|
0,4 – 1,6
|
Partikel
kascing lebih kecil dari partikel tanah adalah bahan organik yang dapat
mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Partikel kascing lebih kecil dari partikel
tanah yang berukuran 0,002 – 2 mm dan baik untuk pertumbuhan tanaman karena
mempunyai kandungan unsur hara yang tinggi. Menurut Eti Farda Husin (1997)
kotoran cacing tanah lebih banyak mengandung mikro organisme, mineral – mineral
dan bahan organik dalam bentuk tersedia untuk dikonsumsi oleh tanaman dibanding
tanah disekitarnya. Bahan organik kascing termasuk bahan pembenahan tanah yang
berperan secara tidak langsung dalam meningkatkan ketahanan tanah terhadap
proses erosi dan pencucian. Jika status bahan organik tanah diperbaiki, maka
stabilitas tanah akan meningkat sehingga tidak mudah terurai oleh tetetesan air
hujan. Oleh karena itu perlu diupayakan agar pupuk yang diberikan kepada
tanaman dimanfaatkan seoptimal mungkin.
Sebagai contohnya yaitu sebagai berikut :
Dik :
Luas
lahan : 90 m x 100 m = 9000 m2
Kandungan
C - organic tanah alfisol : 2,67 %
Kandungan
C - organic tanah : 1,724
Berat
tanah 1 ha : 2x106/ ha
Dit : berapa banyak pupuk organic yang harus di
tambahkan?
Peny :
X =
2,67 x 1,274 x 2 x 106
X =
4,603 x 2 x 106
X =
9,20 x 106 kg/ha
X =
9200 ton/ha
Untuk luaran 90 m x 100 m
=
(9000 x 9200) / 10000
= 8280 ton/ha
3.3 Pembuatan Pupuk Kascing
Adapun cara
pembuatan dari pupuk kascing dari cacing yaitu :
Tempat yang perlu disiapkan meliputi :
- Kandang ternak, luas disesuaikan
- Tempat penampungan kotoran segar dengan luas 3x3
m (dapat menampung sekitar 3 ton kotoran ternak segar)
- Tempat memproses kotoran menjadi kascing (bak
tempat beternak cacing). Dibuat dari batako atau bata dengan lantai
tanah ukuran 3x3 m, tinggi sekitar 0,5 m sesuai dengan kebutuhan.
- Untuk menghindari semut sebaiknya dikelilingi
dengan saluran air.
Cara pembuatan
Sebagai media digunakan kotoran ternak, seperti
kotoran sapi yang sudah dinginkan minimal selama satu minggu.
Tahap I
- Kotoran sapi dimasukkan dalam bak pembuatan
kascing. Kotoran sapi dicampur dengan limbah pertanian yang sudah
dilayukan dengan perbandingan 80% kotoran sapi dan 20% limbah
tanaman.
- Cacing dimasukkan dalam bak kotoran sapi dan
limbah tanaman pada beberapa tempat (ditengah dan disisi lain).
- Kelembaban media selalu dijaga cukup lembab dan
becek (15-30%). Media yang kering menyebabkan cacing menjadi kurus
dan media yang terlalu basah (becek) menyebakan cacing berwarna pucat.
Tahap II
Pengadukan setiap 10 hari, kemudian di pindahkan ke bak
berikutnya agar bak pertama dapat memproses kascing yang baru.
Setelah kurang lebih 1 bulan, pupuk kascing sudah
dipanen atau digunakan.
3.4. Waktu
penambahan pupuk kascing
Pupuk kascing ditambahkan setelah
penanaman 20 hari setelah waktu tanam, selanjutnya dipupuk lagi setelah hari ke
45 dan dipupuk lagi sebelum tanaman
memproduksi buah. Cara untuk pemberian atau pengaplikasian pupuk kascing pada
tanaman adalah dengan cara membuat tugal di sekeliling tanaman dan di tuangkan
pupuk kascing dan selanjutnya ditutupi dengan tanah.
BAB IV
KESIMPULAN
Berdasarkan
isi dari makalah ini, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa:
1.
Pupuk
kascing merupakan bahan organik yang baik bagi pertumbuhan tanaman secara
optimal karena selain dapat memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah
khususnya pada tanah-tanah yang kurang subur juga tidak memberi efek negatif
terhadap lingkungannya.
2.
Pupuk
kascing mengandung unsur hara seperti N, P, K, C a, Mg, S, Fe dan unsur lainnya
yang dibutuhkan oleh tanaman.
DAFTAR PUSTAKA
Abbas, K, 1991, Pengaruh pemberian bahan organik.
MVA dan pupuk Fosfat terhadap serapan Fosfor oleh tanaman
jagung. Tesis Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor, Bogor, Hal : 30 –
35
Palungkun. 1999. Sukses Beternak Cacing Tanah Lumbricus
rabellus. Penebar Swadaya
Santoso, E.S, Wedati, T., Prihartini dan S. Komaria,
1989. Pengaruh Inokulan VA Mikrorhiza dengan berbagai takaran bahan organik dan
P terhadap tanaman kacang hijau (Vigna radiata) pada tanah Ultisol.
Rangkas Bitung Bogor. Prosiding No. 4/Pen.Tanah/1989 lokal
di Indonesia. Pada
ng
digunakan untuk mengembangkan dan
mengingkatkan
dayasaing agribisnis gandum lokal. Puspita (2009) menjelaskan
bahwa
beberapa strategi yang telah dibuat kemudian dipetakan kedalam
rancangan
arsitektur strategik yang didalamnya terdapat program-program yang
dilakukan
baik secara rutin maupun bertahap yang digunakan untuk mencapai
sasaran.
Beberapa strategi yang dirumuskan diantaranya adalah:
1)
Optimalisasi lahan gandum lokal
2)
Membangun industri berbasis gandum loKkkal
di pedesaan
3)
Penguatan kelembagaan
4)
Melakukan bimbingan, pembinaan dan pendampingan bagi petani
5)
Membentuk kerjasama antara petani dengan industri makanan
6)
Menciptakan sumber permodalan bagi petani
7)
Mengatur ketersediaan benih
8)
Menciptakan varietas gandum baru untuk dataran rendah dan medium
9)
MelakukanBJD soBBBBBBBBJABAJBBBsialisasi dan proBBBBAGAGHHGYGHHGmosi agribisnis
gandum lokal
MHHGFUHG
M
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !