Postingan Berikut ini akan menjelaskan secara rincih tentang Genetika Tanaman, pada mata kuliah ini kita mampu membuat sesuatu yang waa,,, menjadi waoo...
Kalau Durian Berbau Durian yaa,,, hal yang biasa, yang tidak biasa ketika Buah Durian bau Jeruk, mungkin sangat luar biasa. dengan mata kuliah ini kita bisa diperkenalkan dengan nenek moyang kita,Nenek Mendel,dengan Kacang ercisnya, Dan juga selain itu pada mata kuliah ini kita bisa jadi Penghulu, hehehe maksud saya kita bisa mengawinkan atau menyilangkan tanaman. Luar biasa Kan...???. sekedar informasi mata kuliah ini adalah mata kuliah Agronomi yang dikordinatori Oleh Bapak. Dr,Ir.Muh Farid BDR.MP, Adalah master pemuliaan tanaman. buat teman-teman yang ingin rangkuman materi mata kuliah ini silahkan download pada bagian bawah postingan ini..
berikut ini sekilas tentang Genetika Tanaman
Genetika Tanaman
Genetika disebut juga ilmu keturunan, berasal dari kata
genos (bahasa latin), artinya suku bangsa-bangsa atau asal-usul. Secara
“Etimologi”kata genetika berasal dari kata genos dalam bahasa latin, yang
berarti asal mula kejadian. Namun, genetika bukanlah ilmu tentang asal mula
kejadian meskipun pada batas-batas tertentu memang ada kaitannya dengan hal itu
juga. Genitika adalah ilmu yang mempelajari seluk beluk alih informasi hayati
dari generasi kegenerasi. Oleh karena cara berlangsungnya alih informasi hayati
tersebut mendasari adanya perbedaan dan persamaan sifat diantara individu
organisme, maka dengan singkat dapat pula dikatakan bahwa genetika adalah ilmu
tentang pewarisan sifat .Dalam ilmu ini dipelajari bagaimana sifat keturunan
(hereditas) itu diwariskan kepada anak cucu, serta variasi yang mungkin timbul
didalamnya.
Ilmu ini tidak cocok diterjemah dengan ilmu kebakaran,
karena sebagaimana tampak nanti, bahan sifat keturunan itu tidaklah bersifat
baka. Selalu mengalami perubahan, berangsur atau mendadak. Seluruh makluk bumi
mengalami evolusi termasuk manusia. Evolusi itu terjadi karena perubahan bahan
sifat keturunan, dan dilaksanakan oleh seleksi alam.
Genitika perlu dipelajari, agar kita dapat mengetahui
sifat-sifat keturunan kita sendiri serta setiap makhuk hidup yang berada
dilingkungan kita. kita sebagai manusia tidak hidup autonom dan terinsolir dari
makhuk lain sekitar kita tapi kita menjalin ekosistem dengan mereka. karena itu
selain kita harus mengetahui sifat-sifat menurun dalam tubuh kita, juga pada
tumbuhan dan hewan. Lagi pula prinsip-prinsep genetika itu dapat disebut sama
saja bagi seluruh makluk. Karena manusia sulit dipakai sebagai objek atau bahan
percobaan genetis, kita mempelajari hukum-hukumnya lewat sifat menurun yang
terkandung dalam tubuh-tumbuhan dan hewan sekitar. Genetika bisa sebagai ilmu
pengetahuan murni, bisa pula sebagai ilmu pengetahuan terapan. Sebagai ilmu
pengetahuan murni ia harus ditunjang oleh ilmu pengetahuan dasar lain seperti
kimia, fisika dan metematika juga ilmu pengetahuan dasar dalam bidang biologi
sendiri seperti bioselluler, histologi, biokimia, fiosiologi, anatomi,
embriologi, taksonomi dan evolusi. Sebagai ilmu pengetahuan terapan ia
menunjang banyak bidang kegiatan ilmiah dan pelayanan kebutuhan masyarakat.
SEJARAH PERKEMBAGAN
Jauh sebelum genetika dapat dianggap sebagai suatu cabang
ilmu pengetahuan, berbagai kegiatan manusia dalam rangka memenuhi kebutuhan
hidupnya tanpa disadari telah menerapkan prinsip-prinsip genetika. Sebagai
contoh, bangsa Sumeria dan Mesir kuno telah berusaha untuk memperbaiki tanaman
gandum, bangsa Cina mengupayakan sifat-sifat unggul pada tanaman padi, bangsa
Siria menyeleksi tanaman kurma. Demikian pula, di benua Amerika dilakukan
persilangan-persilangan pada gandum dan jagung yang berasal dari rerumputan
liar. Sementara itu, pemuliaan hewan pun telah berlangsung lama; hasilnya
antara lain berupa berbagai hewan ternak piaraan yang kita kenal sekarang.
Sejarah perkembangan genetika sebagai ilmu pengetahuan
dimulai menjelang akhir abad ke-19 ketika seorang biarawan Austria bernama
Gregor Johann Mendel berhasil melakukan analisis yang cermat dengan
interpretasi yang tepat atas hasil-hasil percobaan persilangannya pada tanaman
kacang ercis (Pisum sativum). Sebenarnya, Mendel bukanlah orang pertama yang
melakukan percobaan-percobaan persilangan. Akan tetapi, berbeda dengan para
pendahulunya yang melihat setiap individu dengan keseluruhan sifatnya yang
kompleks, Mendel mengamati pola pewarisan sifat demi sifat sehingga menjadi
lebih mudah untuk diikuti. Deduksinya mengenai pola pewarisan sifat ini
kemudian menjadi landasan utama bagi perkembangan genetika sebagai suatu cabang
ilmu pengetahuan, dan Mendel pun diakui sebagai Bapak Genetika. Penjelasan
lebih rinci mengenai percobaan persilangan Mendel akan diberikan pada Bab II.
Karya Mendel tentang pola pewarisan sifat tersebut
dipublikasikan pada tahun 1866 di Proceedings of the Brunn Society for Natural
History. Namun, selama lebih dari 30 tahun tidak pernah ada peneliti lain yang
memperhatikannya. Baru pada tahun 1900 tiga orang ahli botani secara terpisah,
yakni Hugo de Vries di Belanda, Carl Correns di Jerman, dan Eric von
Tschermak-Seysenegg di Austria, melihat bukti kebenaran prinsip-prinsip Mendel
pada penelitian mereka masing-masing. Semenjak
saat itu hingga lebih kurang pertengahan abad ke-20 berbagai percobaan
persilangan atas dasar prinsip-prinsip Mendel sangat mendominasi penelitian di
bidang genetika. Hal ini menandai berlangsungnya suatu era yang dinamakan
genetika klasik.
Selanjutnya, pada awal abad ke-20 ketika biokimia mulai
berkembang sebagai cabang ilmu pengetahuan baru, para ahli genetika tertarik
untuk mengetahui lebih dalam tentang hakekat materi genetik, khususnya mengenai
sifat biokimianya. Pada tahun 1920-an, dan kemudian tahun 1940-an, terungkap
bahwa senyawa kimia materi genetik adalah asam deoksiribonukleat (DNA). Dengan
ditemukannya model struktur molekul DNA pada tahun 1953 oleh J.D. Watson dan
F.H.C. Crick dimulailah era genetika yang baru, yaitu genetika molekuler.
Perkembangan penelitian genetika molekuler terjadi demikian
pesatnya. Jika ilmu pengetahuan pada umumnya mengalami perkembangan dua kali
lipat dalam satu dasawarsa, maka waktu yang dibutuhkan untuk itu (doubling
time) pada genetika molekuler hanyalah dua tahun! Bahkan, perkembangan yang lebih revolusioner
dapat disaksikan semenjak tahun 1970-an, yaitu pada saat dikenalnya teknologi
manipulasi molekul DNA atau teknologi DNA rekombinan atau dengan istilah yang
lebih populer disebut sebagai rekayasa genetika.
Saat ini sudah menjadi berita biasa apabila
organisme-organisme seperti domba, babi, dan kera didapatkan melalui teknik
rekayasa genetika yang disebut kloning. Sementara itu, pada manusia telah
dilakukan pemetaan seluruh genom atau dikenal sebagai projek genom manusia
(human genom project), yang diluncurkan pada tahun 1990 dan sebenarnya
diharapkan selesai pada tahun 2005. Namun, ternyata penyelesaian proyek ini
berjalan dua tahun lebih cepat daripada jadwal yang telah ditentukan.
KONTRIBUSI KE BIDANG-BIDANG LAIN
Sebagai ilmu pengetahuan dasar, genetika dengan
konsep-konsep di dalamnya dapat berinteraksi dengan berbagai bidang lain untuk
memberikan kontribusi terapannya.
1. Pertanian
Di antara kontribusinya pada berbagai bidang, kontribusi
genetika di bidang pertanian, khususnya pemuliaan tanaman dan ternak, boleh
dikatakan paling tua. Persilangan-persilangan konvensional yang dilanjutkan
dengan seleksi untuk merakit bibit unggul, baik tanaman maupun ternak, menjadi
jauh lebih efisien berkat bantuan pengetahuan genetika. Demikian pula,
teknik-teknik khusus pemulian seperti mutasi, kultur jaringan, dan fusi
protoplasma kemajuannya banyak dicapai dengan pengetahuan genetika. Dewasa ini
beberapa produk pertanian, terutama pangan, yang berasal dari organisme hasil
rekayasa genetika atau genetically modified organism (GMO) telah dipasarkan
cukup luas meskipun masih sering mengundang kontroversi tentang keamanan.
Contoh lain dari perkembangan ilmu genetika dibidang
pertanian adalah di temukanya cara baru dalam mengatasi serangga hama yaitu
dengan cara perakitan tanaman tahan serangga hama melalui teknik rekayasa
genetik. Salah satu kendala dalam produksi suatu komoditas tanaman di negara
yang beriklim tropis dan lembab adalah serangan organisme pengganggu tumbuhan
(OPT) seperti serangga hama dan patogen tumbuhan. Bahkan pada tanaman tertentu
seperti padi.
Serangga hama masih merupakan kendala utama dan menjadi
masalah serius, misalnya wereng coklat dan peng-gerek batang. Di negara
tertentu se-perti Amerika Serikat (AS), kerugian akibat kerusakan yang
ditimbulkan serangga hama seperti penggerek jagung dan penggerek buah kapas
bisa mencapai jutaan dolar AS. Usaha pengendalian yang biasa dilakukan petani
adalah menggunakan cara bercocok tanam yang tepat yang meliputi penanaman Hak
Cipta 2002, Balitbio varie-tas tahan dan pergiliran tanaman, serta
penyemprotan insektisida.
Di negara maju, seperti AS, untuk menanggulangi OPT dari
jenis serangga hama, petani sudah menggunakan insektida hayati yang berasal
dari bakteri Bacillus thuri-ngiensis (Bt) selama lebih dari 30 tahun. Namun
secara komersial produksi insektisida hayati terbatas dan pengaruh
perlindungannya hanya berumur pendek. Selain pengendalian dengan insektisida,
petani juga menggunakan varietas tahan. Penggunaan varietas tahan merupakan
cara pengendalian serangga hama yang murah dan ramahlingkungan. Perbaikan sifat
tanaman dapat dilakukan melalui modifikasi genetic baik dengan pemuliaan
tanaman secara konvensional maupun dengan bioteknologi khususnya tek-nologi
rekayasa genetik. Kadang-kadang dalam perakitan
varietas tanaman tahan serangga hama, pemulia konvensional
menghadapi suatu kendala yang sulit dipecah-kan, yaitu langkanya atau tidak
ada-nya sumber gen ketahanan di da-lam koleksi plama nutfah. Contoh sumber gen
ketahanan yang langka adalah gen ketahanan terhadap se-rangga hama, misalnya
penggerek batang
padi, penggerek polong ke-delai, hama boleng ubi jalar,
peng-gerek buah kapas (cotton bolworm), dan penggerek jagung (Herman, 1997). Akhir-akhir
ini, ke-sulitan pemulia konvensional terse-but dapat diatasi dengan teknologi
rekayasa genetik melalui tanaman transgenik (Herman, 1996).
Pemulian dan perekayasa genetik mempunyai tujuan yang sama.
Pemulia ta-naman secara konvensional mela-kukan persilangan dan atau seleksi,
sedangkan perekayasa genetik mengembangkan secara terus menerus dan
memanfaatkan teknik isola-si dan transfer gen dari sifat yang di-inginkan.
Melalui rekayasa genetik sudah dihasilkan tanaman transgenic yang memiliki sifat
baru seperti ketahan-an terhadap serangga hama atau herbisida atau peningkatan
kualitas hasil. Tanaman transgenik tahan serangga hama tersebut sudah banyak
ditanam dan dipasarkan di berbagai negara (James, 2002a). Sedangkan di
Indonesia, tanaman transgenik tahan serangga hama baru pada taraf penelitian
perakitannya. Dalam makalah ini akan dijelaskan tentang tanaman transgenic
tahan serangga hama, perkembangan tanaman transgenic secara global, dan status
tanaman transgenik di Indonesia.
2. Kesehatan
Salah satu contoh klasik kontrubusi genetika di bidang
kesehatan adalah diagnosis dan perawatan penyakit fenilketonurani (PKU).
Penyakit ini merupakan penyakit menurun yang disebabkan oleh mutasi gen
pengatur katabolisme fenilalanin sehingga timbunan kelebihan fenilalanin akan
dijumpai di dalam aliran darah sebagai derivat-derivat yang meracuni sistem
syaraaf pusat. Dengan diet fenilalanin yang sangat ketat, bayai tersebut dapat
terhindar dari penyakit PKU meskipun gen mutan penyebabnya sendiri sebenarnya
tidak diperbaiki.
Beberapa penyakit genetika lainnya telah dapat diatasi
dampaknya dengan cara seperti itu. Meskipun demikia, hingga sekarang masih
banyak penyakit yang menjadi tantangan para peneliti dari kalangan kedokteran
dan genetika untuk menanganinya seperti perkembangannya resistensi bakteri
patogen terhadap antibiotok, penyakit-penyakit kanker, dan sindrom hilangnya
kekebalan bawaan atau acquired immunodeficiency syndrome (AIDS).
Contoh lain dari perkembangan ilmu genetika dibidang
kesehatan adalah proyek genom manusia yang dipelopori oleh amerika serikat
dimana proyek ini akan menguraikan 100.000 gen manusia. Diperkirakan pada abad
XXI mendatang akan muncul bidang kedokteran baru yang disebut ilmu kedokteran
prediktif (predictive medicine). Munculnya ilmu kedokteran tersebut di
mungkinkan karena pada abad XXI mendatang, diperkirakan seluruh informasi dari
genom manusia yang mengandung 100.000 gen akan teridentifikasi. Dengan
diketahuinya genom manusia dapat digunakan memprediksi berbagai penyakit,
artinya dengan ilmu kedoktran prediktif dapat diketahui kemungkinan seseorang
mengalami kanker payudara atau kanker calon rental dengan melakukan analisa
terhadap kombinasi gen-gen yang dipunyai orang tersebut.
3. Industri farmasi
Teknik rekayasa genetika memungkinkan dilakukannya
pemotongan molekul DNA tertentu. Selanjutnya, fragmen-fragmen DNA hasil
pemotongan ini disambungkan dengan molekul DNAlain sehingga terbentuk molekul
DNA rekombinan. Apabila molekul DNA rekombinan dimasukkan kedalam suatu sel
bakteri yang sangat cepat pertumbuhannya, misalnya Escherichia coli, maka
dengan mudah akan diperoleh salinan molekul DNA rekombinan dalam jumlah besar
dan waktu yang singkat. Jika molekul DNA rekombinan tersebut membawa gen yang
bermanfaat bagi kepentingan manusia, maka berarti gen ini telah diperbanyak
dengan cara yang mudah dan cepat. Prinsip kerja semacam ini telah banyak di
terapkan diberbagai industri yang memproduksi biomolekul penting seperti
insulin, interferon, dan beberapa hormon pertumbuhan.
4. Hukum
Sengketa dipengadilan untuk menentukan ayah kandung bagi
seorang anak secara klasik sering diatasi melalui pengujian golongan darah.
Pada kasus-kasus tertentu cara ini dapat menyelesaikan masalah dengan cukup
memuaskan, tetapi tidak jarang hasil yang diperoleh kurang meyakinkan.
Belakangan ini dikenal cara yang jauh lebih canggih, yaitu uji DNA. Dengan
membandingkan pola restriksi pada molekul DNA anak,ibu, dan orang yang
dicurigai sebagai ayah kandung anak, maka dapat diketahui benar tidaknya
kecurigaan tersebut.
Dalam kasus-kasus kejahatan seperti pembunuhan, pemerkosaan,
dan bahkan teror pengeboman, teknik rekayasa genetika dapat diterapkan untuk
memastikan benar tidaknya tersangka sebagai pelaku. Jika tersangka masih hidup
pengujian dilakukan dengan membandingkan DNA tersangka dengan DNA objek yang
tertinggal di tempat kejadian, misalnya rambut atau sperma. Cara ini dikenal
sebagai sebagia sidik jari DNA (DNA finger printing). Akan tetapi, jika
tersangka mati dan tubuhnya hancur, maka DNA dari bagian-bagian tubuh tersangka
dicocokkan pola restruksinya dengan DNA kedua orang tuanya atau
saudara-saudaranya yang masih hidup.
5. Kemasyarakatan dan kemanusiaan
Di negara-negara maju, terutama di kota-kata besarnya,
dewasa ini dapat dijumpai klinik konsultasi genetik yang antara lain berperan
dalm memberikan pelayanan konsultasi perkawinan. Berdasarkan atas data
sifat-sifat genetik, khususnya penyakit genetik, pada kedua belah pihak yang
akan menikah, dapat dijelaskan berbagai kemungkinan penyakit genetik yang akan
diderita oleh anak mereka, dan juga besar kecilnya kemungkinan tersebut.
Contoh kontribusi pengetahuan genetika di bidang kemanusiaan
antara lain dapat di lihat pada gerakan yang dinamakan eugenika, yaitu gerakan
yang berupaya untuk memperbaiki kualitas genetika manusia. Jadi, dengan gerakan
ini sifat-sifat positif manusia akan di kembangkan, sedangkan sifat-sifat
negatifnya ditekan. Di berbagai negara, terutama di negara-negara berkembang,
gerakan eugenika masih sering dianggap tabu. Selain itu, ada tantangan yang
cukup besar bagi keberhasilan gerakan ini karena pada kenyataannya orang yang
tingkat kecerdasannya tinggi dengan status sosial ekonomi yang tinggi pula
biasanya hanya mempunyai anak sedikit. Sebaliknya, orang dengan tingkat
kecerdasan dan status sosial-ekonomi rendah umumnya justru akan beranak banyak.
Untuk mengetahui lebih jelas perkembangan genetika, dapat
kita lihat pada kronologi berikut ini:
Setelah penemuan ulang karya Mendel, genetika berkembang
sangat pesat. Perkembangan genetika sering kali menjadi contoh klasik mengenai
penggunaan metode ilmiah dalam ilmu pengetahuan atau sains.
Berikut adalah tahapan-tahapan perkembangan genetika:
1859 Charles Darwin menerbitkan The Origin of Species,
sebagai dasar variasi genetik.;
1865 Gregor Mendel menyerahkan naskah Percobaan mengenai
Persilangan Tanaman;
1878 E. Strassburger memberikan penjelasan mengenai
pembuahan berganda;
1900 Penemuan kembali hasil karya Mendel secara terpisah
oleh Hugo de Vries (Belgia), Carl Correns (Jerman), dan Erich von Tschermak
(Austro-Hungaria) ==> awal genetika klasik;
1903 Kromosom diketahui menjadi unit pewarisan genetik;
1905 Pakar biologi Inggris William Bateson mengkoinekan
istilah 'genetika';
1908 dan 1909 Peletakan dasar teori genetika populasi oleh
Weinberg (dokter dari Jerman) dan secara terpisah oleh James W. Hardy (ahli
matematika Inggris) ==> awal genetika populasi;
1910 Thomas Hunt Morgan menunjukkan bahwa gen-gen berada
pada kromosom, menggunakan lalat buah (Drosophila melanogaster) ==> awal
sitogenetika;
1913 Alfred Sturtevant membuat peta genetik pertama dari
suatu kromosom;
1918 Ronald Fisher (ahli biostatistika dari Inggris)
menerbitkan On the correlation between relatives on the supposition of
Mendelian inheritance (secara bebas berarti "Keterkaitan antarkerabat
berdasarkan pewarisan Mendel"), yang mengakhiri perseteruan antara teori
biometri (Pearson dkk.) dan teori Mendel sekaligus mengawali sintesis keduanya
==> awal genetika kuantitatif;
1927 Perubahan fisik pada gen disebut mutasi;
1928 Frederick Griffith menemukan suatu molekul pembawa
sifat yang dapat dipindahkan antarbakteri (konjugasi);
1931 Pindah silang menyebabkan terjadinya rekombinasi;
1941 Edward Lawrie Tatum and George Wells Beadle menunjukkan
bahwa gen-gen menyandi protein, ==> awal dogma pokok genetika;
1944 Oswald Theodore Avery, Colin McLeod and Maclyn McCarty
mengisolasi DNA sebagai bahan genetik (mereka menyebutnya prinsip
transformasi);
1950 Erwin Chargaff menunjukkan adanya aturan umum yang
berlaku untuk empat nukleotida pada asam nukleat, misalnya adenin cenderung
sama banyak dengan timin;
1950 Barbara McClintock menemukan transposon pada jagung;
1952 Hershey dan Chase membuktikan kalau informasi genetik
bakteriofag (dan semua organisme lain) adalah DNA;
1953 Teka-teki struktur DNA dijawab oleh James D. Watson dan
Francis Crick berupa pilin ganda (double helix), berdasarkan gambar-gambar
difraksi sinar X DNA dari Rosalind Franklin ==> awal genetika molekular;
1956 Jo Hin Tjio dan Albert Levan memastikan bahwa kromosom
manusia berjumlah 46;
1958 Eksperimen Meselson-Stahl menunjukkan bahwa DNA
digandakan (direplikasi) secara semikonservatif;
1961 Kode genetik tersusun secara triplet;
1964 Howard Temin menunjukkan dengan virusRNA bahwa dogma
pokok dari tidak selalu berlaku;
1970 Enzim restriksi ditemukan pada bakteri Haemophilus
influenzae, memungkinan dilakukannya pemotongan dan penyambungan DNA oleh
peneliti (lihat juga RFLP) ==> awal bioteknologi modern;
1977 Sekuensing DNA pertama kali oleh Fred Sanger, Walter
Gilbert, dan Allan Maxam yang bekerja secara terpisah. Tim Sanger berhasil
melakukan sekuensing seluruh genom Bacteriofag Φ-X174;, suatu virus ==> awal
genomika;
1983 Perbanyakan (amplifikasi) DNA dapat dilakukan dengan
mudah setelah Kary Banks Mullis menemukan Reaksi Berantai Polymerase (PCR);
1985 Alec Jeffreys menemukan teknik sidik jari genetik.
1989 Sekuensing pertama kali terhadap gen manusia pengkode
protein CFTR penyebab cystic fibrosis;
1989 Peletakan landasan statistika yang kuat bagi analisis
lokus sifat kuantitatif (analisis QTL) ;
1995 Sekuensing genom Haemophilus influenzae, yang menjadi
sekuensing genom pertama terhadap organisme yang hidup bebas;
1996 Sekuensing pertama terhadap eukariota: khamir
Saccharomyces cerevisiae;
1998 Hasil sekuensing pertama terhadap eukariota
multiselular, nematoda Caenorhabditis elegans, diumumkan;
2001 Draf awal urutan genom manusia dirilis bersamaan dengan
mulainya Human Genome Project;
2003 Proyek Genom Manusia (Human Genome Project)
menyelesaikan 99% pekerjaannya pada tanggal (14 April) dengan akurasi 99.99%
CABANG-CABANG GENETIKA
Genetika berkembang baik sebagai ilmu murni maupun ilmu
terapan. Cabang-cabang ilmu ini terbentuk terutama sebagai akibat pendalaman
terhadap suatu aspek tertentu dari objek kajiannya.
Cabang-cabang murni genetika :
• genetika molekular ,
• genetika sel (sitogenetika) ,
• genetika populasi ,
• genetika kuantitatif ,
• genetika perkembangan .
Cabang-cabang terapan genetika :
• genetika kedokteran ,
• ilmu pemuliaan ,
• rekayasa genetika atau rekayasa gen ,
• bioteknologi.
MANFAAT MEMPELAJARI GENETIKA
Manfaat dari mempelajari genetika adalah agar kita dapat
mengetahui sifat-sifat keturunan kita sendiri atau setiap makluk yang berada di
sekitar lingkungan kita.
Manusia jarang digunakan sebagai objek atau barang percobaan
genetis karena sulitnya mempelajari gen manusia, sehingga lebih mudah
mempelajari hukum-hukumnya lewat sifat menurun yang terkandung dalam tubuh
tumbuhan dan hewan sekitar. Ada beberapa kesukaran dalam mempelajari manusia
sebagai obyek genetika, diantaranya:
1. Sulitnya mengumpulkan data karena jarang sekali orang
yang mau diketahui memiliki cacat atau kelainan suatu karakter pada tubuhnya
atau keluarganya.
2. Sulitnya menjajaki secara langsung sifat genetis yang
dijumpai pada seseorang karena tidak dapat dipilih dan ditentukan dengan siapa
orang (obyek penelitian) ter-sebut akan kawin.
3. Sulitnya mengamati pertumbuhan karakter yang sesuai
dengan kemampuan atau harapan peneliti. Hal ini disebabkan pindahnya sang
objek, kawin lagi dengan seseorang yang akan mengacaukan penyelidikan semula.
4. Sulitnya mendapatkan data statistik tentang sifat genetis
yang sama dalam karakter yang diselidiki, hal ini dikarenakan data yang didapat
dari perbandingan-perbandingan karakter tertentu sangat sedikit. Lain halnya
dengan tanaman atau hewan renik yang dapat memiliki keturunan yang banyak.
5. Umur si peneliti lebih pendek dari pada umur obyek yang
diteliti, karena daur hidup obyek yang diteliti lebih panjang dari daur hidup
si peneliti.
6. Sulitnya mengatur dan mengontrol suasana lingkungan obyek
yang diteliti sesuai dengan harapan peneliti.
Referensi
Anonim. 2010. Genetika.
Http://id.wikipedia.org/wiki/genetika. Diakses tanggal 21 Maret 2012
Aminullah, Erman. 20009. Perkembangan Penerapan Bioteknologi
dan Rekayasa Genetika Dalam Kesehatan. www.portalkable/files/cdk/html.diakses
pada tanggal 21 Maret 2012.
Hamid, Huzaifah. 2009. Makalah Genetika Dasar. Http:
//zaifbio.wordpress.com/2009/06/12/makalah-genetika-dasar. Diakses tanggal 25
Maret 2012
Joe, Indra. 2009. Ilmu Genetika.
http://indra-joe.blogspot./2009/04/30/ilmu-genetka.html. Diakses tanggal 25 Maret 2012
Berikut materi Genetika Tanaman.. silahkan di download
Terimakasih Sobat,, sudah berkunjung, jangan lupa di like yah atau tinggalkan pesan anda di kolom facebook paling bawah.
terima kasih telah membantu...
BalasHapusOk Bro... Kunjungi juga www.mediatani.com
BalasHapustai tai pascol
BalasHapus