BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kakao merupakan salah satu komoditas andalan nasional dan berperan penting dalam perekonomian Indonesia. Perannya yang utama adalah dalam penyediaan lapangan kerja, sumber pendapatan, dan sumber devisa bagi negara. Oleh sebab itu, eksistensi pembudidayaan kakao sangat penting untuk perkembangan produksi kakao di Indonsia.
Dalam budidaya tanaman kakao perlu diperhatikan beberapa tahapan dan teknik yang digunakan dalam upaya mempertahankan produksinya. Beberapa hal yang sangat berpengaruh dalam budidaya kakao adalah pembibitan, pemangkasan, pemupukan, dan pengendalian hama penyakit. Walaupun masih banyak faktor yang sangat mempengaruhi pertumbuhan kakao, namun hal tersebut menjadi sorotan yang lebih dan sangat diperhatikan dalam pelaksanaannya.
Setiap pelaksanaan budidaya tanaman kakao yang utama dan pertama kali dilakukan adalah pembibitan. Kegiatan pembibitan merupakan salah satu pengelolaan tahap pertama untuk menyiapkan calon-calon tanaman baru. Pembibitan merupakan penyedia benih-benih baru yang nantinya akan menjadi tanaman untuh yang diharapkan dapat memberikan produk yang maksimal. Kualitas dari benih dan bibit yang akan ditanam akan sangat berpengaruh pada pertumbuhan dan produksi yang akan dihasilkan oleh tanaman kakao selama beberapa tahun kedepan. Oleh sebab itu, pembibitan akan terus menjadi kegiatan yang akan sangat diperhatikan dalam budidaya tanaman kakao.
Teknik pembibitan dilakukan dengan beberapa tahap. Tahapan awal pembibitan yang cukup penting adalah penyediaan bahan tanam. Kualitas dari bahan tanam merupakan awal dari penentu keberhasilan dalam pembibitan. Mengingat kakao edel mempunyai ciri menyerbuk silang, maka upaya dalam memperbanyak tanaman dalam kegiatan pembibitan tetap mengutamakan kualitas baik dari kakao edel.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini yaitu:
1. Mengetahui teknik budidaya tanaman kakao, perbanyakan tanaman, pembibitan, pemeliharaan (pemupukan, pengendalian gulma, dan pemangkasan)..
2. Untuk mendapatkan tanaman baru yang mempunyai sifat sama dengan induknya (vegetatif)
3. Mengatasi permasalahan, serta mencoba cara untuk mengatasi permasalahan tersebut bersama petani dan pihak-pihak yang terkait.
1.3 Manfaat
Adapun manfaat dari makalah ini yaitu:
1. Mahasiswa dapat menguasai teknik budidaya tanaman kakao tentang perbanyakan tanaman, pembibitan, pemeliharaan (pemupukan, pengendalian gulma, dan pemangkasan).
2. Dapat memperbaiki sifat tanaman dalam peningkatan mutu pertanaman
3. Mahasiswa dapat mengatasi permasalahan serta mencoba cara untuk mengatasi permasalahan tersebut bersama petani dan pihak-pihak yang terkait.
BAB II
PEMBAHASAN
Pemangkasan adalah tindakan pembungaan sebagian dari organ tanaman berupa cabang, ranting dan daun yang bertujuan untuk :
1). Memperoleh cabang tanaman kakao yang baik;
2). Mengatur penyebaran cabang-cabang dan daun-daun produksi agar bisa merata;
3). Membuang bagian-bagian tanaman yang tidak dikehendaki, misal tunas air, cabang sakit/patah;
4). Merangsang agar tanaman membentuk organ baru yaitu daun-daun muda yang potensial sebagai penghasil makanan dan bunga;
5). Menekan resiko terjadinya serangan hama dan penyakit;
6). Meningkatkan kemampuan tanaman untuk membentuk buah.
Macam-macam pemangkasan dan pelaksanaannya:
a. Bentuk pemangkasan
1. Fase Muda
Dilakukan pada saat tanaman berumur 8 - 12 bulan dengan membuang cabang yang lemah dan mempertahankan 3 - 4 cabang yang letaknya merata ke segala arah untuk membentuk jourquette (percabangan).
2. Fase Remaja
Dilakukan pada saat tanaman berumur 18 - 24 bulan dengan membuang cabang primer sejauh 30 - 60 cm dari jourquette (percabangan).
Caranya: dari cabang primer yang tumbuh (4 - 6 cabang) disisakan 3 cabang (dipilih yang tumbuhnya sehat, kuat, arah tumbuhnya simetris dan menuju ke atas).
b Pemangkasan Pemeliharaan:
Untuk memlihara agar kerangka tanaman kakao yang sudah baik dapat dipertahankan. Caranya: cabang sekunder yang tumbuhnya terlalu dekat dengan jourquette (jarak 40 - 60 cm) dibuang, cabang-cabang sekunder berikutnya diatur agar jaraknya tidak terlalu rapat satu sama lain.
c Pemangkasan Produksi
1. Mengatur agar penyebaran daun produktif merata;
2. Membuang daun yang kurang produktif dalam menghasilkan makanan;
3. Membuang bagian tanaman yang tidak dikehendaki (sakit dan patah);
4. Menekan resiko serangan hama dan penyakit.
Caranya: mengurangi tajuk tanaman kakao yang terlalu rimbun, cabang yang ujungnya masuk ke dalam tajuk tanaman di dekatnya yang berdiameter kurang dari 2,5 cm dipotong.
PEDOMAN PEMANGKASAN KAKAO
1). Hindari memetong cabang yang terlalu besar (diameter lebih dari 2,5 cm), kecuali memang diperlukan antara lain terhadap batang yang patah atau terserang hama dan penyakit (apabila terpaksa harus memotong cabang besar, maka luka potong harus ditutup dengan obat penutup luka misalnya cat);
2). Pemotongan ranting atau cabang-cabang kecil (diameter kurang dari 2,5 cm) dilakukan rapat dengan cabang induknya sedangkan pemotongan cabang besar dilakukan dengan meninggalkan sisa kira-kira sepanjang 5 cm;
3). Selalu dijaga agar tajuk tanaman kakao tidak sampai terlalu terbuka yang dapat berakibat matinya sel-sel jaringan pada bagian jourquette;
4). Tidak melakukan pemangkasan jika tanaman kakao sedang berbuanga lebat atau sebagian besar ukuran buahnya masih kecil;
5). Dalam pemangkasan ini perlu diingat bahwa cabang dan ranting adalah asset untuk produksi buah kakao, oleh karena itu jangan memotong cabang atau ranting tanpa mempertimbangkan secara bijaksana
Kriteria kualitatif pemangkasan yang benar dapat dilihat dari beberapa indikator sebagai berikut:
1). Pada siang hari di lantai kebun terdapat bercak cahaya matahari tetapi gulma tidak tumbuh lebat. Proporsi cahaya langsung yang sampai di lantai/kebun sekitar 25 % dari luas areal;
2). Suasana di dalam kebun tidak terlalu terang atau terlalu gelap;
3). Pertumbuhan diameter batang kakao sama antara tanaman di bagian tengah atau pinggir kebun;
4). Bunga dan buah tumbuh merata di bagian pokok dan cabang dan tanaman yang berbuah merata di seluruh penjuru kebun.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari pemangkasan kakao yaitu:
Pemangkasan dari tanaman kakao di anggap penting karena dapat mempengaruhi tingkat produktifitas dari tanaman kakao.
B. Saran
Diharapkan dalam usaha perbaikan produksi tanaman kakao bisa berjalan sesuai dengan teknik budidaya yang ada. Tetapi kebanyakan para petani kurang mengetahui teknik budidaya kakao, sehingga bagi para mandor dapat mengajarkan para petani untuk bertanam dengan baik dan dapat saling bekerja sama.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2004. Budidaya Kakao. Pusat penelitian Kopi dan Kakao. Agromedia Pustaka. Jember.
Abdoellah, S dan Pujiyanto. 1992. Beberapa Metode Penentuan Jenis dan Dosis Pupuk untuk Kakao dan Kopi. Prosiding Simposium Optimasi Kesuburan Tanah. Jember.
Entwistle, H. 1972. Penyakit-Penyakit Tanaman Perkebunan di Indonesia. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Firdausil. 2006. Teknologi Budidaya Kakao di Provinsi Lampung. http://www.lampung.litbang.deptan.go.id/brosure%20kakao.htm - 377k - Cached, diakses tanggal 18 September 2007.
Goenadi. 2005. Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Kakao di Indonesia. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Jakarta.
Semangun, H. 2000. Penyakit-Penyakit Tanaman Perkebunan di Indonesia. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Susanto, F. X. 1994. Tanaman Kakao, Budidaya dan Tanaman Hasil. Kanisius. Yogyakarta.
Kakao merupakan salah satu komoditas andalan nasional dan berperan penting dalam perekonomian Indonesia. Perannya yang utama adalah dalam penyediaan lapangan kerja, sumber pendapatan, dan sumber devisa bagi negara. Oleh sebab itu, eksistensi pembudidayaan kakao sangat penting untuk perkembangan produksi kakao di Indonsia.
Dalam budidaya tanaman kakao perlu diperhatikan beberapa tahapan dan teknik yang digunakan dalam upaya mempertahankan produksinya. Beberapa hal yang sangat berpengaruh dalam budidaya kakao adalah pembibitan, pemangkasan, pemupukan, dan pengendalian hama penyakit. Walaupun masih banyak faktor yang sangat mempengaruhi pertumbuhan kakao, namun hal tersebut menjadi sorotan yang lebih dan sangat diperhatikan dalam pelaksanaannya.
Setiap pelaksanaan budidaya tanaman kakao yang utama dan pertama kali dilakukan adalah pembibitan. Kegiatan pembibitan merupakan salah satu pengelolaan tahap pertama untuk menyiapkan calon-calon tanaman baru. Pembibitan merupakan penyedia benih-benih baru yang nantinya akan menjadi tanaman untuh yang diharapkan dapat memberikan produk yang maksimal. Kualitas dari benih dan bibit yang akan ditanam akan sangat berpengaruh pada pertumbuhan dan produksi yang akan dihasilkan oleh tanaman kakao selama beberapa tahun kedepan. Oleh sebab itu, pembibitan akan terus menjadi kegiatan yang akan sangat diperhatikan dalam budidaya tanaman kakao.
Teknik pembibitan dilakukan dengan beberapa tahap. Tahapan awal pembibitan yang cukup penting adalah penyediaan bahan tanam. Kualitas dari bahan tanam merupakan awal dari penentu keberhasilan dalam pembibitan. Mengingat kakao edel mempunyai ciri menyerbuk silang, maka upaya dalam memperbanyak tanaman dalam kegiatan pembibitan tetap mengutamakan kualitas baik dari kakao edel.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini yaitu:
1. Mengetahui teknik budidaya tanaman kakao, perbanyakan tanaman, pembibitan, pemeliharaan (pemupukan, pengendalian gulma, dan pemangkasan)..
2. Untuk mendapatkan tanaman baru yang mempunyai sifat sama dengan induknya (vegetatif)
3. Mengatasi permasalahan, serta mencoba cara untuk mengatasi permasalahan tersebut bersama petani dan pihak-pihak yang terkait.
1.3 Manfaat
Adapun manfaat dari makalah ini yaitu:
1. Mahasiswa dapat menguasai teknik budidaya tanaman kakao tentang perbanyakan tanaman, pembibitan, pemeliharaan (pemupukan, pengendalian gulma, dan pemangkasan).
2. Dapat memperbaiki sifat tanaman dalam peningkatan mutu pertanaman
3. Mahasiswa dapat mengatasi permasalahan serta mencoba cara untuk mengatasi permasalahan tersebut bersama petani dan pihak-pihak yang terkait.
BAB II
PEMBAHASAN
Pemangkasan adalah tindakan pembungaan sebagian dari organ tanaman berupa cabang, ranting dan daun yang bertujuan untuk :
1). Memperoleh cabang tanaman kakao yang baik;
2). Mengatur penyebaran cabang-cabang dan daun-daun produksi agar bisa merata;
3). Membuang bagian-bagian tanaman yang tidak dikehendaki, misal tunas air, cabang sakit/patah;
4). Merangsang agar tanaman membentuk organ baru yaitu daun-daun muda yang potensial sebagai penghasil makanan dan bunga;
5). Menekan resiko terjadinya serangan hama dan penyakit;
6). Meningkatkan kemampuan tanaman untuk membentuk buah.
Macam-macam pemangkasan dan pelaksanaannya:
a. Bentuk pemangkasan
1. Fase Muda
Dilakukan pada saat tanaman berumur 8 - 12 bulan dengan membuang cabang yang lemah dan mempertahankan 3 - 4 cabang yang letaknya merata ke segala arah untuk membentuk jourquette (percabangan).
2. Fase Remaja
Dilakukan pada saat tanaman berumur 18 - 24 bulan dengan membuang cabang primer sejauh 30 - 60 cm dari jourquette (percabangan).
Caranya: dari cabang primer yang tumbuh (4 - 6 cabang) disisakan 3 cabang (dipilih yang tumbuhnya sehat, kuat, arah tumbuhnya simetris dan menuju ke atas).
b Pemangkasan Pemeliharaan:
Untuk memlihara agar kerangka tanaman kakao yang sudah baik dapat dipertahankan. Caranya: cabang sekunder yang tumbuhnya terlalu dekat dengan jourquette (jarak 40 - 60 cm) dibuang, cabang-cabang sekunder berikutnya diatur agar jaraknya tidak terlalu rapat satu sama lain.
c Pemangkasan Produksi
1. Mengatur agar penyebaran daun produktif merata;
2. Membuang daun yang kurang produktif dalam menghasilkan makanan;
3. Membuang bagian tanaman yang tidak dikehendaki (sakit dan patah);
4. Menekan resiko serangan hama dan penyakit.
Caranya: mengurangi tajuk tanaman kakao yang terlalu rimbun, cabang yang ujungnya masuk ke dalam tajuk tanaman di dekatnya yang berdiameter kurang dari 2,5 cm dipotong.
PEDOMAN PEMANGKASAN KAKAO
1). Hindari memetong cabang yang terlalu besar (diameter lebih dari 2,5 cm), kecuali memang diperlukan antara lain terhadap batang yang patah atau terserang hama dan penyakit (apabila terpaksa harus memotong cabang besar, maka luka potong harus ditutup dengan obat penutup luka misalnya cat);
2). Pemotongan ranting atau cabang-cabang kecil (diameter kurang dari 2,5 cm) dilakukan rapat dengan cabang induknya sedangkan pemotongan cabang besar dilakukan dengan meninggalkan sisa kira-kira sepanjang 5 cm;
3). Selalu dijaga agar tajuk tanaman kakao tidak sampai terlalu terbuka yang dapat berakibat matinya sel-sel jaringan pada bagian jourquette;
4). Tidak melakukan pemangkasan jika tanaman kakao sedang berbuanga lebat atau sebagian besar ukuran buahnya masih kecil;
5). Dalam pemangkasan ini perlu diingat bahwa cabang dan ranting adalah asset untuk produksi buah kakao, oleh karena itu jangan memotong cabang atau ranting tanpa mempertimbangkan secara bijaksana
Kriteria kualitatif pemangkasan yang benar dapat dilihat dari beberapa indikator sebagai berikut:
1). Pada siang hari di lantai kebun terdapat bercak cahaya matahari tetapi gulma tidak tumbuh lebat. Proporsi cahaya langsung yang sampai di lantai/kebun sekitar 25 % dari luas areal;
2). Suasana di dalam kebun tidak terlalu terang atau terlalu gelap;
3). Pertumbuhan diameter batang kakao sama antara tanaman di bagian tengah atau pinggir kebun;
4). Bunga dan buah tumbuh merata di bagian pokok dan cabang dan tanaman yang berbuah merata di seluruh penjuru kebun.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari pemangkasan kakao yaitu:
Pemangkasan dari tanaman kakao di anggap penting karena dapat mempengaruhi tingkat produktifitas dari tanaman kakao.
B. Saran
Diharapkan dalam usaha perbaikan produksi tanaman kakao bisa berjalan sesuai dengan teknik budidaya yang ada. Tetapi kebanyakan para petani kurang mengetahui teknik budidaya kakao, sehingga bagi para mandor dapat mengajarkan para petani untuk bertanam dengan baik dan dapat saling bekerja sama.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2004. Budidaya Kakao. Pusat penelitian Kopi dan Kakao. Agromedia Pustaka. Jember.
Abdoellah, S dan Pujiyanto. 1992. Beberapa Metode Penentuan Jenis dan Dosis Pupuk untuk Kakao dan Kopi. Prosiding Simposium Optimasi Kesuburan Tanah. Jember.
Entwistle, H. 1972. Penyakit-Penyakit Tanaman Perkebunan di Indonesia. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Firdausil. 2006. Teknologi Budidaya Kakao di Provinsi Lampung. http://www.lampung.litbang.deptan.go.id/brosure%20kakao.htm - 377k - Cached, diakses tanggal 18 September 2007.
Goenadi. 2005. Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Kakao di Indonesia. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Jakarta.
Semangun, H. 2000. Penyakit-Penyakit Tanaman Perkebunan di Indonesia. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Susanto, F. X. 1994. Tanaman Kakao, Budidaya dan Tanaman Hasil. Kanisius. Yogyakarta.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !