I. PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Kultur jaringan merupakan suatu metode untuk mengisolasi
bagian dari tanaman seperti protoplasma, sel, sekelompok sel, jaringan maupun
organ , serta menumbuhkannya dalam keadaan aseptik, sehingga bagian-bagian
tersebut dapat memperbanyak diri dan beregenerasi menjadi tanaman utuh kembali
Konsep awal dari kultur jarngan adalah diketahuinya kemempuan totipotensi dari
sel tumbuhan. Totipotensi sel (Total Genetic Potential), artinya setiap sel
memiliki potensi genetik seperti zigot yaitu mampu memperbanyak diri dan
berediferensiasi menjadi tanaman lengkap.Lingkungan aseptic sebagai salah satu
syarat utama suksesnya kegiatan kultur jaringan perlu diterapkan dengan
sungguh-sungguh (Sany, 2007).
Untuk itu perlu adanya usaha sterilisasi peralatan yang akan
digunakan dalam proses kultur.Tidak hanya terbatas pada peralatan, namun
ruangan yang akan digunakan pun harus dalam kondisi aseptic. Tujuan utama dari
sterilisasi ruangan maupun peralatan kultur pada dasarnya untuk menghindari
kontaminasi oleh mikro organisme yang ada di peralatan maupun di udara bebas
sekitar ruangan. Perlakuan tersebut mutlak dilakukan terutapa pada ruang
penabur atau tempat yang digunakan untuk penanaman eksplan.Perbanyakan tanaman
dengan system kultur jaringan dilaksanakan didalam suatulaboratorium yang
aseptic dengan peralatan seperti pada laboratorium mikrobiologi. Selainitu,
dapat juga digunakan peralatan sederhana seperti lemari penabur buatan sendiri
ataupundengan peralatan laboratorium kultur jaringan khusus yang lebih canggih
seperti lamina air flow cabinet.Untuk menghasilkan bibit secara in vitro, ada
beberapa permasalahan yang perluditeliti yaitu mulai dari cara budidaya,
eksplan yang digunakan sampai dengan enzim yangdigunakan untuk fusi protoplas.
(Sany, 2007).
Eksplant merupakan bahan tanaman yang dipakai untuk
perbanyakan tanaman dengan system kultur jaringan, misalnya jaringan meristem
tunas ataudaun muda, kepala sari atau tepung sari, putik lembaga (endosperm)
atau embrio, kotiledonatau hipokotil.Selain itu juga, yang harus diteliti dan
diperhatikan ialah bahan sterilisasinya,kandungan unsure kimia dalam media,
hormone yang digunakan, substansi organic yangditambahkan, dan terang atau
gelapnya saat inkubasi.Kultur jaringan dalam bahasa asing disebut tissue
culture, weetsel culture atau gewebekultur. kemampuan totipotensi. Totipotensi
ialaemampuan setiap sel, dari mana saja sel tersebut diambil, dan apabila
ditekan dalamlingkungan yang sesuai akan dapat tumbuh menjadi tanaman yang
sempurna.Manfaat utama dari kultur jaringan ialah untuk mendapatkan tanaman
baru dalam jumlah banyak dan dalam waktu relatif singkat, yang mempunyai sifat
fisiologis danmorfologis sama persis dengan tanaman induknya( Gunawan, 1988).
1.2 Tujuan dan
Kegunaan
Tujuan dari praktikum
ini adalah agar mengetahui alat-alat laboratorium kultur jaringan, serta
fungsiya.
Kegunaan dari praktikum ini adalah untuk mengurangi
terjadinya suatu kesalahan dalam penggunaan alat-alat lab dalam kultur
jaringan.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Dalam 20 tahun terakhir ini, Ratusan juta tanaman
diperbanyak melalui teknik mikropropagasi atau untuk lebih spesifik lagi
melalui teknik in vitro setiap tahun di seluruh dunia. Karena teknik ini
dipandang sebagai teknik yang dapat dibisniskan dan dibandingkan dengan
perbanyakan tanaman secara konvensional. Perbanyakan tanaman melalui
mikropropagasi memiliki banyak kelebihan. Untuk memperbanyak tanaman tertentu
yang sulit atau sangat lambat diperbanyak secara konvensional, perbanyakan
tanaman secara mikropropagasi menawarkan peluang besar untuk menghasilkan
jumlah bibit tanaman yang banyak dalam waktu relatif singkat sehingga lebih
ekonomis (Gunawan, 1988).
Dalam bidang pertanian sendiri, penggunaan teknik ini sangat
berpengaruh besar dan mengalami banyak kemajuan meliputi hal-hal sbb :
1. Produksi tanaman bebas pathogen
2. Produksi bahan-bahan farmasi
3. Pelestarian plasma nutfah
4. Pemuliaan tanaman dan rekayasa genetika
5. Perbanyakan klonal tanaman dengan cepat.
Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya, manfaat utama
dari teknik ini adalah untuk perbanyakan vegetatif tanaman yang permintaanya
tinggi tetapi pasokannya rendah, karena laju perkembangannya dianggap lambat.
Produsen benih dapat memanfaatkan teknik ini untuk memperbanyak tanaman tertua
dari galur murni tertntu dalam jumlah besar, yang nantinya digunakan untuk
memproduksi benih hibrida. Namun perlu diingat bahwa tanaman yang diperbanyak
melalui teknik ini harus true-to- type, artinya sifat-sifat tanaman baru harus
sama dengan tanaman induk atau tanaman sumber eksplan (Sany, 2007).
Perbanyakan tanaman dengan mikrorpopagasi dilaksanakan dalam
suatu laboratorium yang aseptik. Laboratorium ini berfungsi untuk
mengkondisikan kultur dalam suhu dan pencahayaan terkontrol yang dilengkapi
dengan alat dan bahan untuk pembuatan media, penanaman, serta pemindahan
kultur, yang harus dilakukan dalam keadaan steril. Disamping sebuah
laboratorium, juga memerlukan rumah kaca untuk aklimatisasi planlet dari
botol-botol ke lingkungan eksternal.Hal utama yang harus diperhatikan dalam
teknik ini adalah komposisi media bagi pertumbuhan eksplan. Media tumbuh ini
memang sangat berpengaruh besar dalam terhadap pertumbuhan dan perkambangan
eksplan serta bibit yang yang dihasilkannya. Oleh karena itu, macam-macam media
telah banyak ditemukan sehingga jumlahnya cukup banyak. Selain media tumbuh,
masih banyak lagi faktor-faktor yang berpengaruh dalam proses mikropropagasi .
( Gunawan 1988)
Tahapan yang dilakukan dalam perbanyakan tanaman dengan
teknik kultur jaringan adalah:
1. Pembuatan Media
Media merupakan faktor utama dalam perbanyakan dengan kultur
jaringan. Komposisi media yang digunakan tergantung dengan jenis tanaman yang
akan diperbanyak. Media yang digunakan biasanya terdiri dari garam mineral
unsur hara makro dan unsur hara mikro, vitamin, dan Zat pengatur tumbuh
(hormon). Selain itu, diperlukan juga bahan tambahan seperti agar, gula, agar,
arang aktif, bahan organik .Media yang sudah jadi ditempatkan pada tabung
reaksi atau botol-botol kaca. Media yang digunakan juga harus disterilkan
dengan cara memanaskannya dengan autoklaf.
2. Inisiasi
inisiasiInisiasi adalah pengambilan eksplan atau bahan tanam
dari bagian tanaman indukan untuk kemudian dikulturkan. Bagian tanaman yang
sering digunakan untuk kegiatan kultur jaringan adalah tunas, ujung akar,
bunga, serbuk sari, batang.
3. Sterilisasi
Sterilisasi artinya terbebas dari sumer-sumber kntaminan
penyebab kontaminasi. Dan bahwa segala kegiatan dalam kultur jaringan harus
dilakukan di empat yang steril, yaitu di laminar flow dan menggunakan alat-alat
yang juga steril. Sterilisasi juga dilakukan terhadap peralatan, yaitu
menggunakan alkohol yang disemprotkan secara merata pada peralatan yang
digunakan. Sterilisasi bukan hanya pada peralatan atau eksplan saja melainkan
pada pekerja yang melakukan kultur.
4. Multiplikasi
Multiplikasi adalah kegiatan memperbanyak calon tanaman
dengan menanam eksplan atau propagul pada media. Media pada multiplikasi
biasanya disesuaikan dengan kebutuhan yang akan dicapai. Contohnya untuk
menumbuhkan tunas-tunas pada media tersebut dapat ditambahkan zpt golongan
sitokinin. Kegiatan ini dilakukan di laminar flow untuk menghindari adanya
kontaminasi yang menyebabkan gagalnya pertumbuhan eksplan. Tabung reaksi yang
telah ditanami ekplan diletakkan pada rak-rak dan ditempatkan di tempat yang
steril dengan suhu kamar.
5. Pengakaran
Pengakaran adalah fase dimana eksplan akan menunjukkan
adanya pertumbuhan akar yang menandai bahwa proses kultur jaringan yang
dilakukan mulai berjalan dengan baik. Untuk perakaran digunakan media MS + NAA.
Proses perakaran pada umumnya berlangsung selama 1 bulan. Planlet (tunas yang
telah berakar) diaklimatisasikan sampai bibit cukup kuat untuk ditanam
dilapangan.Pengamatan dilakukan setiap hari untuk melihat pertumbuhan dan perkembangan
akar serta untuk melihat adanya kontaminasi oleh bakteri ataupun jamur. Eksplan
yang terkontaminasi akan menunjukkan gejala seperti berwarna putih atau biru
(disebabkan jamur) atau busuk (disebabkan bakteri).
6. Aklimatisasi
Aklimatisasi adalah kegiatan mengadaptasikan tanaman atau
mengkondisikan tanaman dari yang semula kondisinya terkendali ke kondisi yag
tak terkendali, untuk menjadi tanaman yang autotrof. Aklimatiasi dilakukan
dengan memindahkan eksplan keluar dari ruangan aseptic ke bedeng. Pemindahan
dilakukan secara hati-hati dan bertahap, yaitu dengan memberikan sungkup.
Sungkup digunakan untuk melindungi bibit dari udara luar dan serangan hama
penyakit karena bibit hasil kultur jaringan sangat rentan terhadap serangan
hama penyakit dan udara luar. Setelah bibit mampu beradaptasi dengan lingkungan
barunya maka secara bertahap sungkup dilepaskan dan pemeliharaan bibit
dilakukan dengan cara yang sama dengan pemeliharaan bibit generatif.
Aklimatisasi. Dapat dilakukan di rumah kaca, rumah kasa atau pesemaian, yang
kondisinya (terutama kelembaban) dapat dikendalikan.(sepdianluri@yahoo.com)
III. METODOLOGI
3.1.Tempat dan Waktu
Praktikum
pengantar bioteknologi dilaksanakan pada hari jumat tanggal 11 Maret 2011 pukul
13.30 - selesai WITA ,bertempat di gedung Pusa Kegiatan t Penelitian
Universitas Hasanuddin Makassar.
3.2. Alat dan Bahan
Adapun alat yang
digunakan adalah :
1.botol kultur
2.laminair air flow
3.autoclave
4. Aluminium foil
5.erlenmeyer
6. Timbangan analitik
7. Cawan petri
8. Gelas ukur
9 .oven
3.3 Prosedur Kerja
1. Persiapkan diri dengan memakai jas lab. sebelum masuk
laboratorium hingga
praktikum selesai,
dan tidak lupa untuk membawa peralatan tulis
untuk
mencatat
2. Persiapkan diri untuk melakukan kunjungan ke laboratorium
Bioteknologi.
3. Perhatikan dan catat semua keterangan yang diberikan oleh
dosen pendamping ketika pengenalan alat-alat yang akan digunakan dalam
praktikum pengenalan alat-alat lab. umum.
4. Setelah
pengenalan dan penjelasan cara kerja alat-alat praktikum, siapkan
alat-alat lain
yang akan digunakan untik mengisi penuntun.
5. Sterilkan tangan
kita dengan menyemprotkan tissue.
6. Rapikan dan
simpan alat-alat yang telah diperlihatkan .
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Hasil
praktikum alat-alat pengenalan alat-alat laboratorium pengantar bioteknologi
pertanian adalah sebagai berikut :
Gambar 1.Botol kultur Gambar 2. Wrapping
plastik
Gambar
3. Cawan petridish
Gambar 4. Laminar air flow
Gambar 5. Autoclave Gambar 6. Aluminium
foil
Gambar 7.Hot plate
Gambar 8. Oven
Gambar 9. Rak kultur Gambar 10. Planlet
4.2 Pembahasan
4.2.1 Botol Kultur
Pada
gambar satu merupakan alat botol kultur dan penutupnya. Botol kultur merupakan
tempat untuk menkulturkan atau menanam eksplan. Pada umumnya dalam budidaya
jaringan yang biasa digunakan sebagai penutup botol kultur adalah aluminium
foil. Aluminium foil dipotong persegi dan ukuran potongan aluminium foil dibuat
sedemikian rupa sehingga aluminium foil tersebut menutupi bagian terbuka dari
botol kultur sampai 2 inchi ke bawah pada tepi botol kultur atau wadah lainnya.
Dan untuk lebih merapatkan penutupan dapat dipakai karet gelang. Aluminium foil
tahan panas sehingga pada saat pembuatan media setelah media dimasukkan ke
dalam botol dan kemudian disterilkan dengan menggunakan autoclaf maka dengan
aluminium foil ini tidak masalah karena aluminium foil sifatnya tahan panas (
Wetherel, D. F. 1982 ).
4.2.2 Wrapping Plastik
Pada gambar kedua merupakan wrapping plastik. Wrapping
plastik adalah suatu alat yang berfungsi untuk menutup media atau botol kultur
agar tidak terkontaminasi oleh cendawan, terkadang juga digunakan untuk penutup
parsel atau buah-buahan. Dengan adanya plastik ini media akan bebas dari
serangan cendawan (Suryowinoto, 1991 ).
4.2.3 Cawan Petridish
Pada gambar ketiga merupakan alat cawan petridish. Cawan
petridish adalah sebuah wadah yang bentuknya bundar dan terbuat dari plastik
atau kaca yang digunakan untuk membiakkan sel. Cawan Petri selalu berpasangan,
yang ukurannya agak kecil sebagai wadah dan yang lebih besar merupakan
tutupnya. Alat ini digunakan sebagai wadah untuk penyelidikan tropi dan juga
untuk mengkultur bakteri, khamir, spora, atau biji-bijian. Cawan Petri plastik
dapat dimusnahkan setelah sekali pakai untuk kultur bakteri. Cawan Petri
plastik dapat dimusnahkan setelah sekali pakai untuk kultur bakteri, terbuat
dari kaca atau plastik yang berbentuk silider, yang digunakan untuk membiakan
bakteri. Dan Fungsi dari cawan petri adalah sebagai media perkembangan
mikroorganisme (Hallmann, 2001 ).
4.2.4 Laminar Air
Flow
Pada gambar keempat merupakan laminar air flow. Laminar air
flow adalah suatu alat yang digunakan dalam pekerjaan : persiapan bahan
tanaman, penanaman, dan pemindahan tanaman dari sutu botol ke botol yang lain
dalam kultur in vitro. Alat ini diberi nama Laminar Air Flow Cabinet, karena
meniupkan udara steril secara kontinue melewati tempat kerja sehingga tempat
kerja bebas dari, debu dan spora-spora yang mungkin jatuh kedalam media, waktu
pelaksanaan penanaman. Aliran udara berasal dari udara ruangan yang ditarik ke
dalam alat melalui filter pertama (pre-filter), yang kemudian ditiupkan keluar
melalui filter yang sangat halus yang disebut HEPA (High efficiency Particulate
Air FilterI), dengan menggunakan blower. Fungsi laminar air flow iniI untuk
menanam eksplan ke dalam botol dalam kondisi steril atau melakukan sub kultur
yang dilengkapi dengan blower dan lampu UV ( Wetherel, D. F. 1982 ).
4.2.5 Autoclave
Pada gambar kelima merupakan autoclave. Autoclave adalah
salah satu jenis pressure vessel yang berfungsi untuk menampung udara panas
bertekanan. Autoclave digunakan untuk mensterilkan alat-alat biotek seperti
tip, e-tube, mortar pestle, dan lain-lain. Selain itu alat ini juga digunakan
untuk mensterilkan media, baik media agar atau pun media cair. Juga dapat
digunakan untuk sterilisasi tanah atau kompos yang akan digunakan untuk media
tanaman. Pada umumnya, tangki ini
terdiri dari bagian bodi shell yaitu bagian silinder dari tangki, bagian tutup
heads yang merupakan penutup tangki, dan nozzle yang merupakan sebuah pipa yang
menjadi jalur masuk dan keluarnya fliuda (Hallmann, 2001).
4.2.6 Aluminium
Foil
Pada gambar ke-enam merupakan aluminium foil. Aluminium foil
adalah lembaran aluminium tipis yang dapat dipakai untuk berbagai macam
aplikasi memasak ataupun lainnya. Salah satu keuntungan dari menggunakan
aluminium foil adalah karena sifatnya yang dapat digunakan kembali hingga
beberapa kali. emula aluminium foil lebih banyak dipakai sebagai penahan
tampias atau kebocoran atap dari hujan. Tapi, kemudian dikembangkan juga
sekaligus sebagai penepis panas. Di sejumlah negara bahan bangunan ini banyak
dijadikan pilihan penepis radiasi panas. Salah satunya Australia. Di negeri ini
standar bangunan yang layak ditempati adalah yang menggunakan aluminium foil.
Proses kerjanya, panas matahari dari luar dipantulkan oleh sisi pertama
aluminium foil sebesar 97 persen, sisanya dihambat gelembung udara tersebut.
Dengan demikian panas matahari sulit masuk ke dalam ruangan yang telah dilapisi
retroshield (Anonim, 2011 ).
4.2.7 Hot Plate
Pada gambar ketujuh merupakan alat hot plate. Hot plate
adalah suatu alat yang berfungsi untuk homogen dan juga untuk pemanas. Hot
plate juga merupakan alat untuk mencampur/ meramu dan memasak media kultur. Hot
plate digunakan untuk memasak/ meramu segala macam bahan nutrisi dengan
melibatkan pengaduk dan pemanas. Pengadukan dan pemanas yang dihasilkan oleh
alat ini bersumber pada energi listrik. Besarnya kecepatan pengaduk dan
pemanasan dapat diatur berdasarkan keperluan (Suryowinoto, 1991 ).
4.2.8 Oven
Pada gambar kedelapan merupakan oven. Yang dimaksud dengan
oven adalah salah satu mesin yang digunakan sebagai mesin pengering berbagai
komoditas bahan, dilengkapi dengan alat kontrol suhu otomatis, sehingga suhu
pengeringan dapat diatur dan dikendalikan secara otomatis. Rangka mesin
pengering terbuat dari plat besi kotak sedangkan seluruh body dibuat dari plat
stainless steel food grade (khusus makanan) yang difinishing sehingga mengkilap
dan elegan. Mesin oven kapasitas mini (skala lab.) digunakan sebagai mesin
pengering, pemanas, pengembang aneka produk pertanian dan makanan Anda.
Beberapa komoditas yang dapat dikeringkan dengan mesin bisnis ini antara lain:
sale pisang, ikan, tanaman obat (herba) (Anonim, 2011 ).
4.2.9 Rak kultur
Pada gambar kesepuluh merupakan rak kultur. Yang dimaksud
dengan rak kultur adalah tempat yang bersusun biasanya digunakan sebagai tempat
planlet atau hasil kultur. Rak kultur dalam suatu laboratorium dipisahkan agar
mengurangi terkontaminasinya bakteri atau jamur dengan media. Rak kultur
biasanya disimpan berjajar dengan rak–rak yang lainnya agar mudah mengamati
media yang dikultur (anonim, 2011).
4.2.10 Planlet
Pada gambar 10 merupakan planlet. Yang dimaksud dengan
planlet adalah bibit hasil perbanyakan secara generatif. Biasanya planlet di
tempatkan pada botol kultur atau tempat yang sejenis. Planlet biasanya sering
di jumpai dilaboratorium. Planlet
berfungsi sebagai media penelitian khususnya dibidang pertanian (anonim, 2011).
V PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan dapat ditarik
kesimpulan bahwa ada berbagai macam jenis alat-alat laboratorium kultur
jaringan, antara lain: laminar air flowcabinet, gutkass, rotaring shaker,
autoklaf, timbangan analitik, centrifuge, Erlenmeyer,gelas ukur, petridish,
gelas piala, refrigerator, tabung reaksi, corong, mikroskopbinokuler, pipet
tetes, pengaduk, jarum injeksi, pinset, lampu spritus, biks alcohol,spriyer,
sesuai dengan fungsinya masing-masing.
5.2 saran
Dalam memberikan penjelasan hendaknya tidak terlalu cepat
karena kami sebagai praktikan harus menulis fungsi dari alat tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2008. Proses Atau Skematis Kultur
Jaringan.http://id.answers.yahoo.com.htm. Diakses pada
tanggal 12
Maret 2011.
Anonim. 2008. Teknik Kultur Jaringan
http://www.bbpp-lembang.info.htm.
Diakses pada tanggal 12 Maret 2011.
Hendra, T. 2007. Kultur Jaringan.
http://lelos66.blog.friendster.com.htm. Diakses
pada tanggal 12 Maret 2011.
Rahardja, P.E. 1988. Kultur Jaringan Teknik Perbanyakan
Tanaman Secara
Modern. Panebar Swadaya. Jakarta
Wetherel, D.F. 2008. Propagasi Tanaman Secara In Vitro.
Avery Publishing
Group Inc. New Jersey.
Terimakasih Sobat,, sudah berkunjung, jangan lupa di like yah atau tinggalkan pesan anda di kolom facebook paling bawah.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !