Headlines News :
Home » » Laporan Pengenalan alat lab

Laporan Pengenalan alat lab

Written By Al Az Ari on Kamis, 08 Januari 2015 | 10.42



I. PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Kultur jaringan merupakan suatu metode untuk mengisolasi bagian dari tanaman seperti protoplasma, sel, sekelompok sel, jaringan maupun organ , serta menumbuhkannya dalam keadaan aseptik, sehingga bagian-bagian tersebut dapat memperbanyak diri dan beregenerasi menjadi tanaman utuh kembali Konsep awal dari kultur jarngan adalah diketahuinya kemempuan totipotensi dari sel tumbuhan. Totipotensi sel (Total Genetic Potential), artinya setiap sel memiliki potensi genetik seperti zigot yaitu mampu memperbanyak diri dan berediferensiasi menjadi tanaman lengkap.Lingkungan aseptic sebagai salah satu syarat utama suksesnya kegiatan kultur jaringan perlu diterapkan dengan sungguh-sungguh (Sany, 2007).
Untuk itu perlu adanya usaha sterilisasi peralatan yang akan digunakan dalam proses kultur.Tidak hanya terbatas pada peralatan, namun ruangan yang akan digunakan pun harus dalam kondisi aseptic. Tujuan utama dari sterilisasi ruangan maupun peralatan kultur pada dasarnya untuk menghindari kontaminasi oleh mikro organisme yang ada di peralatan maupun di udara bebas sekitar ruangan. Perlakuan tersebut mutlak dilakukan terutapa pada ruang penabur atau tempat yang digunakan untuk penanaman eksplan.Perbanyakan tanaman dengan system kultur jaringan dilaksanakan didalam suatulaboratorium yang aseptic dengan peralatan seperti pada laboratorium mikrobiologi. Selainitu, dapat juga digunakan peralatan sederhana seperti lemari penabur buatan sendiri ataupundengan peralatan laboratorium kultur jaringan khusus yang lebih canggih seperti lamina air flow cabinet.Untuk menghasilkan bibit secara in vitro, ada beberapa permasalahan yang perluditeliti yaitu mulai dari cara budidaya, eksplan yang digunakan sampai dengan enzim yangdigunakan untuk fusi protoplas. (Sany, 2007).
Eksplant merupakan bahan tanaman yang dipakai untuk perbanyakan tanaman dengan system kultur jaringan, misalnya jaringan meristem tunas ataudaun muda, kepala sari atau tepung sari, putik lembaga (endosperm) atau embrio, kotiledonatau hipokotil.Selain itu juga, yang harus diteliti dan diperhatikan ialah bahan sterilisasinya,kandungan unsure kimia dalam media, hormone yang digunakan, substansi organic yangditambahkan, dan terang atau gelapnya saat inkubasi.Kultur jaringan dalam bahasa asing disebut tissue culture, weetsel culture atau gewebekultur. kemampuan totipotensi. Totipotensi ialaemampuan setiap sel, dari mana saja sel tersebut diambil, dan apabila ditekan dalamlingkungan yang sesuai akan dapat tumbuh menjadi tanaman yang sempurna.Manfaat utama dari kultur jaringan ialah untuk mendapatkan tanaman baru dalam jumlah banyak dan dalam waktu relatif singkat, yang mempunyai sifat fisiologis danmorfologis sama persis dengan tanaman induknya( Gunawan, 1988).
1.2 Tujuan  dan Kegunaan
 Tujuan dari praktikum ini adalah agar mengetahui alat-alat laboratorium kultur jaringan, serta fungsiya.
Kegunaan dari praktikum ini adalah untuk mengurangi terjadinya suatu kesalahan dalam penggunaan alat-alat lab dalam kultur jaringan.





II. TINJAUAN PUSTAKA
Dalam 20 tahun terakhir ini, Ratusan juta tanaman diperbanyak melalui teknik mikropropagasi atau untuk lebih spesifik lagi melalui teknik in vitro setiap tahun di seluruh dunia. Karena teknik ini dipandang sebagai teknik yang dapat dibisniskan dan dibandingkan dengan perbanyakan tanaman secara konvensional. Perbanyakan tanaman melalui mikropropagasi memiliki banyak kelebihan. Untuk memperbanyak tanaman tertentu yang sulit atau sangat lambat diperbanyak secara konvensional, perbanyakan tanaman secara mikropropagasi menawarkan peluang besar untuk menghasilkan jumlah bibit tanaman yang banyak dalam waktu relatif singkat sehingga lebih ekonomis (Gunawan, 1988). 
Dalam bidang pertanian sendiri, penggunaan teknik ini sangat berpengaruh besar dan mengalami banyak kemajuan meliputi hal-hal sbb :
1. Produksi tanaman bebas pathogen
2. Produksi bahan-bahan farmasi
3. Pelestarian plasma nutfah
4. Pemuliaan tanaman dan rekayasa genetika
5. Perbanyakan klonal tanaman dengan cepat.
Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya, manfaat utama dari teknik ini adalah untuk perbanyakan vegetatif tanaman yang permintaanya tinggi tetapi pasokannya rendah, karena laju perkembangannya dianggap lambat. Produsen benih dapat memanfaatkan teknik ini untuk memperbanyak tanaman tertua dari galur murni tertntu dalam jumlah besar, yang nantinya digunakan untuk memproduksi benih hibrida. Namun perlu diingat bahwa tanaman yang diperbanyak melalui teknik ini harus true-to- type, artinya sifat-sifat tanaman baru harus sama dengan tanaman induk atau tanaman sumber eksplan (Sany, 2007).
Perbanyakan tanaman dengan mikrorpopagasi dilaksanakan dalam suatu laboratorium yang aseptik. Laboratorium ini berfungsi untuk mengkondisikan kultur dalam suhu dan pencahayaan terkontrol yang dilengkapi dengan alat dan bahan untuk pembuatan media, penanaman, serta pemindahan kultur, yang harus dilakukan dalam keadaan steril. Disamping sebuah laboratorium, juga memerlukan rumah kaca untuk aklimatisasi planlet dari botol-botol ke lingkungan eksternal.Hal utama yang harus diperhatikan dalam teknik ini adalah komposisi media bagi pertumbuhan eksplan. Media tumbuh ini memang sangat berpengaruh besar dalam terhadap pertumbuhan dan perkambangan eksplan serta bibit yang yang dihasilkannya. Oleh karena itu, macam-macam media telah banyak ditemukan sehingga jumlahnya cukup banyak. Selain media tumbuh, masih banyak lagi faktor-faktor yang berpengaruh dalam proses mikropropagasi . ( Gunawan 1988)
Tahapan yang dilakukan dalam perbanyakan tanaman dengan teknik kultur jaringan adalah:
1. Pembuatan Media
Media merupakan faktor utama dalam perbanyakan dengan kultur jaringan. Komposisi media yang digunakan tergantung dengan jenis tanaman yang akan diperbanyak. Media yang digunakan biasanya terdiri dari garam mineral unsur hara makro dan unsur hara mikro, vitamin, dan Zat pengatur tumbuh (hormon). Selain itu, diperlukan juga bahan tambahan seperti agar, gula, agar, arang aktif, bahan organik .Media yang sudah jadi ditempatkan pada tabung reaksi atau botol-botol kaca. Media yang digunakan juga harus disterilkan dengan cara memanaskannya dengan autoklaf.

2. Inisiasi
inisiasiInisiasi adalah pengambilan eksplan atau bahan tanam dari bagian tanaman indukan untuk kemudian dikulturkan. Bagian tanaman yang sering digunakan untuk kegiatan kultur jaringan adalah tunas, ujung akar, bunga, serbuk sari, batang.
3. Sterilisasi
Sterilisasi artinya terbebas dari sumer-sumber kntaminan penyebab kontaminasi. Dan bahwa segala kegiatan dalam kultur jaringan harus dilakukan di empat yang steril, yaitu di laminar flow dan menggunakan alat-alat yang juga steril. Sterilisasi juga dilakukan terhadap peralatan, yaitu menggunakan alkohol yang disemprotkan secara merata pada peralatan yang digunakan. Sterilisasi bukan hanya pada peralatan atau eksplan saja melainkan pada pekerja yang melakukan kultur.
4. Multiplikasi
Multiplikasi adalah kegiatan memperbanyak calon tanaman dengan menanam eksplan atau propagul pada media. Media pada multiplikasi biasanya disesuaikan dengan kebutuhan yang akan dicapai. Contohnya untuk menumbuhkan tunas-tunas pada media tersebut dapat ditambahkan zpt golongan sitokinin. Kegiatan ini dilakukan di laminar flow untuk menghindari adanya kontaminasi yang menyebabkan gagalnya pertumbuhan eksplan. Tabung reaksi yang telah ditanami ekplan diletakkan pada rak-rak dan ditempatkan di tempat yang steril dengan suhu kamar.
5. Pengakaran
Pengakaran adalah fase dimana eksplan akan menunjukkan adanya pertumbuhan akar yang menandai bahwa proses kultur jaringan yang dilakukan mulai berjalan dengan baik. Untuk perakaran digunakan media MS + NAA. Proses perakaran pada umumnya berlangsung selama 1 bulan. Planlet (tunas yang telah berakar) diaklimatisasikan sampai bibit cukup kuat untuk ditanam dilapangan.Pengamatan dilakukan setiap hari untuk melihat pertumbuhan dan perkembangan akar serta untuk melihat adanya kontaminasi oleh bakteri ataupun jamur. Eksplan yang terkontaminasi akan menunjukkan gejala seperti berwarna putih atau biru (disebabkan jamur) atau busuk (disebabkan bakteri).
6. Aklimatisasi
Aklimatisasi adalah kegiatan mengadaptasikan tanaman atau mengkondisikan tanaman dari yang semula kondisinya terkendali ke kondisi yag tak terkendali, untuk menjadi tanaman yang autotrof. Aklimatiasi dilakukan dengan memindahkan eksplan keluar dari ruangan aseptic ke bedeng. Pemindahan dilakukan secara hati-hati dan bertahap, yaitu dengan memberikan sungkup. Sungkup digunakan untuk melindungi bibit dari udara luar dan serangan hama penyakit karena bibit hasil kultur jaringan sangat rentan terhadap serangan hama penyakit dan udara luar. Setelah bibit mampu beradaptasi dengan lingkungan barunya maka secara bertahap sungkup dilepaskan dan pemeliharaan bibit dilakukan dengan cara yang sama dengan pemeliharaan bibit generatif. Aklimatisasi. Dapat dilakukan di rumah kaca, rumah kasa atau pesemaian, yang kondisinya (terutama kelembaban) dapat dikendalikan.(sepdianluri@yahoo.com)




III. METODOLOGI
3.1.Tempat dan Waktu
                Praktikum pengantar bioteknologi dilaksanakan pada hari jumat tanggal 11 Maret 2011 pukul 13.30 - selesai WITA ,bertempat di gedung Pusa Kegiatan t Penelitian Universitas Hasanuddin Makassar.
3.2.  Alat dan Bahan
  Adapun alat yang digunakan adalah :
1.botol kultur
2.laminair air flow
3.autoclave
4. Aluminium foil
5.erlenmeyer
6. Timbangan analitik
7. Cawan petri
8. Gelas ukur
9 .oven
3.3  Prosedur Kerja
1. Persiapkan diri dengan memakai jas lab. sebelum masuk laboratorium  hingga
    praktikum selesai, dan tidak lupa untuk membawa peralatan tulis     untuk   
    mencatat
2. Persiapkan diri untuk melakukan kunjungan ke laboratorium Bioteknologi.
3. Perhatikan dan catat semua keterangan yang diberikan oleh dosen pendamping ketika pengenalan alat-alat yang akan digunakan dalam praktikum pengenalan alat-alat lab. umum.
4.    Setelah pengenalan dan penjelasan cara kerja alat-alat praktikum, siapkan
       alat-alat lain yang akan digunakan untik mengisi penuntun.
5.    Sterilkan tangan kita dengan menyemprotkan tissue.
6.    Rapikan dan simpan alat-alat yang telah diperlihatkan .
















IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
                                Hasil praktikum alat-alat pengenalan alat-alat laboratorium pengantar bioteknologi pertanian adalah sebagai berikut :


 






                   Gambar 1.Botol kultur                      Gambar 2. Wrapping plastik

 





                Gambar 3. Cawan petridish                   Gambar 4. Laminar air flow











 



                       Gambar 5. Autoclave                          Gambar 6. Aluminium foil







                      Gambar 7.Hot plate                                 Gambar 8. Oven








                      Gambar 9. Rak kultur                         Gambar 10. Planlet
4.2 Pembahasan
4.2.1 Botol Kultur
                Pada gambar satu merupakan alat botol kultur dan penutupnya. Botol kultur merupakan tempat untuk menkulturkan atau menanam eksplan. Pada umumnya dalam budidaya jaringan yang biasa digunakan sebagai penutup botol kultur adalah aluminium foil. Aluminium foil dipotong persegi dan ukuran potongan aluminium foil dibuat sedemikian rupa sehingga aluminium foil tersebut menutupi bagian terbuka dari botol kultur sampai 2 inchi ke bawah pada tepi botol kultur atau wadah lainnya. Dan untuk lebih merapatkan penutupan dapat dipakai karet gelang. Aluminium foil tahan panas sehingga pada saat pembuatan media setelah media dimasukkan ke dalam botol dan kemudian disterilkan dengan menggunakan autoclaf maka dengan aluminium foil ini tidak masalah karena aluminium foil sifatnya tahan panas ( Wetherel, D. F. 1982 ).
4.2.2 Wrapping Plastik
Pada gambar kedua merupakan wrapping plastik. Wrapping plastik adalah suatu alat yang berfungsi untuk menutup media atau botol kultur agar tidak terkontaminasi oleh cendawan, terkadang juga digunakan untuk penutup parsel atau buah-buahan. Dengan adanya plastik ini media akan bebas dari serangan cendawan (Suryowinoto, 1991 ).
4.2.3 Cawan Petridish
Pada gambar ketiga merupakan alat cawan petridish. Cawan petridish adalah sebuah wadah yang bentuknya bundar dan terbuat dari plastik atau kaca yang digunakan untuk membiakkan sel. Cawan Petri selalu berpasangan, yang ukurannya agak kecil sebagai wadah dan yang lebih besar merupakan tutupnya. Alat ini digunakan sebagai wadah untuk penyelidikan tropi dan juga untuk mengkultur bakteri, khamir, spora, atau biji-bijian. Cawan Petri plastik dapat dimusnahkan setelah sekali pakai untuk kultur bakteri. Cawan Petri plastik dapat dimusnahkan setelah sekali pakai untuk kultur bakteri, terbuat dari kaca atau plastik yang berbentuk silider, yang digunakan untuk membiakan bakteri. Dan Fungsi dari cawan petri adalah sebagai media perkembangan mikroorganisme (Hallmann, 2001 ).
4.2.4      Laminar Air Flow
Pada gambar keempat merupakan laminar air flow. Laminar air flow adalah suatu alat yang digunakan dalam pekerjaan : persiapan bahan tanaman, penanaman, dan pemindahan tanaman dari sutu botol ke botol yang lain dalam kultur in vitro. Alat ini diberi nama Laminar Air Flow Cabinet, karena meniupkan udara steril secara kontinue melewati tempat kerja sehingga tempat kerja bebas dari, debu dan spora-spora yang mungkin jatuh kedalam media, waktu pelaksanaan penanaman. Aliran udara berasal dari udara ruangan yang ditarik ke dalam alat melalui filter pertama (pre-filter), yang kemudian ditiupkan keluar melalui filter yang sangat halus yang disebut HEPA (High efficiency Particulate Air FilterI), dengan menggunakan blower. Fungsi laminar air flow iniI untuk menanam eksplan ke dalam botol dalam kondisi steril atau melakukan sub kultur yang dilengkapi dengan blower dan lampu UV ( Wetherel, D. F. 1982 ).
4.2.5      Autoclave
Pada gambar kelima merupakan autoclave. Autoclave adalah salah satu jenis pressure vessel yang berfungsi untuk menampung udara panas bertekanan. Autoclave digunakan untuk mensterilkan alat-alat biotek seperti tip, e-tube, mortar pestle, dan lain-lain. Selain itu alat ini juga digunakan untuk mensterilkan media, baik media agar atau pun media cair. Juga dapat digunakan untuk sterilisasi tanah atau kompos yang akan digunakan untuk media tanaman.  Pada umumnya, tangki ini terdiri dari bagian bodi shell yaitu bagian silinder dari tangki, bagian tutup heads yang merupakan penutup tangki, dan nozzle yang merupakan sebuah pipa yang menjadi jalur masuk dan keluarnya fliuda (Hallmann, 2001).
4.2.6      Aluminium Foil
Pada gambar ke-enam merupakan aluminium foil. Aluminium foil adalah lembaran aluminium tipis yang dapat dipakai untuk berbagai macam aplikasi memasak ataupun lainnya. Salah satu keuntungan dari menggunakan aluminium foil adalah karena sifatnya yang dapat digunakan kembali hingga beberapa kali. emula aluminium foil lebih banyak dipakai sebagai penahan tampias atau kebocoran atap dari hujan. Tapi, kemudian dikembangkan juga sekaligus sebagai penepis panas. Di sejumlah negara bahan bangunan ini banyak dijadikan pilihan penepis radiasi panas. Salah satunya Australia. Di negeri ini standar bangunan yang layak ditempati adalah yang menggunakan aluminium foil. Proses kerjanya, panas matahari dari luar dipantulkan oleh sisi pertama aluminium foil sebesar 97 persen, sisanya dihambat gelembung udara tersebut. Dengan demikian panas matahari sulit masuk ke dalam ruangan yang telah dilapisi retroshield (Anonim, 2011 ).
4.2.7      Hot Plate
Pada gambar ketujuh merupakan alat hot plate. Hot plate adalah suatu alat yang berfungsi untuk homogen dan juga untuk pemanas. Hot plate juga merupakan alat untuk mencampur/ meramu dan memasak media kultur. Hot plate digunakan untuk memasak/ meramu segala macam bahan nutrisi dengan melibatkan pengaduk dan pemanas. Pengadukan dan pemanas yang dihasilkan oleh alat ini bersumber pada energi listrik. Besarnya kecepatan pengaduk dan pemanasan dapat diatur berdasarkan keperluan (Suryowinoto, 1991 ).
4.2.8      Oven
Pada gambar kedelapan merupakan oven. Yang dimaksud dengan oven adalah salah satu mesin yang digunakan sebagai mesin pengering berbagai komoditas bahan, dilengkapi dengan alat kontrol suhu otomatis, sehingga suhu pengeringan dapat diatur dan dikendalikan secara otomatis. Rangka mesin pengering terbuat dari plat besi kotak sedangkan seluruh body dibuat dari plat stainless steel food grade (khusus makanan) yang difinishing sehingga mengkilap dan elegan. Mesin oven kapasitas mini (skala lab.) digunakan sebagai mesin pengering, pemanas, pengembang aneka produk pertanian dan makanan Anda. Beberapa komoditas yang dapat dikeringkan dengan mesin bisnis ini antara lain: sale pisang, ikan, tanaman obat (herba) (Anonim, 2011 ).
4.2.9      Rak kultur
Pada gambar kesepuluh merupakan rak kultur. Yang dimaksud dengan rak kultur adalah tempat yang bersusun biasanya digunakan sebagai tempat planlet atau hasil kultur. Rak kultur dalam suatu laboratorium dipisahkan agar mengurangi terkontaminasinya bakteri atau jamur dengan media. Rak kultur biasanya disimpan berjajar dengan rak–rak yang lainnya agar mudah mengamati media yang dikultur (anonim, 2011).
4.2.10    Planlet
Pada gambar 10 merupakan planlet. Yang dimaksud dengan planlet adalah bibit hasil perbanyakan secara generatif. Biasanya planlet di tempatkan pada botol kultur atau tempat yang sejenis. Planlet biasanya sering di jumpai  dilaboratorium. Planlet berfungsi sebagai media penelitian khususnya dibidang pertanian (anonim, 2011).







V PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan bahwa ada berbagai macam jenis alat-alat laboratorium kultur jaringan, antara lain: laminar air flowcabinet, gutkass, rotaring shaker, autoklaf, timbangan analitik, centrifuge, Erlenmeyer,gelas ukur, petridish, gelas piala, refrigerator, tabung reaksi, corong, mikroskopbinokuler, pipet tetes, pengaduk, jarum injeksi, pinset, lampu spritus, biks alcohol,spriyer, sesuai dengan fungsinya masing-masing.
5.2 saran
Dalam memberikan penjelasan hendaknya tidak terlalu cepat karena kami sebagai praktikan harus menulis fungsi dari alat tersebut.
















DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2008. Proses Atau Skematis Kultur
Jaringan.http://id.answers.yahoo.com.htm. Diakses pada tanggal 12
Maret 2011.
Anonim. 2008. Teknik Kultur Jaringan http://www.bbpp-lembang.info.htm.
Diakses pada tanggal 12 Maret 2011.
Hendra, T. 2007. Kultur Jaringan. http://lelos66.blog.friendster.com.htm. Diakses
pada tanggal 12 Maret 2011.
Rahardja, P.E. 1988. Kultur Jaringan Teknik Perbanyakan Tanaman Secara
Modern. Panebar Swadaya. Jakarta
Wetherel, D.F. 2008. Propagasi Tanaman Secara In Vitro. Avery Publishing
Group Inc. New Jersey.




Terimakasih Sobat,, sudah berkunjung, jangan lupa di like yah atau tinggalkan pesan anda di kolom facebook paling bawah.
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

jadilah bagian dari seribu orang yang menyukai blog ini, dengan mengikuti kami di Laman Facebook. Budidaya Pertanian, mengenai kritik dan saran kami sangat mengharapkan demi sempurnanya informasi yang kami sampaikan
 
Support : Facebook: AL AZ ARI/'>Ari Sandria | Agronomi Template
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. AGRONOMI UNHAS - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Mas Template